10

1482 Words
Alisa P.O.V "Lho Darka? Ngapain disini?" Tanya Bli Kadek saat melihat Darka sedang nonton tv bersama ku. "Lho ayah ngapain kesini?" Tanya Darka. Ayah?! Jangan-jangan Darka anaknya Bli Kadek!!! "Ayah kan temen kerja kakak nya Alisa. Kamu ngapain disini?" Tanya Bli Kadek. "Aku temen kuliahnya Alisa." Kata Darka. Okay disini terjadi plot twist guys!! "Lho? Bli ayah nya Darka?" Tanya ku kaget. "Iya, Lisa. Haduh saya kira Darka kemana akhir-akhir ini tiap siang keluar mulu bahkan abis kuliah bukannya pulang ini pergi dulu. Ngataunya ke kamu. Yaudah bli ga jadi khawatir kalo begini. Darka, bantu ayah jaga Lisa ya. Ayah percaya ke kamu." Kata Bli Kadek. "Siap ayah!" Kata Darka tersenyum. ??? "Lisa!" Panggil Darka. Aku langsung menengok dan memberikan tatapan seolah mengatakan 'kenapa?' "Makan diluar yuk!" Ajaknya yang ku jawab anggukan. "Gw siap-siap dulu. Bentar." Kata ku. "Huft kalo bentar biasanya lama sih dandannya." Kata Darka yang membuatku tertawa. "Pinter." Kataku singkat. Aku segera mengganti baju ku dengan sweater silver, kerudung pasmina broken white, celana jeans, dan sendal yang cukup simple dan nyaman untuk dipakai jalan. "Yuk!" Kata ku. "Ashiap! Foto dulu sini sama gw!" Kata Darka. Dia meletakan ponselnya disebelah ban motor lalu menyalakan timer. Kami duduk didepan kamera dan saling tersenyum. Setelah selesai, kami segera menuju ke tempat makan yang sudah sering kami datangi. "Nanti kenalan sama temen-temen gw juga ya. Mereka bawa ceweknya kok." Kata Darka yang ku jawab anggukan. "Dan satu lagi, kalo gw bilang lo cewek gw. Jangan ngebantah okay. Gw ga mau lo diganggu sama mereka." Kata Darka yang ku jawab anggukan lagi. "Eeuummm, tapi gw ga ganggu kalian kan?" Tanya ku. "Ya enggak lah. Ganggu dari mana nya sih." Kata Darka mengelus kepala ku. "Abi lo setuju kalo lo temenan sama gw?" Tanya Darka yang ku jawab anggukan. Ya! Abi setuju saat aku mengenalkan Darka. Bahkan abi tersenyum melihat Darka yang memperlakukan aku dengan sangat baik dan sangat menjaga. "Setuju kok asalkan lo ga aneh-aneh aja." Kata ku yang membuatnya tersenyum. Kamipun langsung menuju ke rumah makannya. ??? "Wih Darka my boy! Bawa siapa lo?" Tanya salah satu temannya Darka. "Kenalin ini cewek gw, Alisa." Kata Darka memperkenalkanku. "Lisa kenalin ini Niko, itu pacarnya namanya Devina. Nah yang itu Raka, pacarnya Tusha. Yang di pojok itu namanya Adit nah itu pacarnya, Bianca." Kata Darka memperkenalkan ketiga teman beserta pasangannya. Kami segera memesan makanan. Tapi untuk kali ini, aku hanya memesan minum dan roti bakar. Aku melihat Darka meminum air milik Niko. "Itu apa?" Tanya ku. "Itu wine." Kata Bianca. Aku membulatkan mata dan langsung menepuk jidatku. "Darka, jangan mabok!" Kata ku saat melihat Darka mulai melihat bagian minuman alkohol dalam keadaan mabuk. "Udah lah, Lis. Gapapa kali sesekali mabok." Kata Devina. "Darka, dengerin gw. Sekali lo mabok gw janji bakalan ngejauh dari lo." Kata ku yang membuat ketiga sahabat Darka ini menatapku. "Udah, dar. Cewek bisa di cari." Kata Adit seraya menyerahkan buku menu. Aku langsung menggenggam tangan Darka lalu segera menariknya. "Kita pulang. Makasih atas kenalannya. Permisi." Kata ku seraya menarik tangan Darka. "Lepasin!" Kata Darka saat kami sudah sampai di parkiran. "Lo ga usah atur-atur gw!" Kata Darka. Kayaknya dia mabuk. "Lo mabok. Ayo balik!" Kata ku. "Ga! Gw masih mau disini!" Kata Darka. "Ga! Ayo balik!" Kata ku. Aku segera mendudukannya di jok motor, lalu aku segera menancap gas motor Darka ke arah rumah ku. ??? Aku membopong tubuh Darka ke kamar yang ada di sebelah kamar ku. Aku langsung chat Bli Kadek untuk izin agar Darka bisa menemani aku karna aku takut abis nonton film setan. Setelah mendapat izin, aku segera membuka sepatunya lalu segera menyelimutinya. Aku segera ke dapur lalu mengambil air putih. Setelah itu, aku kembali ke kamar dan menepuk pipi nya. "Darka, bangun!" Kata ku. Darka malah menarik tanganku lalu memeluknya. "Darka, bangun! Nih minum dulu." Kata ku. Darka memejamkan matanya. Aku menghela nafas ku lalu mengangkat kepala Darka dan membantunya meminum air putih. "Lo tidur. Gw mau ganti baju." Kata ku seraya melepaskan pegangan tangannya. "Lisa, lo kenapa pergi? Gw bahagia kalo lo di deket gw. Kenapa lo ga peka sih gw sayang sama lo?" Kata Darka meracau. Hah? Sayang? "Lo mabok, Dar. Istirahat." Kataku. "Lo masih ga peka ya. Gw udah berusaha jadi yang terbaik buat lo, Lisa. Kenapa sih lo ga peka." Kata Darka. "Kalo lo kayak gini, gw malah ga yakin sama lo." Gumam ku. "Lisa, jadi seseorang yang spesial buat gw please? Gw butuh lo. Gw butuh lo di sisi gw." Kata Darka. "Udah okay. Kita bahas ini besok. Sekarang lo tidur." Kata ku. ??? Aku terbangun, dan langsung ngeliat jam. Baru jam empat pagi ternyata. Aku langsung aja memakai kerudung lalu mendatangi kamar Darka. "Dar, bangun yuk. Sholat shubuh!" Ajak ku. Darka masih memejamkan matanya. Aku terus mencoba membangunkan tapi tetap aja ga bangun. Aku yang udah kehabisan kesabaran langsung ke dapur, mengambil mangkok berisikan air keran yang lagi dingin banget lalu kembali ke kamar. Aku mencipratkan airnya ke muka Darka. "Bangun! Woy bangun!" Kata ku seraya mencipratkan air ke muka Darka. Ga lama kemudian Darka bangun dan langsung mengucek matanya lalu memijat kepala nya perlahan. "Buruan bangun, ambil wudhu, terus sholat. Abis itu tidur lagi aja gapapa." Kata ku. Aku langsung ke kamar ku dan segera melaksanakan sholat shubuh. ??? Setelah sholat dan mengaji, aku memilih ke dapur dan melihat bahan makanan yang ada. "Apa gw ke tukang sayur aja ya?" Gumam ku melihat bahan makanan frozen yang mulai menipis. Dan akhirnya aku memutuskan untuk ke tukang sayur. Selama perjalanan, aku melihat banyak ibu-ibu yang sedang menatapku. Mereka tersenyum bahkan ada yang menyapa ku. "Wah Dek Lisa. Mau kemana?" Tanya tetangga ku. "Ke tukang sayur, bu." Jawabku. Setelah sampai, aku langsung membeli kangkung, tahu, tempe, cabai, bawang merah, bawang putih, dan jagung muda. Setelah membayarnya, aku kembali ke rumah bersama beberapa ibu-ibu yang sudah selesai berbelanja. "Dek Lisa, semalam ibu lihat teman kamu menginap ya di rumah?" Tanya