“Kau sudah dapat pesan dari Elvern?” Halley menatap kearah Idril yang nampak terpekur dengan ponsel ditangannya. Mereka berdua saling berhadapan dengan masing-masing menggenggam ponsel. Halley mendapati anggukan dari Idril. Itu cukup menjadikan sebuah validasi. Selepas mendapatkan telepon dari Elvern soal mangsa. Sepertinya dia sudah tidak lagi memiliki ketertarikan untuk tetap berada di wilayah itu lebih lama lagi. “Elvern mengabari kalau dia akan kembali.” jelas Idril menjawab rasa penasaran Halley. Dugaanya memang tidak salah. Tangan perempuan itu kemudian sibuk mengetikan sesuatu. Kali ini Halley menatap lekat mantan pacarnya itu agak lama. Sedangkan Idril tidak bereaksi lebih dan justru malah sibuk sendiri. Lalu setelahnya Idril malah mengacak rambutnya sendiri. “Apa yang sebenarny