BAB 8

1023 Words

Dea ingin membenturkan kepalanya di didinding. Pikirannya sudah hampir gila, pikirannya mulai tak tenang. Sedari tadi mondar mandir tanpa sesuatu yang jelas. Dea menghentakan kakinya, gemas ingin meraung agar kejadian semalam bisa di ulang kembali. Ia pasti akan menolaknya. Pikiranya mulai sinting, dengan mudahnya ia menerima ciuman pria yang jelas-jelas bukan pacarnya, terlebih lagi Rafa. "Argghhhh, s**l " rutuk Dea. Flasback "A'a, boleh cium" suara serak Rafa seperti aliran listrik menjalar di permukaan kulitnya. Rafa memandangnya seolah dialah pusat perhatiannya. Entah setan apa merasuki pikirannya. Dea terdiam dan mengangguk, bibir Rafa tertarik ke atas, senyumnya membuat jantung Dea berhenti berdetak. Hanya satu detik Dea menghitung dalam hati. Bibirnya terasa lembab, seperti hanya

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD