Dea menatap Raka, tepat berada di hadapannya, tatapan Raka sulit diartikan, Raka lalu memeluknya, merengkuh tubuh Dea, tepat berada di hilir mudik para pengunjung, lalu di kecupnya kening Dea, dengan segenap jiwa. Seolah-olah ini adalah perpisahan terkahir untuknya. "Mas sayang kamu" ucapnya dengan segenap hatinya. Waktu seakan berhenti berputar, tetap berada pada porosnya. Dea terpaku, hatinya seakan sesak, sulit bernafas, kata yang meluncur dari mulut Raka, seakan terakhir untuk di ucapkan. "Tapi, mas harus memilih" ucapnya lirih, di pegangnya pipi lembut Dea. "Mas, sebenarnya tidak sanggup seperti ini". Raka menarik nafas, di tatapnya Dihadapannya, ia lalu menarik kembali tubuh Dea, dipeluknya kembali Dea segenap hatinya. Lalu di lepaskannya begitu saja, lalu menarik koper di sampi