Ben *** Suara ketukan di pintu membangunkan Ben dari tidurnya. Membuka mata perlahan, Ben menebak hari sudah siang, terlihat dari cahaya yang menembus masuk dari sela-sela gordennya. “Ben, ini Mami.” Kali ini ada suara yang menyertai ketukan pintu. “Masuk, Mi,” sahut Ben dengan suara parau bangun tidurnya. Dia kembali menutup mata. Badannya masih lelah. Dia baru tiba di rumah lewat tengah malam setelah mengantarkan Phoebe ke apartemen lebih dahulu. Langkah kaki mendekat disertai dengan telapak tangan Mami yang mampir di dahi Ben. “Kamu sakit?” Ben hanya tersenyum. Wajar Mami mengira dia sakit. Tak biasanya Ben bangun begitu siang. Dia berdeham lebih dulu, lalu perlahan membuka matanya lagi. “Nggak sakit kok, Mi. Cuma capek banget. Kemarin nyetir PP ke resort Ayah yang di Lembang. C