KEKEJAMAN SANIA

799 Words
Dengan seringai licik di wajahnya, Sania pun membawa Kartika pergi. Sania langsung membawa Kartika menuju ke rumahnya yang mewah dan besar. Kartika langsung dibawa ke kamar utama yang terletak di lantai atas. Selama tinggal di rumah Sania, Kartika tau betul bahwa kamar utama di lantai atas itu adalah kamar istimewa. Bahkan Sania pun tidur di kamar utama di lantai satu yang tidak terlalu besar. Kamar itu cukup besar dengan ranjang berukuran big size, kamar mandi di dalam dan juga televisi. "Kau tidak boleh keluar, nanti Teti akan mendandani dirimu.Jika kau lapar di dalam kulkas kecil itu ada buah-buahan dan juga ada panci elektrik untuk memasak air dan mie instan dalam cup," kata Sania. Dan, saat Kartika masuk ke dalam, terdengar pintu terkunci dari luar. Entah mengapa perasaan Kartika tiba-tiba tidak enak. Namun, ia tetap berusaha untuk berpikiran positif. Untuk mengusir kegelisahan, ia pun menghidupkan televisi dan menyalakan AC kemudian berbaring di atas ranjang yang empuk itu sambil menikmati acara televisi. Suhu kamar yang begitu sejuk dan ranjang yang begitu empuk memanjakan Kartika sehingga gadis itu merasa ngantuk dan akhirnya ia jatuh tertidur. Entah berapa lama ia tertidur saat tiba-tiba ia merasakan ada tangan-tangan yang meraba tubuhnya bahkan kebagian paling sensitif miliknya. Dan, saat ia membuka matanya ia merasa terkejut saat melihat lima orang pemuda ada di dalam kamar itu dalam kondisi tanpa pakaian. Kartika segera turun dari ranjang dan berusaha keluar dari kamar itu. Namun,pintu kamar itu tekunci dari luar. Kartika pun bertambah panik ia mulai menjerit ketakutan. Namun, semua itu sia-sia saja. "Kalian mau apa? Tolong, jangan sentuh aku!" seru gadis itu. "Hahah, enak saja. Kami semua sudah membayar mahal pada Mami Sania untuk menikmati dirimu, manis. Jadi, lebih baik kau menurut saja dan layani kami semua." Salah satu pemuda itu tampaknya sudah tidak sabar lagi, dengan cepat ia pun langsung menyergap Kartika dan langsung merobek pakaian gadis itu dengan kasar. Tanpa dapat menolak lagi, tubuh Kartika menjadi bulan-bulanan ke lima orang pemuda itu. Kartika hanya dapat menjerit kesakitan saat ia diperlakukan dengan tidak semestinya. Dan semalaman itu tubuhnya benar-benar dipaksa melayani ke lima pemuda itu hingga akhirnya gadis cantik itu tidak sadarkan diri. Pagi harinya saat Kartika tersadar ia masih dalam kondisi tanpa sehelai benangpun. Terdengar pintu dibuka dan Sania masuk dengan seringai liciknya. "Selamat pagi, sayang. Bagaimana semalam? Hahahha, kau tentu puas bukan. Sekarang kau makan apa yang dibawakan oleh bik minah kemudian kau mandi, karena kau masih harus melayani beberapa tamu lagi." Kartika terbelalak kaget. "Ampun, Mami. Mami tidak mengatakan bahwa saya harus melayani beberapa tamu sekaligus, saya betul-betul kaget dan kelelahan." "Kau mau melawan, hah?!" bentak Sania. "Aku lelah, Mami. Sungguh, semalam aku kelelahan," elak Kartika. Namun, Sania adalah wanita berhati dingin, dengan tega ia menyeret tubuh Kartika ke kamar mandi. Dan wanita itu langsung menyalakan shower lalu menyiram Kartika hingga gadis itu kedinginan. "Kau pilih mandi sendiri atau aku mandikan dengan kasar, hah!" "Aku mandi sendiri saja,Mami," jawab Kartika ketakutan. "Bagus! Setelah mandi kau makan sarapanmu, habiskan makananmu. Awas kalau kau macam-macam!" Kartika hanya bisa mengangguk dan perlahan mulai menggosok tubuhnya dan mandi. Hatinya terasa sakit, ia merasa begitu kotor. Setelah mandi ia mengambil handuk dan menutupi tubuhnya. Tampak sepiring nasi goreng dan segelas teh hangat di atas nakas. Sementara pintu kamar sudah kembali terkunci. Karena lapar dan juga lelah, Kartika pun langsung menghabiskan makanan dan teh hangatnya. Setelah selesai makan, Kartika kembali membaringkan tubuhnya di atas ranjang. Tangisnya kembali pecah. Hatinya terluka, ia merasa telah tertipu mentah-mentah. Sania memang licik, dia benar-benar tidak mau rugi sama sekali. Hingga akhirnya sepanjang hari itu entah berapa tamu yang harus Kartika layani hingga ia merasa tak sanggup lagi untuk berdiri. Setelah selesai dengan tamu terakhirnya, Kartika benar- benar tak sanggup lagi untuk bangkit . Bahkan untuk mengenakan pakaian dan membersihkan dirinya. Gadis itu pun akhirnya tertidur dalam kondisi tanpa sehelai benang pun. Barulah pagi harinya, Kartika bangun dan perlahan bangkit dan membersihkan tubuhnya di kamar mandi. Setelah itu ia pun hanya duduk di ranjang sambil menangis. Tangis Kartika terhenti saat pintu kamar terbuka dan Teti masuk . "Kau ditunggu Mami di ruang makan. Jangan melawan, dengarkan saja Mami bilang apa. Habis sarapan, kau akan diantarkan kembali ke Mess." "Iya," jawab Kartika lirih. Ia pun segera beranjak dan melangkah perlahan mengikuti Teti. Sampai di ruang makan, tampak Sania sedang duduk dan saat melihatnya, wanita itu langsung memberi isyaarat untuk segera duduk. "Makanlah, setelah ini kau akan kembali ke mess. Nanti malam kau akan bekerja seperti biasanya, paham? Aku tidak melarang jika kau ingin keluar mess dan belanja. Tapi, jangan sekali-kali kau menemui Denny. Atau keluargamu yang lain." "Baik, Mami." "Jangan mimpi Denny bisa menebusmu jika tidak membawa 50 juta rupiah." Kartika tidak menjawab ucapan Sania. Tanpa banyak bicara ia pun segera memakan rotinya dan setelah selesai beberapa orang anak buah Sania pun mengantarkannya kembali ke mess.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD