bc

The Spesial Bride of Dragon

book_age16+
441
FOLLOW
2.4K
READ
time-travel
dominant
witch/wizard
weredragon
bxg
mystery
mythology
royal
another world
dragons
like
intro-logo
Blurb

Sebuah Dimensi yang berisi kehidupan para makhluk mitologi sedang berada di dalam áncaman pèrang besar. Sosok yang selama berabad-abad tersegel di dalam kègelapan, bangkit karena dàrah sosok anak manusia yang melakukan késalahan.

Apakah Kirey, sosok manusia biasa yang beberapa hari terakhir di kehidupan perkuliahannya mampu menghadapi kenyataan bahwa dia bukanlah gadis biasa? Apakah sang gadis terpilih, mampu menemani King Of Dragon untuk mèmusnahkan sang bayangan dan menyelamatkan dunia pararel itu?

Cover Info

Cover : Pinterest

Font : Canva (Now Bold), (Barrio),(Her Von M)

Book 1 : Fall in for The Genius

Book 2 : The Spesial Bride Of Dragon

chap-preview
Free preview
Bagian 1 ~ Kuliah yang Membosankan
Ruangan hening, rak-rak yang menjulang tinggi memenuhi ruangan itu. Rak tinggi yang dipenuhi oleh buku-buku yang bervariasi. Dari buku dengan ukuran tipis, sampai dengan ukuran yang yang setebal kardus juga ada di rak itu. Dan yang menjadi penghuni paling abadi yang biasanya akan sangat jarang tersentuh. Lampu besar yang tepat berada di tengah-tengah gedung itu membuat kesan terang pada ruangan itu. Dan beberapa makhluk bumi sedang menghabiskan sorenya harinya di bangunan yang disebut dengan—PERPUSTAKAAN . Semua orang-orang yang sedang membaca tentunya—di dalam ruangan  itu sama-sekali tidak ada yang mengeluarkan suara. Hanya beberapa orang yang terlihat sekedar berjalan ke sana kemari karena kemungkinan besarnya mereka belum mendapatkan buku yang sedang mereka cari. Atau kemungkinan lainnya meski dalam perkiraan kecil, mereka yang sedang mondar-mandiri itu sedang tebar pesona.Tipe-tipe dari mahasiswa yang sedang berada di ruangan kutu buku itu. Jika tidak ingin membaca, ya sedang tebar pesona.  Namun, dari beberapa makhluk bumi yang sedang asyik membaca itu. Ada sosok gadis yang sedang ketiduran di salah-satu pojok ruangan dengan tumpukan buku yang ada di depannya. Alih-alih untuk membaca atau tebar pesona, gadis itu malah asik ketiduran. Seolah tidak memiliki beban hidup sama-sekali. Tidurnya sangat nyenyak sekali, saking nyenyaknya gadis itu bahkan tidak sadar bahwa ada air mancur yang mengalir dari sudut bibirnya. Bahkan air itu sampai membasahi beberapa kertas yang menjadi alas tidur gadis itu. Terlihat mengenaskan. Namun mimpi indah gadis itu terusik karena sebuah bulu-bulu yang cukup halus menggesek hidungnya. Gadis itu langsung duduk, namun kembali tertidur saat merasakan bulu-bulu halus itu sudah tidak mengusiknya lagi. Namun hanya sebentar saja, karena bulu-bulu itu bergerak mendekati area lehernya lagi dan menggelitik area sensitifnya. Dengan rasa amarah yang sudah tidak tertahan.  “APA KAU GILA HAH?”  Semua tatapan langsung tertuju padanya, namun sosok yang berbuat usil itu langsung membekap mulut gadis itu sambil menekan bahuNya agar kembali duduk sambil meminta maaf pada beberapa orang yang menatap mereka dengan tatapan tajam. Harry, lelaki yang mengganggu tidur gadis tadi itu hanya terkikik tidak jelas. Ia menatap wajah gadis yang duduk di sebelahnya dengan geli sambil menggelengkan kepalanya.  “Jika ingin tidur tanpa embel-embel belajar, kau bisa memakai kamarku Kirey, kau tertidur dengan air liur yang sduah membanjiri kertasmu itu. Iuhhhhh, betapa menjijikkannya dirimu saat ini!”  Harry adalah sepupu Kirey, gadis semester akhir yang saat ini sedang menempuh masa-masa sulitnya itu. Kirey menatap kertas yang benar-benar sudah basah di depannya, ia ingin sekali berteriak dan memaki Harry yang ada di depannya. Namun melihat beberapa tatapan tajam dan mengintimidasi di sekitarnya, Kirey mengurungkan niatnya. Ia langsung mengambil tisu dan mengambil ponselnya. Dan benar saja, wajahnya bahkan sudah banjir dengan air berlendir dengan aroma tidak mengenakkan itu saat ini. Kirey bahkan hampir muntah ketika mencium bau dari tangannya yang juga terkena air mancur itu. Kirey langsung mengambil tasnya, dan pergi ke kamar mandi dengan secepat mungkin. Meninggalkan Harry yang hanya geleng-geleng kepala saja. Harry langsung mengambil beberapa tumpukan buku yang ada di meja Kirey. Mengambil kartu perpustakaannya dan pergi pada penjaga perpustakaan.  “Auhh, Harry? Kau ingin meminjam buku lagi?”  Sapa Lis, gadis berusia 25 tahun dan lebih tua 2 tahun dari Harry itu langsung berdiri saat menatap Harry yang berjalan ke arahnya. Tidak rahasia lagi bahwa sang penjaga perpustakaan ini sangat menyukai Harry, yang bahkan Harry sendiri bingung darimana sosok gadis itu mengenalnya. Harry tidak nyaman ketika berhadapan dengannya, tapi demi Kirey si pemalas itu. Harry rela harus berhadapan dengan Lis demi buku-buku yang dipinjam Kirey. Karena alasan kedatangannya ke perpustakaan ini juga demi bisa meminjamkan Kirey banyak buku.  “Ya, aku ingin meminjam semua buku ini. Aku tau ini lebih dari batas peminjaman, tapi aku memohon padamu!” Harry memasang tampang wajah sok imut dan sok tampannya itu. Dan hal itu sukses membuat Lis tersenyum malu-malu sok imut juga. Padahal Harry sudah ingin muntah menatap Lis saat ini. Tampilan norak dengan lipstik tebalnya itulah yang membuat Harry tidak suka.  “Tentu saja boleh!” Lis mengambil buku yang ada di tangan Harry, namun tidak langsung mengambilnya. Lis malah menggenggam tangan Harry sambil mengelusnya dengan sangat lembut. Membuat Harry merinding dan meneguk ludahnya dengan paksa. Harry langsung menarik tangannya, membuat buku itu hampir saja jatuh jika tidak ada sosok lain yang langsung menangkapnya.  Lis dan Harry menatap sosok gadis yang menatap mereka berdua dengan datar. Lis langsung memutar bola matanya kesal, ia langsung menatap Kirey yang baru saja datang dengan kesal. Tanpa banyak tanya, ia langsung mengambil buku-buku yang akan dipinjam oleh Harry. Namun, ketika ia menginput judul-judul buku itu, Lis mengerutkan keningnya.  “Aku tau kau ini mahasiswa kedokteran Harry, kenapa kau meminjam buku-buku sejarah ini?”  Kirey dan Harry saling memandang satu sama lain, Harry langsung menggaruk bagian belakang kepalanya dan menatap Lis dengan salah tingkah. Namun tekanan kuat di kakinya membuat rasa salah tingkah Harry hilang begitu saja. Harry menatap Kirey yang menatapnya dengan tatapan tajam dan membunuh. Harry meneguk liurnya lagi, mengapa ia selalu dikelilingi wanita-wanita yang tidak waras?  “Ahahahaha….!” Harry tertawa pelan namun penuh dengan rasa sakit, “Aku ingin membaca beberapa buku sejarah saja. Karena lelaki pecinta sejarah itu katanya manis dan banyak disukai oleh wanita. Sejarah buku dan alam saja tau, apalagi sejarah pacarnya nanti? Bukan begitu?” Harry memainkan satu matanya pada Lis yang langsung terlihat salah tingkah.  “Ahhh begitu rupanya, kau ini. Bisa saja!” Lis lagi-lagi menepuk lengan Harry dengan senyum malu-malunya itu  “Huekkk….!” Kirey pura-pura muntah saat mendengar ucapan itu. Ia lalu menatap Lis yang hanya berdecak tidak suka menatapnya yang pura-pura muntah. Sementara Harry kali ini benar-benar terlihat sedang menahan sesuatu dalam tubuhnya. Ia hanya menatap Kirey dan menyuruh agar gadis itu diam.  Selesai  Buku yang tadi dibawa oleh Harry sudah diinput, Harry meninggalkan kartunya di sana.  “Ini bukumu sudah selesai, jangan telat mengembalikan ya dan jangan kasih tau orang lain kalau aku memberikanmu hak istimewa!” Lis kembali memegang tangan Harry saat memberikan buku itu. Namun Harry langsung mengambil buku itu dan lari terbirit-b***t dari perpustakaan.  “Ahhh...trimakasih, saya pergi dulu!”  “Ihhhh….tadi aja manis, sekarang malah lari. Kalau suka, kan tinggal bilang aja!” Lis menyatukan telapak tangannya dan menyentuh wajahnya sok imut. Kirey hanya menatap Lis dengan gelengan kepala saja, dan gadis yang lebih tua tiga tahun darinya itu sepertinya sadar bahwa ia sedang memperhatikannya. Tatapan sok imut dan sok cantik itu langsung berubah saat menatap Kirey. Saat ini Lis menatap sosok gadis yang ia yakin menjadi penghalang baginya.  “Heh, kamu itu siapanya Harry hah? Aku yakin karena kamu makanya Harry langsung pergi. Harry itu milik saya, kamu gak usahlah jari pelakor. Dasar centil, udah jėlek bau lagi!”  Kirey menatap Lis dengan geram, ia ingin sekali memutar kepala gadis itu. Biar sekalian saja kepala Lis menjadi pajangan di rumahnya dan bisa ia pukul setiap hari jika sedang kesal. Kirey tersenyum miring, membuat Lis jadi was-was. Ia pernah mendengar rumor bahwa gadis yang ada di depannya saat ini bukanlah gadis yang waras. Namun sedikit memiliki sedikit kelainan.  “Harry itu pacar saya idih, mana mau Hary sama cewek macam kamu? Udah tua, jėlek , lebay lagi, Harry itu suka yang kecil mbak” Kirey terkekeh jahat lalu langsung kabur sebelum Lis benar-benar mengamuk. Lis mengepalkan tangannya, ia benar-benar selalu dibuat marah oleh gadis satu itu. Enak-enak saja dia mengejek miliknya.  “Dasar rata!” kesal Lis lalu duduk, namun tatapan Lis juga turun ke bawah dan menatap ke bagian yang dimaksud oleh Kirey. Apa jangan-jangan gadis itu benar? Karena setiap Harry menatapnya, lelaki itu hanya menatap bagian matanya saja.  Lis menggelengkan kepalanya, bergidik ngeri dengan pemikirannya yang ikut-ikut ketularan.  *** “Kirey!”  Aku berhenti, menatap Harry yang ternyata berada di luar perpustakaan sambil memegang buku-bukuku. Aku tersenyum lalu mengambil buku itu. Namun itu tidak berlangsung lama karena  tanganku langsung bergerak dengan cepat dan Plak, aku tersenyum puas saat menatap Harry yang terlihat linglung sembari memegangi kepalanya yang baru saja aku pukul. “Aishhh, kenapa lagi Na? Main nampol segala, dasar!” Harry protes, namun yang diprotesi pun sudah menghilangkan jejaknya. Harry hanya bisa mengelus dâda saja sambil geleng-geleng kepala . Kirey itu orang dewasa tapi sifatnya masih sangat-sangat labil. Dan sangat sulit untuk ditebak.  Harry berjalan mengejar langkah Kirey, “Jadi bagaimana? Udah ketemu tempat PKLmu?”  Aku menatap Harry yang sudah berjalan di sebelahku, “masih nyari dan belom dapet. Ada sih kalo ada, tapi jauh gitu. Kek masuk pedalaman. Aku yakin Edward gak bakal setuju!”  “Emang udah ngomong sama Edward?” Harry bertanya sambil sesekali menatap sekelilingnya. Perasaannya saja atau tidak, tapi feeling sedang tidak enak. Sepertinya ada orang yang sedang mengamatinya dan juga Kirey.  “Kenapa?”  “Tidak, ayo cepat jalan. Feeling aku gak enak gitu, sepertinya ada orang yang ngikutin kita dari tadi deh!”  Aku hanya menarik bahuku, jika diartikan artinya mana aku tau. Dan hal itu hanya membuat Harry menghela nafas saja, ia lalu menarik tanganku dan berjalan dengan cepat. Kirey dan Harry masuk ke dalam salah-satu ruangan yang cukup besar, biasanya gedung itu akan dipakai jika mereka ada kuliah umum seperti saat ini. Ruangan itu sudah cukup ramai, dengan beberapa mahasiswa yang juga ada kelas umum. Harry dan Kirey mengambil tempat duduk di belakang, tujuannya adalah agar mereka nyaman. Sebenarnya yang nyaman hanya Kirey saja, gadis itu pasti akan mencari posisi strategis saat perkuliahan. Maksudnya lokasi duduk strategis agar dosen tidak menunjuknya ketika ada pertanyaan atau apalah. Yang penting bagi Kirey adalah cari aman dan  nyaman. Setelah mereka duduk, tidak lama beberapa mahasiswa lain juga makin banyak datang dan tidak lama sosok lelaki paruh baya, dengan perut buncit, dan rambutnya yang bisa dihitung jari masuk ke dalam kelas. Lelaki yang akan mengajar mereka untuk mata kuliah umum saat ini. Kelas sudah dimulai, karena sangat ramai dan juga tidak mendengar sang dosen. Aku mengalihkan perhatianku ke arah jendela kaca yang mulai terlihat berembun. Dan tidak lama, aku menatap butiran-butiran air muncul pada jendela kaca itu. Aku sesekali menguap dan mengeratkan jaket yang aku kenakan, hawa dingin mulai menusuk hingga ke tulang-tulang. Aku menatap ke arah Harry, mahasiswa kedokteran itu selalu serius dengan kuliahnya. Apapun itu, tidak pernah memandang rendah setiap mata kuliah. “Ada apa?” bisik Harry yang sepertinya sadar sedang diperhatikan olehku. “Tidak ada!”  Harry kembali mengalihkan perhatiannya pada dosen yang sedang mengajar di depan. Aku kembali menatap ke arah kaca, lalu tidak lama tatapanku tertuju ke arah mahasiswa yang duduk di tempat paling depan dengan segala rasa antusiasmenya. Lelaki itu dengan cepat mengacuhkan tangannya ketika dosen bertanya, dan lelaki itu menjelaskan dengan seksama, sejelas-jelasnya, dan amat panjang. Kehidupan yang sedikit membosankan, dan monoton.  

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Mrs. Rivera

read
45.5K
bc

Possesive Ghost (INDONESIA)

read
121.4K
bc

LEO'S EX-SECRETARY

read
121.2K
bc

See Me!!

read
87.9K
bc

FORCED LOVE (INDONESIA)

read
599.0K
bc

Mafia and Me

read
2.1M
bc

Dosen Killer itu Suamiku

read
312.1K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook