Aku tidak tahu apakah hanya Pandu, atau semua laki-laki memang begitu. Sepertinha aku memang harus marah dulu supaya Pandu menurutiku. Iya, dia berubah menjadi lebih perhatian, setidaknya sejak seminggu terakhir. Setiap jam makan siang dia selalu menelepon aku untuk sekadar mengingatkan makan, atau bertanya aku makan pakai lauk apa padahal jelas-jelas dia tahu aku selalu makan menu sama untuk sarapan dan makan siang. Aku nikmati dan syukuri saja usahanya untuk mengambil lagi hatiku, tandanya Pandu benar-benar ingin memperbaiki hubungan kami. Hal itu juga membuat kejengkelanku terhadap Vania sedikit demi sedikit mengikis, aku merasa tidak boleh membenci hanya karena dendam pribadiku, ketika jelas-jelas Vania turut andil dalam membawa cahaya ke rumah kami. Semakin hari, Pandu semakin meny