Rumah yang terbilang cukup mewah, yang dihuni oleh sepasang pengantin yang harmonis, sedang terdengar suara saling mendesah dan si pria terus memberikan pujian kepasangan wanitanya .
Tapi sayangnya, suara tersebut berasal dari sang wanita pemilik rumah dan pria yang merupakan sahabat sang suami wanita tersebut.
Bella terlihat masih mengurut kejantan Austin dengan gerakan naik dan turun.
"Ahh... Ini sangat luar biasa dan nikmat Bella...!" gumam Austin.
Tersenyum penuh kemenangan, melihat Bella dari atas, "Bella, kau sangat hebat dalam hal ini..!!" sambungnya.
Sambil meremas erat p******a Bella dan memainkan putingnya yang kini berada di sampingnya.
"Apa yang harus aku lakukan, ini adalah pertama kali aku memegang milik pria lain selain Steve..!" batin Bella berkecamuk.
"Tapii… Dibandingkan dengan milik Steve, ini sangat berbeda… Terlihat lebih besar dan tebal dari pada milik Steve..."
"Bagaimana rasaya jika itu masuk kedalam tubuhku..." pikir Bella sambil terus menatap dan melakukan pijatan ke kejantanan Austin.
"Apakah aku harus mencoba untuk memasukkannya ?"
"Ahhhh...!!!" teriakan Bella menggema mendapatkan remasan kuat di dadanya. Austin semakin kuat memainkan puncak pink milik Bella membuat inti tubuh Bella kembali berdenyut dan bereaksi.
Bella berusaha menahan desahannya, tetapi tidak bisa berbohong dengan reaksi tubuhnya.
Dengan seringai, Austin berbisik tepat di telinga Bella. "Apa kau mau aku memasukkannya ?" tidak lupa Austin menjilati daun telinga Bella, membuat Bella semakin menggelinjang tidak karuan.
"Ahhkk... A-pa yang kau katakan!" sahut Bella terbata-bata, berusaha menahan diri. Dengan hawa panas tubuhnya.
"Ckk...!!!" decak Austin, kemudian dengan gagahnya mengangkat tubuh Bella tepat di atas pangkuannya.
"Yakkk!! Tungguuu Austin!!" pekik Bella gugup dan menahan tubuhnya di bahu Austin.
"Aku tidak mau melakukan hal yang lebih jauh!! Dan kau sudah berjanji, hanya menggunakan tanganku!!" tukas Bella masih memakai sisa kewarasannya. Mencoba bertahan agar tidak melakukan hal yang lebih gila lagi.
"Heheh...." seringai Austin, merasakan miliknya sudah basah terkena cairan dari inti tubuh Bella yang tepat berada di atas tubuhnya tanpa jarak.
Austin mendekatkan wajahnya, "Kata-katamu sangat tidak jujur Bel, tapi aku lebih menyukai kejujuran tubuhmu...!" gumamnya dan mengangkat dress Bella yang menutupi milik mereka berdua lalu menyentuh bagian klito Bella.
"Ini sudah sangat siap....!" desis Austin dan mengangkat paha Bella sedikit lalu memasukkan miliknya perlahan.
"Tidakkk...!!! Tidak! Itu akan masuk Austin...!!" seru Bella menutup rapat matanya dan menyandarkan dadanya ke pelukan Austin.
Dapat Bella rasakan, kejantanan Austin yang besar dan tebal memasuki perlahan rumah miliknya. Rumah yang hanya pernah dimasuki oleh suaminya yaitu Steve.
Dan... Srettt...
Masuk sempurna ke dalam inti tubuh Bella yang sangat basah. Membuat Bella mendesah kuat. Austin tersenyum puas dan siap menghentakkan dirinya. Tapi tiba-tiba...
Ringgg
Ponsel Austin berdering. Dia menoleh sedikit melihat ke arah ponselnya melihat siapa yang menelponnya di saat tidak tepat seperti ini.
"Shitt...!!" maki Austin yang harus mengangkat sambungan telponnya.
Blup
Suara tarikan milik Austin dari inti tubuh Bella.
"Sorry Bella, aku harus mengangkat panggilan penting dari klien...!" ujarnya kemudian bergegas mengambil ponselnya.
Bella hanya menatap punggung Austin yang sedang berbicara.
"Baik, Tuan Daisuke... Saya akan kembali ke kantor menemui Anda..! Maaf sudah membuat Anda menunggu..." balas Austin sopan.
Klien dari Negara Sakura yang seharusnya melakukan meeting bersama dirinya di sore hari memajukan pertemuan mereka, karena harus kembali ke Negaranya.
"Ada apa Austin..?" tanya Bella penasaran.
"Maaf Bella, klien dari Jepang mengadakan meeting mendadak. Dan ini merupakan hal penting untuk perusahaan.." jelas Austin sambil memperbaiki celananya.
"Uhmm...Ok..!" jawab Bella singkat dan menunduk, entah kenapa ada rasa kecewa Austin lagi-lagi meninggalkannya di saat seperti kejadian malam itu.
Bella memperbaiki dressnya kembali dan duduk di atas sofa.
Terlihat raut kecewa dan seksi di saat bersamaan di mata Austin, hal itu terlukis jelas di wajah Bella.
"Shittt!! Aku harus meninggalkan wanita secantik ini di saat aku akan menikmatinya..!!" sesal Austin menatap Bella sebelum menutup pintu.
Di kantor, Austin langsung sibuk bersama Tuan Daisuke untuk mengurus kerja sama mereka mengenai ekspor elektronik terbaru yang mereka buat.
Hingga mencapai kesepakatan deal yang memuaskan. Setidaknya selama Steve berada di luar negeri. Austin yang harus mengambil alih semua pekerjaan Steve.
"Baik Tuan Austin..! Sampaikan salam saya ke Tuan Steve!" seru Tuan Daisuke sambil menjabat tangan Austin.
"Terima kasih Tuan Daisuke, dan tentu saja..." balas Austin puas dengan pekerjaannya.
Setelah tamunya yang berasal dari negara sakura itu pergi. Austin mengambil ponselnya dan menghubungi Joy.
"Kemarilah...!!" suara berat Austin yang sedari tadi berusaha menahan birahinya yang tertahan.
"Ok...!!" balas singkat Joy yang paham maksud kata-kata Austin sambil tersenyum senang.
"Dia pasti sudah sangat merindukan tubuhku!" gumam Joy, kemudian mengambil parfumnya dan menyemprotkannya ke bagian belakang telinga dan dadanya.
Tidak lupa memakai pelembab bibir beraroma kopi kesukaan Austin.
Joy duduk dan memutar kursinya kemudian tangannya dengan lihai membuka segitiga tipis berwarna pink di balik rok pendeknya.
"Perfect!" seringai Joy.
Berjalan dengan seksi. Joy menuju ke ruangan Austin yang berbeda lantai.
Tringg
"Hai Cindy..!" sapa Joy sambil tersenyum polos.
"Hai Joy, ada perlu apa ?" tanya Cindy yang merupakan sekretaris Austin dengan polos. Yang tidak mengetahui sepak terjang Joy bersama atasannya.
"Pak Austin memintaku untuk membawa dokumen. Hasil meeting tadi..." kilah Joy sambil memperlihatkan map kosong yang di pegangnya.
"Ok Joy..!!" balas Cindy mengangkat jempolnya.
Ceklek..
Greppp
Begitu Joy masuk dan menutup pintu, Austin langsung menarik tangan Joy dan melumat bibirnya dengan panas.
Tangan Austin langsung mengunci pintu ruangannya. Agar tidak ada pengganggu.
"Kenapa kau sangat lama, Joy!!" suara berat Austin berbisik di sela sesapannya.
"Uhmmm..." hanya gumam kecil menjadi jawaban Joy. Karena mulutnya sibuk membalas sesapan panas dan liar dari Austin.
Sambil berjalan menuju sofa, Austin tidak melepaskan pagutan mereka dan satu per satu membuka kancing kemeja Joy.
Hingga..
Bruk...
Austin mendorong tubuh Joy ke atas sofa dengan sedikit keras dan memaksa. Yang membuat Joy semakin b*******h di setiap gerakan yang Austin berikan.
Kemeja Joy sudah terbuka sempurna. Dibiarkannya Joy masih mengenakan kemeja tersebut, membuat Joy berantakan menjadi semakin seksi di mata Austin.
Tetapi saat ini, tatapan Austin begitu tajam ke arah Joy karena memikirkan tubuh Bella.
Dirinya merasa sangat kesal karena tidak jadi menyetubuhi Bella siang tadi.
"Kau sangat seksi Joy!" seru Austin dengan suara seraknya yang terbakar hawa panas tubuhnya.
"Benarkah ??" jawab manja Joy sambil menggigit jarinya dan mengisapnya sambil menaikkan kedua kakinya ke atas sofa dan melebarkannya tepat di depan Austin.
"f*****g s**t! Kau benar-benar jalang, Joy!"