tetanggaku. "Iya, bu. Itu dia mabuk semalam. Makanya nginap di rumah Lisa. Nanti kalo ayahnya tau, dia dimarahin. Lisa ga tega. Dia tidur di kamar lain kok." Kata ku seraya menjelaskan. "Oh iya bagus lah kalau begitu." Kata tetanggaku. "Yaudah, Lisa duluan ya bu." Kata ku pamit. ??? Makanan ku sudah jadi semuanya. Dari tumis kangkung, tumis jagung muda pakai sosis, tahu dan tempe goreng. Aku juga membuat bakso menggunakan bakso yang sudah jadi. Setelah semuanya siap, aku langsung membangunkan Darka yang masih tertidur. Tapi aku rasa dia tadi sholat karna masih ada bekas handuk kecil yang semalam memang aku letakan dikamar untuknya. "Darka, bangun yuk. Sarapan dulu!" Ajak ku. Darka mengerjapkan matanya dan tersenyum. "Makan dulu. Gw tunggu didapur." Kata ku seraya berjalan keluar kamarnya. ??? "Lis, gw mau bahas semalem. Maafin gw ya gw malah mabok. Jangan jauhin gw." Kata Darka yang ku jawab anggukan. "Jangan diulangin lagi. Gw ga suka lo mabok." Kata ku seraya mengambilkan sepiring nasi. "Lauknya ambil sendiri gapapa kan?" Tanyaku yang dijawab anggukan. "Dan semalem, gw bilang kan kalo gw suka sama lo?" Tanya Darka yang membuatku terdiam. "Udah ga usah dibahas. Lo makan dulu. Gw mau beresin alat dapur." Kata ku. "Jangan alihin pembicaraan. Gw serius sama lo." Kata Darka yang membuatku terdiam. "Gw harap nama cowok itu udah ga ada di hati lo. Sekarang gw paham apa yang bikin cowok di jakarta itu ngejar-ngejar lo. Lo spesial." Kata Darka. "Udah ga ada nama cowok itu di hati gw." Kata ku. Tapi jujur aja akupun ga yakin, kadang aku bisa inget DIA tapi jadi lupa kalo sama Darka. "Lo mau jadi masa depan gw, Sa?" Tanya Darka yang membuatku terdiam. "Gw butuh waktu okay." Kata ku. "Besok. Gw tunggu jawaban lo." Katanya yang ku jawab anggukan. Kamipun makan bersama dengan saling terdiam. Canggung gitu guys. ??? "Jadi Darka ngajakin kamu serius?" Tanya Ka Zayyan yang ku jawab anggukan. "Terus kamu terima?" Tanyanya yang ku jawab gelengan. "Lisa belom jawab, kak. Lagian Lisa masih belom lupa sama yang disana." Kataku. "Kamu harus bisa move on dong dek. Gimanapun juga, kamu sama Gerald beda keyakinan. Kakak ga mau kamu gimana-gimana sama keluarga nya." Kata Ka Zayyan yang ku jawab anggukan. "Oh iya, dua hari yang lalu orang tua Gerald kecelakaan. Orang tuanya ga ketolong dan mati di tempat." Kata Ka Zayyan yang membuatku kaget. "Gimana keadaan Bang Gerald sekarang?" Tanya ku cemas. "Dia hancur, dek. Cewek yang dijodohin sama dia milih pergi. Kakak sama adiknya jadi pendiam sekarang. Beda sama dulu." Kata Ka Zayyan yang membuatku menundukan kepala ku. "Kakak mau tanya sama kamu. Apa kamu pergi ke Bali karna dia dijodohin?" Tanya Ka Zayyan yang ku jawab anggukan. "Kamu suka sama dia, dek? Kenapa ga bilang ke kakak?" Tanya Ka Zayyan kaget. "Cinta itu disimpen sendiri. Ali bin Abi Thalib sama istrinya aja nyembunyiin perasaan mereka sampai setan ga tau. Ngapain juga aku bilang-bilang. Cinta itu ga nentu kak. Selama itu bukan cinta buat suami Lisa nanti, Lisa ga akan mau bilang ke siapapun." Jawabku.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD