Amy melipat serbet sambil bersenandung. Hari ini suasana hatinya begitu ceria karena semalam ia mengalami pengalaman berkencan yang sangat menyenangkan.
Kevin yang sejak tadi menatapnya jengah akhirnya tidak tahan untuk tidak berkomentar pada Rose.
“Kira – kira apa yang telah terjadi pada sahabatmu kemarin malam sehingga hari ini begitu ceria. Bahkan ia membersihkan seluruh gelas Kristal dengan senyuman yang terlalu lebar”, cibir Kevin.
Rose mendengus geli tidak ingin menjawab.
“Kau tidak akan mengerti, Kevin. Kau belum pernah mengerti bagaimana rasanya berkencan dengan seseorang yang sudah ditakdirkan untukmu”, saut Amy yang ternyata mendengar ucapan Kevin.
“Yay a ya, terserah kau, Nona takdir. Sulit dipercaya dari seorang Amy yang semalam tampak marah dan panic akibat kehilangan sebuah botol bekas minuman yang konyol, saat ini justru sangat sumringah”, sindir Kevin.
Senyuman di bibir Amy menghilang dan berubah menjadi tegang.
“Oh, iya. Aku harus mengambil botol itu malam ini”, ujar Amy pada Rose.
Sahabatnya mengangguk setuju.
“Harus”, tegas Rose.
Kevin mengernyit bingung. “Kenpa harus repot – repot menghabiskan waktu dan merelakan diri terjun ke dalam bak sampah super besar hanya demi sebuah botol tua yang jelek itu? Aku punya banyak botol café, mau kubawakan? Kau bisa memilih satu dari sekian banyak botol yang kupunya”, ujar Kevin.
“Tidak, tidak mungkin bisa. Botol yang kau buang adalah botol dengan makna terdalam yang pernah ada. Jangan samakan sama botol – botol kosong Karena kamu telah menghabisi isinya”, ujar Rose.
Amy tertawa dan
Amy melipat serbet sambil bersenandung. Hari ini suasana hatinya begitu ceria karena semalam ia mengalami pengalaman berkencan yang sangat menyenangkan.
Kevin yang sejak tadi menatapnya jengah akhirnya tidak tahan untuk tidak berkomentar pada Rose.
“Kira – kira apa yang telah terjadi pada sahabatmu kemarin malam sehingga hari ini begitu ceria. Bahkan ia membersihkan seluruh gelas Kristal dengan senyuman yang terlalu lebar”, cibir Kevin.
Rose mendengus geli tidak ingin menjawab.
“Kau tidak akan mengerti, Kevin. Kau belum pernah mengerti bagaimana rasanya berkencan dengan seseorang yang sudah ditakdirkan untukmu”, saut Amy yang ternyata mendengar ucapan Kevin.
“Yay a ya, terserah kau, Nona takdir. Sulit dipercaya dari seorang Amy yang semalam tampak marah dan panic akibat kehilangan sebuah botol bekas minuman yang konyol, saat ini justru sangat sumringah”, sindir Kevin.
Senyuman di bibir Amy menghilang dan berubah menjadi tegang.
“Oh, iya. Aku harus mengambil botol itu malam ini”, ujar Amy pada Rose.
Sahabatnya mengangguk setuju.
“Harus”, tegas Rose.
Kevin mengernyit bingung. “Kenpa harus repot – repot menghabiskan waktu dan merelakan diri terjun ke dalam bak sampah super besar hanya demi sebuah botol tua yang jelek itu? Aku punya banyak botol café, mau kubawakan? Kau bisa memilih satu dari sekian banyak botol yang kupunya”, ujar Kevin.
“Tidak, tidak mungkin bisa. Botol yang kau buang adalah botol dengan makna terdalam yang pernah ada. Jangan samakan sama botol – botol kosong Karena kamu telah menghabisi isinya”, ujar Rose.
Amy tertawa dan
Amy melipat serbet sambil bersenandung. Hari ini suasana hatinya begitu ceria karena semalam ia mengalami pengalaman berkencan yang sangat menyenangkan.
Kevin yang sejak tadi menatapnya jengah akhirnya tidak tahan untuk tidak berkomentar pada Rose.
“Kira – kira apa yang telah terjadi pada sahabatmu kemarin malam sehingga hari ini begitu ceria. Bahkan ia membersihkan seluruh gelas Kristal dengan senyuman yang terlalu lebar”, cibir Kevin.
Rose mendengus geli tidak ingin menjawab.
“Kau tidak akan mengerti, Kevin. Kau belum pernah mengerti bagaimana rasanya berkencan dengan seseorang yang sudah ditakdirkan untukmu”, saut Amy yang ternyata mendengar ucapan Kevin.
“Yay a ya, terserah kau, Nona takdir. Sulit dipercaya dari seorang Amy yang semalam tampak marah dan panic akibat kehilangan sebuah botol bekas minuman yang konyol, saat ini justru sangat sumringah”, sindir Kevin.
Senyuman di bibir Amy menghilang dan berubah menjadi tegang.
“Oh, iya. Aku harus mengambil botol itu malam ini”, ujar Amy pada Rose.
Sahabatnya mengangguk setuju.
“Harus”, tegas Rose.
Kevin mengernyit bingung. “Kenpa harus repot – repot menghabiskan waktu dan merelakan diri terjun ke dalam bak sampah super besar hanya demi sebuah botol tua yang jelek itu? Aku punya banyak botol café, mau kubawakan? Kau bisa memilih satu dari sekian banyak botol yang kupunya”, ujar Kevin.
“Tidak, tidak mungkin bisa. Botol yang kau buang adalah botol dengan makna terdalam yang pernah ada. Jangan samakan sama botol – botol kosong Karena kamu telah menghabisi isinya”, ujar Rose.
Amy tertawa dan
Amy melipat serbet sambil bersenandung. Hari ini suasana hatinya begitu ceria karena semalam ia mengalami pengalaman berkencan yang sangat menyenangkan.
Kevin yang sejak tadi menatapnya jengah akhirnya tidak tahan untuk tidak berkomentar pada Rose.
“Kira – kira apa yang telah terjadi pada sahabatmu kemarin malam sehingga hari ini begitu ceria. Bahkan ia membersihkan seluruh gelas Kristal dengan senyuman yang terlalu lebar”, cibir Kevin.
Rose mendengus geli tidak ingin menjawab.
“Kau tidak akan mengerti, Kevin. Kau belum pernah mengerti bagaimana rasanya berkencan dengan seseorang yang sudah ditakdirkan untukmu”, saut Amy yang ternyata mendengar ucapan Kevin.
“Yay a ya, terserah kau, Nona takdir. Sulit dipercaya dari seorang Amy yang semalam tampak marah dan panic akibat kehilangan sebuah botol bekas minuman yang konyol, saat ini justru sangat sumringah”, sindir Kevin.
Senyuman di bibir Amy menghilang dan berubah menjadi tegang.
“Oh, iya. Aku harus mengambil botol itu malam ini”, ujar Amy pada Rose.
Sahabatnya mengangguk setuju.
“Harus”, tegas Rose.
Kevin mengernyit bingung. “Kenpa harus repot – repot menghabiskan waktu dan merelakan diri terjun ke dalam bak sampah super besar hanya demi sebuah botol tua yang jelek itu? Aku punya banyak botol café, mau kubawakan? Kau bisa memilih satu dari sekian banyak botol yang kupunya”, ujar Kevin.
“Tidak, tidak mungkin bisa. Botol yang kau buang adalah botol dengan makna terdalam yang pernah ada. Jangan samakan sama botol – botol kosong Karena kamu telah menghabisi isinya”, ujar Rose.
Amy tertawa dan