Selamat Datang Di Neraka

1020 Words
"Good!!!" Seringai itu muncul kembali di wajahnya, membuat bulu kudukku meremang, entah apa maksud dari senyumannya tapi aku merasa itu bukan sesuatu yang baik. Senyuman itu benar-benar mengerikan. Hanya dari senyumannya saja aku merasa bulu kudukku meremang."Anda baru saja membuat kesalahan besar, Nona Serena. Seharusnya Anda meminta maaf saat saya masih memberikan kesempatan." Apa maksudnya? Pertanyaan itu berputar di otakku, namun saat tangan besar yang mencekal lenganku itu bergerak menangkup wajahku dan mengikis jarak yang tersisa, aku menyadari jika cara yang digunakan oleh pria ini untuk membalasku terlalu keji. "Bodohnya Anda yang tidak bisa memanfaatkan kesempatan yang saya berikan, Anda berniat menghancurkan Rinjani, maka akan saya pastikan, Anda yang akan hancur menjadi debu. Kembali, otakku terasa pening dengan segala tindakannya yang terasa tidak masuk akal, namun belum sempat otakku mencerna apa yang dia maksudkan, sebuah ciuman kasar justru aku dapatkan melumat bibirku, jangan pernah membayangkan kissing scene romantis seperti yang kalian lihat dalam drachin romantis karena satu hal yang aku rasakan saat itu adalah sebuah gigitan keras di bibir bawahku yang sangat menyakitkan, sontak saja aku memberontak, kedua tanganku memukulnya berusaha melepaskan diri dari kegilaan pria sinting ini, sungguh rasanya sangat menjijikkan saat merasakan bibirnya tersebut meraup bibirku dengan sangat posesif seakan ingin menghancurkannya tanpa sedikit pun rasa malu dia rasakan berada di tengah orang-orang yang menjadikan kami tontonan. Seumur hidupku baru kali ini aku merasa benar-benar terhina sekaligus tidak berdaya dengan pelecehan yang dilakukan oleh pria tak beradab ini hingga air mataku menetes putus asa. Sedih, terhina, aku bahkan jijik dengan diriku sendiri, satu hal yang aku lihat hanyalah matanya yang menyorot hitam menakutkan bagai mimpi buruk, entah berapa lama pria berengsek ini melecehkanku sampai akhirnya dia melepaskan ciuman yang lebih tepatnya disebut pelecehan ini. Seluruh tubuhku gemetar dengan rasa marah, jijik, dan terhina yang begitu besar, terlalu marah bahkan hingga aku tidak bisa melakukan apa-apa selain menatap benci pada pria yang kini terkekeh saat melihat reaksiku. "First kiss, huh? Jangan menangis." Tangan itu kembali terulur, berniat mengusap air mataku namun dengan cepat aku melayangkan sebuah tamparan keras ke arahnya, sekuat tenaga yang aku miliki. "Jangan pernah menyentuhku, B4jingan! Kau......" Desisku penuh kebencian. Terlalu banyak umpatan yang ingin aku berikan kepadanya hingga aku tidak tahu harus memulai darimana, namun satu hal yang aku tahu adalah aku membencinya. Sangat membencinya sama seperti aku membencinya dua orang yang menghadirkanku ke dunia ini. "Aku akan melaporkanmu atas tindak pelecehan, B4jingan! Akan aku pastikan kamu membayar segala sikap kurang ajarmu yang menjijikkan ini." Ya, membalasnya adalah hal yang pasti akan aku lakukan, tidak peduli bagaimana terbinanya aku sekarang, akan aku pastikan Gala Mangkualam ini akan membayar setiap jengkal rasa malu yang aku rasakan kepada ulahnya. Mati-matian usahaku agar aku tetap berdiri tegak menahan semua rasa malu yang beriringan dengan rasa sakit di bibirku karena ulah B4jingan sialan yang berdiri tanpa dosa dan rasa malu dihadapanku ini, bahkan kini mendengar ancamanku dia justru tertawa saudara-saudara. "B4jingan, Yes Iam. Dan sepertinya mulai sekarang Anda harus terbiasa dengan kehadiran saya, Nona Serena. Bukan hanya sebuah ciuman, tapi saya akan selalu menjadi yang pertama untuk Anda dalam segala hal....." pria ini benar-benar sinting, entah dimana akal sehatnya yang sudah tergulung rasa cintanya kepada sosok Rinjani Prabumi ini hingga cara berpikirnya terbolak-balik. "Jadi silahkan laporkan ke kantor polisi, karena pertengkaran dalam pasangan seringkali tidak digubris oleh rekan-rekan saya qqqqqdisana. Paling laporan Anda hanya akan ditertawakan, ya kali dicium calon suami sendiri mau dipenjara." "Apalagi ini? Berhentilah membuat kegilaan, Tuan Gala Mangkualam atau saya akan benar-benar melaporkan Anda ke pihak yang berwajib." ancamku tidak mau kalah. Kemarahan yang sebelumnya melambung tinggi seketika merosot sampai ke dasar lambungku, kegilaan macam apa lagi yang akan diperbuat oleh pria sinting yang bahkan tidak aku kenal ini, sebuah tanda tanya besar di tengah rasa pusing yang menderaku sekarang ini. Aku tidak sekedar menggertak, aku benar-benar akan melaporkannya. "Jika Anda sudah selesai berbuat onar, silahkan pergi dari kantor saya. Sudah cukup Anda membuat kericuhan dan melecehkan saya di tempat kerja, jangan mempermalukan diri Anda lebih jauh lagi." Sekeras mungkin aku berusaha tenang meski hatiku sudah acak kadul tidak karuan, kutunjuk pintu yang terbuka lebar dimana banyak mata memperhatikan kehebohan yang diperbuat oleh Gala Mangkualam terhadapku, tapi bukannya beranjak pergi, pria itu justru semakin mendekat kembali ke arahku, kakiku beringsut mundur, sayangnya kalah cepat darinya yang kini justru memelukku dengan erat. "Berhenti membuat kegilaan, B4jingan!" Umpatku kepadanya yang membuat pria gila semakin mengeratkan dekapannya, bahkan kini dia pun mengusap punggungku seolah tengah menenangkanku yang merajuk kepadanya. Kalian jangan berpikir jika aku diam saja, aku berusaha mati-matian untuk mendorongnya dan melepaskan pelukan sialan ini, tidak, aku tidak akan menangis lagi, sumpahku adalah aku tidak akan meneteskan airmataku untuk dirinya yang tidak berharga, terlebih saat aku menyadari tidak ada satupun orang di ruangan ini yang membantuku, mereka hanya terdiam, menyimak penuh minat aku dilecehkan di depan mereka, namun sama seperti sebelumnya sekeras apapun aku berusaha mendorongnya untuk menjauh, pria ini masih tetap memelukku dengan erat. "Tidak, aku tidak akan berhenti membuatmu gila, Nona! Sekarang, persiapkan dirimu sendiri untuk menjadi bahan hujatan netizen Indonesia atas berita yang kamu buat." Perlahan dia melepaskan pelukannya, di cubitnya pipiku dengan ekspresi gemas serasa ingin membunuhku, demi Tuhan, manusia macam apa sebenarnya dia ini? Segala kalimat yang dia keluarkan membuatku harus berpikir keras. "Karena 10 menit dari sekarang, wajahmu akan terpampang di semua media online yang sebelumnya mengangkat skandal Rinjani. Bukan Rinjani yang berkhianat dariku, tapi dirimu yang menjadi orang ketiga di antara aku dan dirinya!" What????? Tidak, tolong katakan padaku, jika pria sinting ini tidak bertindak seperti yang aku pikirkan dalam otakku. Seculas inikah jalan yang dia pilih untuk menyelamatkan Rinjani, bukan hanya menghancurkanku dengan skandal yang dibolak-balikkan dengan sikapnya yang sudah melecehkanku, tapi Gala Mangkualam pun melakukan segala hal serapi mungkin agar skandal yang direkayasanya ini menjadi kenyataan. "Jadi, siapkan dirimu untuk hancur bersamaku, Sayangku. Bersiaplah dengan panggilan pelakor playing victim yang sebentar lagi akan menjadi sebutan untukmu. Mulai sekarang, kamu adalah selingkuhanku yang menghancurkan pertunangan seorang Gala Mangkualam dan Rinjani Prabumi." ".............." "Itu harga mahal yang harus kamu bayar karena berani mengusik seorang yang berarti untuk hidupku." ".............." "So, selamat datang di neraka, calon istriku tercinta. You got me!"
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD