7 | Bella Yang Tak Bisa Mengelak

1170 Words
Austin yang tidak dapat mengalihkan pandangannya dari Bella. Berusaha untuk melihat kejujuran di mata Bella. Apa yang ada di pikirannya saat ini. Apa yang di ucapkan Bella berbeda dengan bahasa tubuhnya. Dengan gerakan cepat, Austin mendekap tubuh Bella dari belakang ketika Bella hendak berdiri. Tangannya langsung dia posisikan di p******a Bella begitu menggoda dan ranum. Sedangkan tangan yang satunya sudah menyentuh inti tubuh Bella. "Austin..!!!" sekali lagi Bella berteriak. Meronta ingin melepaskan tubuhnya dari dekapan Austin yang sudah menyentuh titik sensitifnya. "Apa yang ka-u laku-kan Austin..." seru Bella yang sudah tertutup dengan desahan. "Ahhhh!!!" lenguh Bella, ketika jemari Austin sudah masuk dari bawah dress panjang Bella, dan menyusup masuk ke inti tubuh Bella. Seperti setruman dahsyat mengalir di sekujur tubuhnya. Dengan cepat Austin mengangkat tubuh Bella dan memindahkannya tepat di depannya. "Austin..!! Stop! Ahhh... Uhmm!" teriak dan rintih Bella bersamaan. "Euhh... Uhmm...!" erangan Bella, ketika jemari Austin terus bermain dengan sangat baik di dalam intinya. Sedangkan tangannya yang satu terus meremas dadanya dan memainkan puncaknya dengan dua jarinya. "A-apa yang kau lakukan Austin..!! Tolong hentikan! Singkirkan tanganmu Austin!" rintih Bella menahan tangan Austin dengan sekuat tenaga. Austin tersenyum, dan mendekatkan wajahnya di tengkuk Bella. "Singkirkan ?? Apakah itu keinginanmu saat ini ??" desis Austin. "A-apa maksud kamu!?" tanya Bella menahan tubuhnya dari sensasi geli luar biasa. Austin kembali memasukkan jemarinya semakin dalam, dan sedikit bermain dengan gerakan berputar. "Uhmm..." desahan kembali keluar dari bibir Bella. "Aku pikir kamu juga menginginkan ini, Bella ?" bisik Austin. Sambil terus memainkan jemarinya, keluar masuk dan menyentuh bagian terdalamnya. Punggung Bella semakin rapat bersandar di d**a bidang Austin. Austin kembali tersenyum dan berhenti memainkan jemarinya dan mengeluarkannya sedikit. "Kalau kamu ingin berhenti, aku akan berhenti sekarang..." bisik Austin dengan suara beratnya tepat di cuping telinga Bella. "Apa maksudmu Austin, di saat seperti ini... Bagaimana aku harus menjawab…?" batin Bella dengan wajah sayunya. Melihat Bella hanya diam berpikir, Austin kembali memasukkan jarinya dengan dalam dan keras. Hingga Bella melenguh begitu panjang dan memajukan dadanya. "Ahhh!" desah dan rintih Bella menerima kenikmatan yang tidak pernah dia rasakan dari suaminya sendiri. "Kenapa, rasa seperti ini dari pria lain! Steve tidak pernah melakukannya untuk ku! Ini pertama untukku…" batin Bella yang sudah menggerakkan tubuhnya tidak beraturan. Desahan dan erangan tidak bisa dia sembunyikan. Kedua tangan Austin memainkan kedua titik sensitf tubuhnya. Tersenyum puas. Ya, saat ini Austin tersenyum sangat puas melihat wajah sayu Bella yang dipenuhi gairah dan tubuhnya yang mengejang tiada henti. Austin menghentikan semua tangannya, walaupun jemarinya masih berada di lembah basah milik Bella, "Kalau kamu mengizinkannya, aku akan melakukan lebih untukmu, membuatmu merasakan puncak kenikmatan yang tertunda saat itu, meskipun hanya dengan tanganku..." gumam Austin yang tidak dapat melepaskan senyumannya dari wajah cassanovanya. Bella sedikit menoleh ke arah Austin, tampak berpikir. Nafasnya tersengal-sengal karena gelombang gairah. "Yakin... Hanya dengan tanganmu ??" tanya Bella malu. "Iya.. hanya dengan tanganku..!!" seringai Austin. Bella menunduk, berpikir, "Kalau hanya menggunakan tangannya, berarti akan sedikit lebih lama..." batinnya. "Tapii... Ah... Apa yang sudah aku pikirkan, maafkan aku Steve…! Aku harus berhenti sekarang juga..!!" perasaan bersalah seketika hadir mengingat wajah Steve. Melihat Bella kalut dalam pikirannya, Austin kembali memainkan inti Bella di bagian terdalam. "Kalau begitu..." gumam Austin, dan mempercepat gerakan tangannya. Membuat Bella kembali mengejang mengunci jemari Austin di dalam sana. "Ahh… ah..." lenguh Bella menutup mulutnya dengan punggung tangannya. "Tapi rasa ini, hanya berasal dari jarinya, Steve tidak pernah melakukan hal seperti ini..!!" gelap sudah penglihatan Bella. Masuk dalam permainan Austin. Menutup matanya, menikmati sensasi gila yang pertama kali dia rasakan dalam hidupnya. Hanya dengan jari milik Austin seluruh tubuhnya merasakan aliran listrik. Srett.... "Austin...!!" kaget Bella. Austin sudah menurunkan resleting Dress yang di kenakan Bella. "Tunggu..!! Tunggu Austin..!!" seru Bella. "Wow... Aku tidak tahu kalau p******a mu seindah ini Bella..!!" kagum Austin dan membasahi bibirnya. Di remasnya dari belakang dengan lembut dan sedikit keras. "Payudaramu sangat besar dan sangat menggoda..!!" seru Austin dan memiringan tubuh Bella. "Apa yang kau katakan..?? Ughhh ..!!" seru Bella dan mendesah di saat bersamaan. Lidah Austin sudah menjilati puncak pink yang sudah mengeras dengan gerakan melingkar dan mengisapnya berkali-kali. Tangannya yang satu terus menjepit dan memainkan berulang-ulang. Tangannya yang satu terus keluar masuk di dalam inti terdalam tubuh Bella. Di angkatnya tubuh Bella dan bersandar di pegangan sofa. Di lumatnya p******a Bella bergantian. Tangan Austin terus mengoyak di bawah sana. "Kau sangat nikmat Bella..!!" gumam Austin. Desahan, erangan, lenguhan, racauan terus keluar dari bibir tipis Bella. "Ahh... Dia melakukannya sedikit kasar..!! Apa akan baik-baik saja ??" risau Bella yang baru pertama kali di perlakukan seperti ini. "Uhhmm Bella.." racau Austin terus menyesap d**a ranum Bella bergantian. "Ah... Austin!" seru Bella merasakan sesuatu di bawah sana bergejolak. "No.. Austin...!!" teriak Bella, merasakan miliknya berdenyut begitu kuat. "Nikmati Bella..!!" bisik Austin dan mempercepat gerakan jarinya dan memasukkan tambahan jari. "Oughh!! No.. Austin!" lenguh Bella mengangkat punggungnya ke atas. Dua menit. Lima menit. Tubuh Bella mengejang dengan kuat dan mengeluarkan semua cairan yang ada di dalam tubuhnya. Lenguhan yang sangat panjang, menandakan betapa dahsyatnya kenikmatan yang di rasakan Bella. Tubuhnya di sandarkan di atas sofa. Deru nafas berat putus-putus akibat puncaknya membuat dadanya naik dan turun. Austin mengeluarkan jemarinya dan tersenyum. " Wow... itu sangat banyak Bella..." puas Austin melihat sofa yang sudah basah karena cairan Bella. "Kau sangat menikmatinya Bella... hhehee" smirk Austin dan berdiri di depan Bella. Bella hanya diam dan menunduk malu menatap wajah Austin. "Sekarang giliranmu.." seru Austin meraih tangan Bella untuk memegang kejantanannya yang sudah berdiri kokoh. Entah sejak kapan Austin membuka celana kainnya. "Ahh.. Austin ??" gumam Bella membulatkan matanya melihat milik Austin. "Aku juga ingin merasakan tanganmu. Pasti akan terasa sangat enak... Tolong lakukan satu kali untukku..." ujar Austin mendominasi. Seperti sebuah titah, Bella harus membayar apa yang sudah di lakukan untuk dirinya. Deg.... *** Kanada... Sedangkan, di sebuah Bar, Steve melepaskan stresnya dari pekerjaan hari ini. Dengan satu gelas whiskey. "Fiuhh... Untung saja ada Austin yang membantuku hari ini..!! Kalau tidak aku akan terlibat masalah dengan klien penting..!" gumam Steve menghela nafas berat. "Steve!!" panggil seseorang. Suara wanita yang ceria. Steve pun menoleh ke asal suara tersebut. "Giselle..?" "Benar..!! Ternyata Steve sang CEO kita..!!" sambung Giselle tersenyum bahagia menggoda suami sahaabtnya. "Giselle ?? " seru Steve ulang, terkejut kenapa bisa bertemu sahabat Bella di sini. "Wow..!! Aku tidak menyangka kita akan bertemu di sini Steve!" tukas Giselle dan sudah duduk di sisi Steve. "Tolong berikan aku minuman..!!" seru Giselle ke bartender. "Baik, Nyonya..!!" balas Bartender tersebut. "Ah… Aku hanya sedang melakukan perjalanan bisnis di sini.. Kalau kamu ??" jawab Steve apa adanya dan meneguk minumannya. "Uhmm… Kalau aku ada ada kerja sama dengan salah satu maskapai di Negara ini..." Dengan sedikit menunduk dan memijit kakinya, "Aku hanya berkeliling, membuat kakiku kesemutan..!!" keluhnya. Glekk Mata Steve tidak dapat berpindah dari buah ranum milik Giselle yang begitu padat. Dapat dia lihat dengan sempurna ketika Giselle menunduk karena baju kaos ketat yang hanya menutupi setengah dadanya. Dan skirt mini super ketat di atas paha. Hanya stocking hitam yang menutup kaki jenjang Giselle. Giselle mendapati tatapan Steve dan tersenyum penuh arti.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD