Tanah yang kubaringi terasa empuk dan hangat. Tunggu sepertinya ini bukan di tanah. Ini di benda yang empuk seperti kasur. Hidungku terasa aneh dan kaku seolah tertempel benda asing. Aku mulai mengerjapkan mataku yang seperti berhias bintang-bintang. Perlahan kutata pandanganku. Dimana aku sekarang? Bukannya terakhir aku di rumah? Tidak, aku di mall. Tidak, aku di mobil. Aku…aku kan tadi kecelakaan. Ya Tuhan, sadar Nabilla. Kamu tadi kenapa? Mana anakmu? Aku makin kebingungan. “Sayang? Kamu bisa melihatku? Sayang? Ini Kak Erlan, Sayang,” ujar Kak Erlan yang membuatku makin kebingungan. “Kak, Aiyra mana? Aiyra gak apa-apa, kan? Aiyra mana, Kak? Mana Aiyra, Kak?” racauku makin kacau. Apa anakku baik saja? Apa dia terluka? Apa dia tak apa? Pertanyaan itu terus saja memburuku
Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books