Amel menarik lengan Naira menuju ke sebuah lahan kosong di belakang bangunan tua. Riuh ramai suasana sore itu membuat orang-orang tak memperhatikan apa yang Farida lakukan pada Naira. Orang-orang terlalu sibuk menikmati gelaran pawai. "Gadis tak tahu diri!! KAU BERSENANG-SENANG PADAHAL KELUARGAMU SEDANG BERJUANG!" geram Farida. Dia menatap penampilan Naira dari ujung kepala hingga ujung kaki. "Sekarang ibu percaya omonganku, kan? sudah kubilang keadaan kak Naira jauh dari kata sengsara seperti yang ibu harapkan!" ucap Deryn ikut menimpali. "Apa salah Nai, Bu? Ampuuun." Naira menangkupkan tangannya memohon pada Farida. "Kau bertanya apa salahmu, HAH?!" Farida melotot seraya menjambak rambut Naira. "Salahmu adalah menjadi penghalang Deryn untuk mewarisi seluruh kekayaan keluarga Wicakson