Haruskah Kembali Menghindar ?

1442 Words
Cinta sebuah rahasia Tuhan ******** Puspa segera masuk ke dalam kamar setelah Tama berpamitan pulang. Ada banyak hal yang ingin dia tanyakan pada Kinanti mengenai kehebohan yang sudah ia buat hari ini. Puspa sadar dia tidak boleh emosi yang malah akan membuat Kinanti nekat pergi. Puspa paham sekali bagaimana adiknya itu. Kiananti sosok yang tidak ingin menyusahkan siapapun, pekerja keras yang memang keras kepala juga. Dia akan selalu membantu siapapun tanpa pandang bulu. Kinanti adalah gadis yang riang yang akan tiba tiba menangis dalam diam jika dibentak. Ayah dan Ibunya selalu berpesan itu dan Puspa selalu mengingatnya. "Kamu sudah makan ?" Tanya Puspa pada Kinanti yang baru selesai mandi. "Belum ka." Kinanti menatap Puspa dengan senyum yang kaku. "Kamu makan dulu, itu lauknya di lemari tadi kakak beli sewaktu nyari kamu," ucap Puspa sambil pura- pura sibuk dengan benda pipih di genggamannya. Mendengar ucapan Puspa membuat Kinanti menjadi tidak nyaman. Kinanti menyendok nasi dan makan dalam diam, begitu pun Puspa masih asyik dengan ponselnya dan tidak menanyakan apapun pada Kinanti. Selesai makan Kinanti segera membereskan peralatan makannya, tapi suasana kamar masih sangat canggung. Kinanti tahu Puspa pasti marah padanya dengan jalan mendiamkannya. "Mhmm … Ka', maafkan Kinan sudah buat kakak marah," ujar Kinanti membuka suara tapi Puspa masih tetap diam dan tetap asyik dengan ponselnya. "Kinan cuma enggak mau merepotkan mas Tama, selama Kinan bisa mengurus semuanya sendiri. Selain itu Kinan juga enggak ingin dekat-dekat sama Mas Tama dengan status kami saat ini, rasanya sangat canggung sekali. Jadi tolong kakak bisa mengerti dan percaya sama Kinan," ucap Kinanti menjelaskan dengan wajah sedih, tapi Puspa hanya diam saja tidak menanggapi. "Kinan harap kakak bisa ngerti perasaan Kinan, jika kakak yang di posisi Kinan saat ini bagaimana, tiba-tiba menikah dengan orang yang tidak dikenal sama sekali ? Kinan yakin mas Tama juga pasti enggak nyaman jalan sama Kinan. Tapi karena enggak bisa menolak permintaan kakak maka mas Tama iyakan," ucap Kinan melanjutkan penjelasannya sekaligus menumpahkan isi hatinya. Tapi Puspa tetap tidak bergeming, betah dalam kebisuannya. "Ya sudah kalau kakak masih marah, Kinan minta maaf," ujar Kinanti lalu beranjak ke tempat tidur. "Kakak enggak marah, kakak cuma khawatir sama kamu." Tiba-tiba Puspa bersuara menginterupsi gerakan Kinanti yang hendak merebahkan tubuhnya. "Kakak harap kamu bicara jika ada apa-apa. Jangan buat kakak khawatir, walau bagaimanapun Mas Tama Suami kamu jadi dia punya tanggung jawab sama kamu hingga nanti bagaimana kalian mengakhiri semuanya," ucap Puspa lagi tapi tetap fokus pada gawainya. Kinan tidak membalas lagi dan segera masuk ke balik selimutnya. Tak ada pembicaraan lagi mereka berdua diam dengan pikiran masing masing. *********** Paginya Kinanti segera berpamitan pada Puspa karena sudah ada janji dengan Aileen. Walau baru sekali berjumpa tapi Kinanti merasa nyaman dan nyambung bicara dengan Aileen. Puspa pun tidak banyak bertanya karena dia tahu Kinanti pasti bisa menjaga dirinya. Ia tidak ingin kejadian kemarin terulang kembali. "Ai … lama ya menunggu." Sapa Kinanti pada Aileen sesaat setelah memasuki mobil. " Enggak kok kakak, santai saja," ucap Aileen dengan senyum manisnya yang mengingatkan Kinanti pada wajah seseorang. "Hari ini Aileen bakal antar kakak deh kemana saja, intinya melengkapi persyaratan kakak di Kampus dulu ya," ucap Aileen sebelum menutup pintu mobil. "Terimakasih pertolongannya, walau baru kenal tapi kamu baik sekali," ucap Kinanti dengan tulus yang dibalas anggukan dan senyum manis Aileen. Mobil segera bergerak menuju Kampus yang akan menjadi tempat Kinanti menuntut ilmu. Secara diam-diam dengan bantuan gurunya Kinanti sudah mencari info terkait kampus yang akan dia tuju. Segera setelah menyelesaikan registrasi dan mengurus administrasi Kinanti mengajak Aileen makan siang. Rencanannya dia akan mentraktir gadis itu makan-makanan korea. Kinanti ingin sekali mencoba makanan korea itu. Biasanya dia cuma melihat lewat laptop atau media sosial, Jadi sekali-kali ingin dicobanya makan kimbab, bimbimbab, tteokbokki dan juga ramyeun. Membayangkan makan itu membuat Kinanti tersenyum sendiri. Apalagi Aileen merekomendasikan satu tempat halal untuk mencicipi makanan korea tersebut. Kinanti merasa uangnya cukup. "Serasa makan sambil ditemani kapten yo shi jin" ucap Kinanti sambil tertawa merasa lebay, karena dia memang penggemar drama korea. Kinanti mengingat seseorang yang mempunyai senyum seperti Sang kapten dalam drama Korea tersebut. Selesai makan mereka berdua duduk duduk di cafe outdor dengan gaya klasik yang asyik. Aileen mulai membuka laptop dan bukunya. Anak ini benar benar kutu buku batin Kinanti. "Hari libur gini ngerjain apa sih ?" Tanya Kinanti kepo. "Ini ka' ada tugas tapi agak susah aku pecahin, aku udah berusaha cari rumus yang mudah tapi tetap saja susah," Jawab Aileen tanpa mengalihkan pandangannya dari coretan di bukunya. "Coba aku lihat" ucap Kinanti pada akhirnya karena merasa tertarik juga. Setelah dilihat ternyata soal-soal itu pernah dikerjakannya." Coba sini aku pecahin pakai rumus yang lebih mudah," ucap Kinanti menawarkan bantuan. Aileen mendengarkan dan memperhatikan dengan baik penjelasan Kinanti dan pada khirnya semua tugasnya dapat selesai dengan cepat. Cara Kinanti menjelaskan sangat bagus dan sangat mudah dipahami oleh Aileen. "Wah … Kakak pinter matematika ya," Puji Aileen dengan tulus pada Kinanti. "Haha … enggak juga kamu terlalu memuji, kamu yang pandai dan bisa memahami dengan cepat." Kinanti balik memuji Aileen yang hanya dibalas sebuah senyuman manis. "Oya ka' mau gak kapan-kapan aku ajak jalan-jalan ke toko buku ?" Tanya Aileen antusis karena ternyata teman barunya sangat pandai, walau berbeda usia tapi setidaknya Kinanti menyenangkan dijadikan teman. "Mhmm … boleh, tapi aku urus kuliah dan lain-lain dulu. Kamu kan tahu kalau aku mahasiswi baru jadi di awal pasti ada pengenalan kampus dan bla..bla..bla..bla," ucap Kinanti sambil tertawa yang dibalas tawa juga oleh Aileen. "Ok deh kakak, kalau kakak sudah ada waktu ke toko buku hubungi aku ya ?" Aileen antusias karena teman barunya sangat menyenangkan. Mereka berdua larut dalam obrolan panjang ala anak muda ********** Waktu berjalan tak terasa kegiatan tes masuk kampus lalu menanti pengumuman dan dilanjutkan seabreg kegiatan pengenalan kampus menyita waktu Kinanti, sehingga kadang Kinanti jarang berinteraksi dengan Puspa. Semua seakan berubah, ada rasa canggung diantara mereka berdua, apalagi semenjak Kinanti menikah dengam Tama yang notabenenya merupakan laki-laki yang dicintai Puspa. Tama masih selalu datang menemui Puspa dan tentu saja dengan Kinanti yang berusaha terus menghindarinya. "Aku kok enggak pernah lihat Kinanti ?" Tanya Tama di suatu kesempatan karena selama tiga bulan mondar mandir untuk bertemu Puspa tidak sekalipun Tama melihat Kinanti. "Maklum mas, mahasiswi baru jadi masih ada seabreg kegiatan awal masuk kampus," ucap Puspa mencoba mencari alasan yang tepat padahal ia tahu kalau Kinanti sengaja menghindari Tama. "Mhmm … o begitu, aku ingin berjumpa dengan Kinanti, setidaknya aku juga perlu bicara dengannya mengenai bagaimana dengan hubungan kami dan penyelesaiaannya. Sekarang ini dia istriku bukan ?" Pertanyaan Tama yang terasa aneh bagi dirinya sendiri. "Terkadang aku masih terbayang bagaimana kami menikah, aku terus memikirkannya dan semakin aku pikirkan maka aku ini sangat egois kalau menyalahkan dirinya ataupun marah padanya akan kejadian yang sudah ditakdirkan. Semua bukan keinginan Kinanti, harusnya aku bersyukur datang di saat yang tepat sehingga kehormatannya bisa aku selamatkan. Jika aku terus merutuki nasibku yang berakhir begini karena menyelamatkannya maka aku adalah orang yang sangat jahat sekali. Hidup Kinanti pasti akan sangat terpuruk jika saat itu aku tidak datang." Tama berbicara pada Puspa tapi kata-kata yang keluar dari bibirnya seakan meyakinkan dirinya sendiri bahwa semuanya tidak salah dan memang sudah di atur yang kuasa. "Jadi apakah yang harus aku lakukan Puspa ? aku tidak ingin keluargaku tahu tentang pernikahanku hingga nanti kami bercerai. Jadi dia menghindar dariku mungkin juga karena kata-kataku yang tentang dua orang asing yang tidak saling mengenal hingga saat berpisah rasa kehilangan itu tidak ada. Tapi saat ini Kinan adalah tanggung jawabku selama kata pisah itu belum terucap. Haruskah aku terus mendiamkannya juga ?" Tama bertanya pada Puspa yang hanya diam dan bingung bagaimana menjawabnya di saat hatinya masih mengharapkan Tama. "Papa hendak menjodohkan aku dengan Clarissa mantan kekasihku, tapi Mama sepertinya Tidak setuju." Tama melanjutkan kata-katanya karena tidak mendapat respon atas pertanyaannya sambil tertawa hambar yang dibalas tatapan kaget Puspa yang juga tahu siapa Clarissa dari cerita Tama. Puspa sangat tahu bahwa hati Tama tidak akan bisa menerima kembali Clarissa mantan pacarnya yang lebih memilih meninggalkannya karena takut dengan sebuah hubungan jarak jauh. Padahal Tama yang diam- diam menyelidiki ternyata kenyataannya bukan seperti itu. Clarissa memilih berpisah dengannya karena dekat dengan teman bulenya saat di kampus sehingga lebih memilih memutuskan Tama. Tapi setelah sekian lama Clarissa yang telah kembali dari luar negeri malah menyetujui perjodohan yang sudah diatur Papanya dan hendak kembali pada Tama. Puspa juga bingung bagaimana menanggapi cerita Tama. Di lain sisi hatinya menginginkan Tama tapi di lain sisi Tama sudah menikah dengan Kinanti. Kehadiran Clarissa malah akan memperkeruh keadaan atau malah memudahkan perpisahan bagi Tama dan Kinanti masih menjadi pertanyaan di kepala Puspa saat ini. Puspa berharap waktu yang akan membuat keadaan menjadi baik baik saja. ******** Love You all Readers……
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD