Setelah makan, Pram mengantar kembali Mimi sampai rumah. Dia tak bisa lama-lama mampir karena masih ada beberapa hal yang harus di kerjakan. Jadilah dia hanya sempat berpamitan pada Mimi. Sepeninggal Pram, Mimi duduk di balai milik Bapaknya. Dibuka handphonenya yang sempat terlupakan tadi. Pram memang orang yang ramah dan menyenangkan, bersamanya selalu saja ada bahan obrolan yang terkadang membuat lawan bicaranya lupa waktu, tak hanya jago bicara karena dia juga tipikal pendengar yang baik, jadi ngobrol dengannya memang sangat menyenangkan dan biasanya omongannya selalu berisi. Mimi tak sadar bahwa sejak tadi ada beberapa pesan dari Vino juga panggilan tak terjawab. Mimi segera menelepon kembali Vino, tiga kali nada sambung akhirnya telepon diangkat Vino. "Kenapa Mas?" "Ka