01 - Penghianatan di Depan Mata

764 Words
Alana [Arkan, besok jadwal aku check up.] [Kamu ada waktu nggak buat anterin aku ke rumah sakit?] [Aku janjian sama Dokter Pras jam delapan, soalnya jam sembilan dia ada urusan.] Arkan [Aduh … nggak bisa dong, sayang. Besok aku ada meeting sampai malam. Kayaknya malah nggak bisa ketemu kamu sama sekali karena pasti aku bakalan pulang telat.] Alana [Yah … sayang banget.] [Padahal besok anniv kita yang kedua, kan? Niatnya aku pengen jalan sama kamu habis check up. Aku udah izin juga sama Papa.] Arkan [Next time, ya, sayang, aku usahakan. Kalau besok, aku benar-benar nggak bisa. Maaf banget.] “Totalnya jadi dua ratus enam belas ribu ya, Kak,” ucap seorang kasir supermarket yang selesai menghitung belanjaan Alana. Alana mengangguk. “Bisa pakai QRIS kan, Mbak?” “Bisa.” Alana segera mengarahkan kamera ponselnya untuk men-scanning barkot di dekat meja kasir. Selesai melakukan p********n, ia memasukkan benda pipih itu dan mengambil barang belanjaannya. Hari ini, ia berniat untuk membuat kejutan untuk kekasihnya. Ini adalah hari jadi mereka yang kedua. Namun, Arkan justru harus lembur sehingga tidak bisa merayakannya bersama Alana. Dibanding meratapi kesendiriannya di hari peringatan penting ini, Alana memilih untuk mengeluarkan lebih banyak effort-nya untuk dapat tetap merayakannya bersama dengan Arkan. Usai dari minimarket dan toko kue, Alana menuju ke sebuah apartemen di pusat Kota Jakarta. Sudah hampir tiga minggu sejak kedatangannya terakhir kali ke gedung ini. Beberapa waktu terakhir, Arkan memang sedang sibuk dengan usaha yang mereka rintis bersama, sehingga intensitas pertemuan mereka pun mulai berkuang. Alana tidak mempermasalahkan itu. Ia tahu, apapun yang Arkan lakukan adalah untuk kebaikan mereka. Jadi, sebagai ganti karena Alana yang tidak bisa membantu Arkan mengelola bisnis mereka, kali ini Alana akan berusaha untuk menyenangkan hati Arkan dengan memberinya kejutan. “Andai saja aku nggak sakit-sakitan dan mudah lelah, pasti aku bisa bantuin Arkan lebih banyak. Jadi, dia nggak akan sesibuk ini dan kami bisa menghabiskan lebih banyak waktu bersama,” gumam Alana saat berada di dalam lift yang membawanya menuju ke unit milik sang kekasih. Ting Begitu pintu terbuka, Alana segera melangkah pasti. Ia sudah dua tahun berpacaran dengan Arkan. Ia tahu pin apartemen pria itu. Ia masuk, tujuan utamanya adalah dapur. Ia ingin menyiapkan makan malam spesial untuk menyambut kepulangan Arkan. Ia bahkan juga sudah membeli sebuah kue dan lilin untuk memeriahkan perayaan hari jadi mereka. Namun, baru saja Alana sampai di ambang pintu penghubung ruang tengah dengan dapur, ia melihat sesuatu yang mengejutkannya. “Arkan bilang dia meeting hari ini. Apa aku salah lihat?” Sayangnya, semua tampak terlalu nyata. Beberapa detik Alana terdiam, sampai dua orang yang asyik b******u sambil memasak itu akhirnya menyadari kehadirannya. “Alana?” Suara itu membuat Alana semakin yakin jika ini bukan sekadar khayalannya saja. Ia langsung menjatuhkan kantong-kantong belanjaan yang tadi ia bawa. Dan saat pria itu mendekat, meraih lengannya, Alana menempisnya dengan kasar. “Aku bisa jelasin semuanya,” kata Arkan berusaha membela diri. Namun, apa lagi yang perlu dijelaskan, setelah Alana melihat kemesraan kekasihnya itu dengan wanita lain, menggunakan kedua bola matanya sendiri? “Jadi, kamu menolak mengantar aku check up karena ini? Ini yang kamu bilang sibuk meeting itu?” tanya Alana. Suaranya terdengar datar dan begitu dingin. Meski demikian, hatinya bergejolak, sekuat tenaga ia menahan diri untuk tidak tampak menyedihkan di depan mereka. Alana menoleh. Ia menyadari wanita yang sedang bersama Arkan itu bukanlah orang asing. Wajahnya bisa dengan sangat mudah Alana kenali karena dia adalah seorang selebgram yang cukup memiliki nama. Dan, ini bukan kali pertama Alana melihatnya secara langsung. Keisha Inara adalah brand ambassador produk parfum milik Alana dan Arkan. “Harusnya aku sadar, kenapa dari dulu kamu ngotot mau jadiin dia sebagai brand ambassador Double A.” Berbeda dengan Arkan yang meminta Alana mendengar penjelasannya, Keisha justru datang dan bergelayut manja di lengan Arkan. Alana sangat terkejut melihat aksi wanita itu. Namun, ia lebih terkejut menyadari jika Arkan bahkan tidak sama sekali menghindar. “Jadi, benar, kan?” “Alana, dengar!” Arkan menyentuh lengan Alana dengan satu tangannya yang bebas. “Wajar kalau seorang pria merasa bosan. Apalagi, kita juga semakin jarang menghabiskan waktu bersama. Kamu tahu, kan, gimana kerja keras aku membangun Double A ini?” “Tapi bukan berarti itu bisa jadi alasan kamu buat selingkuh, Arkan!” “Kamu nggak ngerti. Karena selama ini kamu cuma terima beres. Justru Keisha yang selama ini bantuin aku. Tanpa dia, Double A nggak akan jadi sebesar sekarang,” ujar Arkan, seolah ia membenarkan hubungannya dengan selebgram cantik di sampingnya. “Kamu nggak mengelak kalau kamu ada hubungan spesial sama dia, Kan?”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD