9. Memulai Pengembaraan

1507 Words
Ketika fajar mulai menyingsing, Arsakha bersiap untuk pergi mengembara menuju pegunungan Batur. Jaka yang sedari tadi sudah bangun juga bersiap untuk mengantarkan keberangkatan Arsakha hingga perbatasan desa Kuncen. Tidak lupa mereka akan mampir ke rumah Kamini dan Kliwon untuk berpamitan. “Ngger! Jaga dirimu baik-baik! Ingat selalu pesan Ibu!” Nyi Rontek tersenyum kepada Arsakha. Ada rasa kehilangan yang cukup mendalam, tapi juga ada rasa bangga, karena Arsakha yang mau mengembara mencari jati dirinya. “Aku berjanji setelah menemukan jati diriku ... Aku akan segera kembali menemuimu, Ibu!” Arsakha kembali tersenyum, walau hatinya pasti akan merasakan rindu yang luar biasa kepada ibunya. “Jaka, berlatihlah dengan gigih! Belajarlah dengan tekun! Jagalah Ibuku, Paman, dan Bibi!” Arsakha menepuk bahu Jaka sebagai pertanda dirinya memberikan sebuah amanat yang harus Jaka Emban dengan sebaik mungkin. “Baik, Kakang! Aku berjanji akan menjaga mereka! Aku akan menunggu Kakang kembali ke sini dengan membawa berita yang menggembirakan.” Jaka sebenarnya merasa enggan untuk kehilangan sosok Kakak baginya. Namun setelah dirinya merenung, dia menyadari tentang sesuatu hal. Bahwa Arsakha berhak mengetahui siapa jati dirinya. Sehingga Jaka mau menunggu Arsakha kembali dengan membawa kabar yang baik. *** Arsakha berjalan menyusuri alas Nggaranggati bersama Jaka. Mereka bergerak menuju desa Kuncen. Arsakha akan berpamitan dengan Kamini dan Kliwon. Sepanjang perjalanan mereka saling bercerita. “Kakang, arah mana yang akan Kakang tuju?” Jaka sangat penasaran siapa jati diri Arsakha yang sesungguhnya. “Aku akan berangkat menuju pegunungan Batur yang berada di sebelah Timur Laut. Ibuku mengatakan bahwa di sana terdapat beberapa kerajaan kecil dan wilayahnya sangat luas. Sehingga banyak peluang untukku memperoleh informasi. Aku berharap selama perjalanan menuju ke sana informasi itu semakin menguat. Buka saja tentang aku akan segera menemukan siapa diriku yang sebenarnya. Namun, Aku juga penasaran siapa saja keluargaku, bagaimana silsilahnya, dan bagaimana wajah orang tua kandungku? Terutama ... sebuah alasan yang bisa aku mengerti, mengapa mereka seakan tidak menginginkanku.” Arsakha menjelaskan apa yang menjadi rencananya selama berkelana mencari jati diri. Tidak dipungkiri kalau Arsakha juga ingin mengetahui latar belakang keluarga kandungnya. Siapa orang tuanya? Dan satu hal yang membuatnya yakin bisa melalui Semua ujian dalam mencari jati dirinya, yaitu alasan mengapa kedua orang tuanya menelantarkan Arsakha hingga sampai Segara Lintang. “Semoga perjalanan Kakang tidak menemui banyak rintangan! Sebenarnya dalam hati kecilku ingin mengantar Kakang, tetapi aku sadar bahwa Bopo dan Ibu masih membutuhkan aku, aku pun masih memiliki tugas untuk merawat Ibumu. Walau aku tahu Nyi rontek adalah orang yang sakti, bagaimanapun juga aku sudah menganggapnya seperti Nenekku sendiri.” Jaka mengulas senyum kepada Arsakha. Ada rasa kehilangan yang semakin jelas di dalam sanubarinya. Kehilangan sosok kakak yang selama ini selalu menemani dan melindunginya. “Sudah saatnya kamu hidup mandiri! Kamu harus membantu Bibi dan Paman! Tidak tergantung lagi kepadaku! Jalanilah kehidupanmu dan raihlah semua impian!” Arsakha merasa kalau Jaka memang sudah pantas untuk mandiri. Kalau dirinya tetap bersama Jaka, maka pola pikir Jaka tidak akan bisa dewasa. Sehingga Arsakha yakin bahwa kepergiannya untuk mengembara adalah keputusan yang terbaik. *** Mereka sudah tiba di rumah sederhana yang ditempati Kamini dan Kliwon. Rumah sederhana yang dahulu ditempati oleh Kamini bersama Ibunya, ketika pertama kali Nyi Rontek menemuinya. Namun saat ini Ibunda dari Kamini sudah tiada. Sehingga Kamini dan Kliwon merawat rumah itu setelah mereka menikah. Ketika Arsakha sampai di sana, sang Surya mulai menampakkan dirinya melalui semburat jingga yang terlukis indah di ufuk timur pagi itu. Ada perasaan yang mulai berkecamuk dalam benak Arsakha. Karena dia mengetahui bahwa Kamini adalah salah satu wanita yang menjadi penyelamatnya ketika dirinya merasakan lapar dan haus. Begitu juga dengan paman Kliwon yang selalu menjaga Arsakha dan menemaninya bermain. Arsakha sudah menganggap mereka semua adalah keluarganya. Sehingga apa yang Nyi Rontek ceritakan semalam membuat Arsakha benar-benar tidak percaya kalau dia hanyalah bayi malang yang ditelantarkan oleh keluarganya. Setelah mendengarkan nasihat dari Nyi Rontek, Arsakha memantapkan hatinya untuk mengikuti apa yang disarankan oleh ibunya. Bahwa dia harus mencari tahu siapa orang tua kandungnya dan sebuah alasan yang melatarbelakangi masa lalu Arsakha yang dibuang hingga Segara Lintang. *** Tok! Tok! Tok! “Sampurasun!” suara Arsakha bersamaan dengan Jaka setelah mengetuk pintu rumah. “Rampes!” suara Kamini yang terdengar dari dalam rumahnya. Kreeekkk!!! Pintu kayu yang dibuka oleh Kamini berderit sangat kencang karena lapuk dimakan usia. “Eh ... Kalian?” Kamini bingung menatap Arsakha yang membawa beberapa barang miliknya yang dibungkus menggunakan kain. “Kau mau pergi ke mana?” Kamini langsung penasaran karena Arsakha tidak pernah datang ke rumahnya seperti itu dengan membawa barang-barang miliknya. “Ah ... Masuklah!” Kaminj yang tercengang sampak lupa untuk mempersilakan mereka masuk ke dalam rumah. Beliau meminta Arsakha dan Jaka memasuki rumahnya. Namun, Arshaka menolaknya. “Maaf, Bibi! Aku datang kemari untuk berpamitan kepada Paman dan Bibi.” Arsakha tidak mau berlama-lama di sana, karena dia takut kalau akan berubah pikiran. “Berpamitan? Mau pergi ke mana? Apakah bersama Jaka?” Tamini mengernyitkan dahinya sembari menelaah lebih jauh apa yang akan dilakukan oleh saka. “Bibi, aku akan berpamitan kepada Paman dan Bibi untuk mengembara menuju pegunungan Batur.” Arsakha menjelaskan kepada Kaminj tentang niatnya untuk berkelana menuju gunung Batur dengan harapan akan mendapatkan sebuah jawaban. “Ap—apa? Tunggu di sini!” Kamini terdiam beberapa saat dan dia langsung berlari ke belakang rumah untuk menemui suaminya. “Kakang! Kemarilah! Cepat kemari!” Kamini berlari menghampiri suaminya yang tengah ada di belakang rumah. “Kakang! Cepat kemari! Arsakha akan pergi mengembara!” sekali lagi Kamini memberitahukan suaminya. “Ap--Apa? Aku tidak salah dengar?” Paman Kliwon bergegas untuk segera melangkah ke depan rumahnya menemui Arsakha. Mereka berdua tergopoh-gopoh berjalan untuk menemui Arsakha. Kliwon merasa sangat terkejut mendengar apa yang dikatakan oleh istrinya mengenai pengembaraan Arsakha. “Nak! Apa benar kau akan mengembara?” Paman Kliwon merasa sangat khawatir. “Benar, Paman! Aku sengaja datang ke sini untuk berpamitan kepada Paman dan Bibi.” Arshaka menjawab semua pertanyaan mereka dengan jelas. Walau akan ada rasa kehilangan. “apa yang membuatmu tiba-tiba keluar dari alas Nggaranggati dan memutuskan untuk mengembara?” Kliwon merasa sangat penasaran dan bingung dengan jalan pikiran