BAB 17

853 Words

Rafa berlari menuju apartemen Dea. Dea telah membuatnya pusing beberapa hari. Dea menghilang tanpa jejak, ponselnya tidak aktif, bahkan apartemennya kosong. Rafa sungguh khawatir. Dea baru saja menghubunginya, mengatakan ia memerlukan kehadirannya. Rafa menatap Dea berada di depan Tv, menoleh kearahnya. Dea tersenyum menatapnya, matanya sendu. Rafa pernah menatap Dea seperti itu, ketika ia ditinggal kedua orang tuanya pergi perjalan bisnis. Berbulan-bulan hanya tinggal bersama pengasuhnya. Rafa melangkah mendekat, lalu memeluk tubuh Dea. "Kamu kenapa". "Tidak ada apa-apa". "Tidak ada apa-apa, kalau kamu tidak cerita sama A'a". Dea melepas pelukkanya, ia lalu kembali duduk di sofa. "Kamu kemana saja kemarin. A'a sampai pusing loh cariin kamu". "Dea, ke Bali, ada urusan disana". "Ur

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD