Aku benar-benar tidak menyangka akan membiarkan Vania menceramahiku dan menyetujui beberapa pernyataannya. Aku berkaca seperti sarannya. Baiklah, dilihat dari segala sisi, dari segi fisik, aku kalah darinya. Sebagai wanita, tentu saja aku merasa iri. Tapi itu tidak sampai membuatku kehilangan rasa percaya diri. Sebab aku masih berpegang pada satu keyakinan bahwa jika Pandu lebih memilih menikahiku daripada Vania, artinya Pandu melihat aku memiliki sesuatu yang tidak Vania miliki. Ah, aku menggeleng cepat, beranjak dari depan cermin dan menyesali kebodohanku terpengaruh perkataan Vania. Aku tidak mencurigai Pandu karena rasa tidak percaya diriku ataupun ketakutanku atas kemungkinan Pandu lebih tertarik padanya. Ini lebih ke penasaran, mengapa sebegitunya Pandu tidak mempercayai aku? Jik