Arsakha. Karena dia memang tidak mengetahui rahasia yang selama ini Nyi Rontek simpan sendiri. Arshaka dan Jaka saling menatap. Mereka menyadari bahwa Kamini dan Kliwon benar-benar tidak mengetahui rahasia yang selama ini disimpan rapat oleh Nyi Rontek. Kamini dan Kliwon hanya mengetahui kalau Arsakha bukan anak kandung Nyi Rontek. Namun mereka tidak mengerti asal-usul Arsakha yang ditemukan oleh Nyi Rontek malam purnama itu. “Paman, Bibi, sebenarnya selama dua puluh tahun ini, Ibu menyimpan sebuah rahasia yang tidak pernah diungkapkan. Beliau menunggu waktu yang tepat untuk menceritakannya kepadaku. Semalam ... aku dan Jaka mengetahui fakta yang sebenarnya, bahwa aku bukanlah anak kandung dari Nyi Rontek. Bahkan Ibu tidak mengetahui latar belakang keluarga dan asal-usulku. Sehingga dengan berat hati Ibu harus menceritakan kenyataan pahit itu kepadaku, tepat dua puluh tahun yang lalu pada malam bulan purnama, sejak pertama kali Ibu menemukanku di Segara Lintang. Ibu memintaku untuk mengembara menuju pegunungan Batur.” “Pegunungan Batur? Setahu Paman, di sana terdapat lima kerajaan.” Kliwon sedikit tahu tentang cerita pegunungan Batur. “Apakah Paman mengetahui seluk beluk tentang pegunungan Batur?” Arsakha semakin antusias untuk mengembara ke sana. “Paman hanya mengetahui cerita dari beberapa pedagang yang memang beberapa kali pernah mengunjungi daerah di Pegunungan Batur. Konon katanya di sana terdapat lima kerajaan kecil yang begitu itu makmur dan hidup saling berdampingan. Namun, ada satu kerajaan yang saat ini menjadi yang paling terkuat di antara lima kerajaan itu. Namanya kerajaan Arundapati. Paman hanya mengetahui sebatas hal itu. Perjalanan menuju daerah pegunungan Batur pun bisa ditempuh berhari-hari.” Kliwon memberikan sebuah angin segar untuk Arsakha yang akan segera mengembara. “Paman! Setelah mendengar cerita dari Paman, aku begitu yakin akan menemukan jati diriku yang sebenarnya di wilayah pegunungan Batur. Doakan aku Paman, Bibi! Agar aku bisa segera menemukan jati diriku dan aku bisa segera kembali untuk mengabarkan kepada kalian.” Arsakha semakin yakin dan bersemangat setelah mendengar cerita dari Kliwon. Semangatnya muncul begitu saja setelah membayangkan bagaimana wilayah pegunungan Batur yang di dikelilingi oleh lima kerajaan. Arsakha merasa sangat penasaran dengan apa yang diceritakan oleh Paman Kliwon. “Berangkatlah, Nak! Temukan jati dirimu! Segera kembali dan kabarkan kepada kami.” Paman Kliwon yang biasanya senang bersenda gurau kali ini wajahnya tampak begitu serius. “Bibi hanya bisa mendoakan agar kau selalu dilindungi dan diberi kemudahan pada setiap ujian, halang, dan rintang yang menghadangmu. Berangkatlah, Nak, ! Semoga apa yang kau temukan baik atau buruk, susah atau senang, kau bisa memetiknya sebagai pengalaman hidupmu!” Kamini juga mengizinkan dan ikhlas melepaskan Arsakha yang sebentar lagi akan melakukan perjalanan pengembaraan menuju pegunungan Batur. “Terima kasih Paman dan Bibi! Maafkan aku jika selama ini aku selalu menyusahkan kalian.” Arsakha memberikan penghormatan dengan menundukkan bahu dan kepalanya. “Jaka, Paman, Bibi! Aku harus mulai melangkah untuk mengembara saat ini juga. Sampai berjumpa lagi!” Arsakha segera melangkah keluar dari desa Kuncen. *** Bagaimana langkah Arsakha dalam pengembaraannya? Apa yang akan ia lakukan setelah memutuskan untuk mengembara? Bagaimana kisah selanjutnya? Bersambung ....
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD