5 | Perasaan Yang Tidak Dapat Hilang

1103 Words
"AUSTIN?!" Bella yang hendak menoleh dan di saat bersamaan, jemari di dalam intinya tiba-tiba di keluarkan. Lalu dengan cepat, jemari Austin kembali masuk, "Ahhhh!! Tidak! Kita harus berhenti!" batin Bella yang begitu terangsang, karena jemari tersebut masuk semakin dalam dan dalam terus keluar masuk di bagian inti kewanitaannya. "Tunggu! Tubuhku! Ahhh!!" desah Bella menggigit tangannya sendiri menahan desahannya. Tubuhnya terasa begitu menggila akibat permainan jari Austin. Sekujur tubuhnya begitu geli menggelitik, desiran darahnya semakin memuncak. Bella merasa ada sesuatu di bawah sana yang akan tumpah. "Kalau dia seperti ini, aku bisa muncrat !" batin Bella menahan getaran tubuhnya dan mulai mengunci tubuhnya menanti puncaknya yang sedikit lagi tercapai. Tapi, tanpa di duga Austin mengeluarkan jemarinya dan bangkit dari sisi Bella, pria itu menjauh darinya dan kembali ke sofa untuk beristirahat. "Apa maksudnya ini! Kenapa dia berhenti!! Apa yang harus aku lakukan sekarang ?!" "Astaga! Apa yang aku pikirkan barusan ?!" sesal Bella yang mulai kalut dan terbawa dengan suasana. Dengan tubuh gemetar, ia bangun dari tidur dan mendekat ke arah suaminya yang masih tertidur. "Sayang...! Sayang..." Bella berusaha membangunkan Steve yang masih terlelap. "Hmm...?" jawab Steve dan mulai membuka mata. "Jam berapa sekarang ??" tanya Steve. "Sudah jam empat sayang, lebih baik kita pulang sekarang...!" ujar Bella. "Ehh ? Ini masih terlalu pagi sayang, lebih baik kita istirahat saja.." balas Steve. "Taapiii.. aku kurangnyaman di sini... Aku ingin beristirahat di rumah..." Bella berusaha menenangkan diri. "Hmmm, baiklah sayang... Ayo kita pulang !" Steve mengalah. Dia lupa kalau semua teman-temannya saat ini adalah laki-laki, pasti istrinya itu tidaknyaman. Bella dan Steve pun keluar dari rumah Austin tanpa berpamitan. Bella dengan perasaan gundah berbalik sedikit dan melihat Austin yang saat ini tengah berbaring di atas sofa. ***** Kurang lebih dua puluh menit akhirnya mereka tiba. Bip bip bip Ceklek Steve membuka pintu, dan merasa begitu kelelahan. Di bukanya jaket kulit yang di pakainya dan merenggangkan otot lehernya dengan memutar ke kiri dan kanan. "Ughh ! Hari ini benar-benar melelahkan !" gumam Steve sambil merenggangkan ototnya. Bella terus hanyut dalam pikirannya. Di bagian kewanitaannya terus bergejolak mengingat sentuhan dari Austin. Berjalan perlahan dan... Greep Bella memeluk Steve dari belakang, "Sayang..." suara syahdu Bella. Steve yang paham maksud Bella sedikit menghembuskan nafasnya. "Bella, aku benar-benar kelelahan hari ini… hmm..?!" Bella tidak dapat mendengar ucapan Steve, karena pikiran Bella saat ini hanya terus memutar kejadian di rumah Austin. Sentuhan Austin di daerah intinya masih sangat terasa dan tidak dapat dia hapus. "Tidak ! Aku harus menghapus perasaan ini!" batin Bella dan meraih tangan Steve, di arahkannya di balik roknya dan memasukkan tangan Steve ke dalam kewanitaannya. "Ada apa Bella ? Kenapa tiba-tiba seperti ini ?!" tanya Steve bingung, melihat istrinya lebih agresif dari pada beberapa hari kemarin. Bella mendorong tubuh Steve ke atas ranjang. Dengan cepat Bella melucuti stocking dan kain segitiga tipisnya. "Bella!" kaget Steve di dorong tiba-tiba seperti itu dan wajah shock melihat adegan di depannya. Miliknya terlihat sudah sangat basah karena di terpa gairah secara tiba-tiba. Bella melepaskan blazernya dan atasan kaosnya. Kemudian, Bella berlutut di tepi ranjang dan membuka celana Steve dan meraih milik suaminya itu bi balik boxer yang dia kenakan. Bella naik ke atas kasur dengan gaya sensual. Berjalan menggunakan lututnya dan tangannya mulai meraih kejantanan Steve. Di belainya dengan lembut kejantanan yang sudah berdiri kokoh. "Bella, tunggu !" seru Steve menahan istrinya. Tidak Bella hiraukan. Dipikirannya hanya harus menghapus tiap rasa sentuhan dari Austin yang begitu membekas. Bella terus mengusap lembut milik suaminya. "Kau sudah seperti ini, Steve..." "Apa kau masih tidak mau ?" sendu Bella dengan wajah yang begitu imut dan memerah. "Ahh sayang...!" gumam Steve, karena Bella mulai merangkak naik dan siap membenamkan miliknya. Bella yang sudah sangat basah, langsung saja mengarahkan intinya tepat di atas kejantanan suaminya. Dan.. Bleshh Diiringi lenguhan panjang Bella. Akhirnya dirinya bisa menyatu bersama Steve setelah sekian lama. "Aahhh!" Bella terus bergoyang dengan liar di atas suaminya. "Uggh Bell!" desah Steve merasakan denyut di kejantanannya. "Ahhh... ini sangat menyenangkan sayang!" racau Bella dengan senyum yang menghiasi wajahnya. "Aku harus menghapus rasa itu!" batin Bella. Namun bayangnya masih terasa begitu lekat di intinya. Ketika jemari Austin bermain dengan begitu baik di dalam sana. Bella terus bergerak naik turun dan maju mundur. Kedua tangannya bertumpu di perut sixpack suaminya. Berusaha menggantikan sentuhan dari Austin dengan milik Steve. Desahan demi desahan terus keluar dari bibir indah Bella. "Ughh!! Bella ! Tunggu !" seru Steve menahan gerakan Bella dan melepaskan penyatuan mereka. Di angkatnya tubuh Bella dan merebahkan di tengah-tengah ranjang. Steve membuka baju kaosnya dan melemparkan sembarangan di lantai. Steve meraih pengait bra milik Bella dan membukanya. Sehingga dapat dia lihat dua buah melon yang begitu kenyal dan harum. Serta buah strawberry di bagian puncaknya yang begitu ranum siap untuk di santap. Dengan tatapan yang penuh gairah, Steve memagut bibir Bella dengan begitu basah. "Uhmmm Steve..." gumam Bella bahagia dan membalas ciuman Steve dengan tidak kalah liarnya. Hasrat yang sudah terpendam begitu lama. Steve melepas pagutannya dan menatap Bella. "Ahhh! Tatapan itu ! Sudah lama aku tidak melihatnya!" batin Bella. "Aku mulai sayang !" bisik Steve dengan suara beratnya. Bella hanya mengangguk dengan tatapan sayu. "Ahhhhh!!!" teriak mereka berdua memenuhi ruangan. Steve dengan kasar mengoyak kewanitaan Bella menggunakan kejantanannya. "Uhmmm! Steve! Harder please !" racauan Bella menggigit bibirnya. "Kau sangat seksi Bella!!" serak Steve dan meremas kedua melon Bella dengan kuat lalu melumat serta menjilati tiap bagian di daerah strawberrynya. Lidahnya di mainkan dengan begitu lembut dan Steve memberikan gigitan kecil di bagian puncaknya. Gerakan tubuh Bella mulai tidak dapat di kontrol, hantaman demi hantaman yang diberikan Steve serasa deru ombak yang membuat darahnya berdesir. "Ah ahh...!!" desahan demi desahan saling berbalas. Tubuh yang mulai di basahi oleh peluh mereka berdua. Membuat pergumulan mereka semakin liar dan intens. "Sayang!" seru Bella yang merasakan dirinya sebentar lagi mencapai puncaknya. "Berikan lagi dan lagi sayang!! Faster!!" racau Bella sambil mengulum telunjuk Steve. Steve mengikuti kemauan istrinya, karena dia pun sudah hampir di ambang batasnya. Dan... Saat Bella hendak mencapai puncaknya, sedikit lagi. Ia mendengar suara erangan keras dari Steve, bersama dengan sesuatu yang hangat memenuhi perutnya. “Arrgghh!" Steve merobohkan dirinya di samping Bella dan memeluk istrinya dari belakang. Pria itu mendapatkan puncak kenikmatan lebih dahulu sebelum ia mendapatkan hal itu. "Akhirnya sayang, kita berdua memiliki waktu yang begitu bagus…Terima kasih Bella !" ucap Steve lembut dan mengecup bahu Bella. Bella yang tadinya tertegun dan merasa kosong, akhirnya mengulas tersenyum, "Iya sayang..." balas Bella singkat. Tidak masalah untuk malam ini. Setidaknya ia dan Steve sudah kembali melewati malam panas bersama. Bella menutup matanya, "Apa yang harus aku lakukan...!! Perasaan tadi tidak dapat hilang...!" batin Bella dengan sejuta perasaannya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD