"Tuan, mengapa Anda diam?" Suara Naira menyadarkan lamunan Giordan. Ia lantas menghembuskan nafas berat. "Aku juga tak tahu bagaimana caranya," kata Giordan "Kalau tak tahu mengapa Tuan harus mengatakannya. Aku sudah bersiap untuk melakukan apapun itu demi membuktikan apakah aku memiliki bakat," ucap Naira lirih dengan nada kecewa. "Aku tak yakin Kau mau melakukannya jika mengetahui apa itu," batin Giordan dengan seringai mengejek. "Tuan, sekarang--dimana hantu itu?" bisik Naira dengan mata menatap ke sekeliling atap, seakan takut Aslan bisa mendengarkan ucapannya. "Kau tak perlu takut, dia tak bisa masuk ke kamar ini." "Be-benarkah?" Naira menatap penuh selidik. "Apa yang membuatnya tak bisa masuk ke kamar ini?" Giordano menunjuk bulu merak yang sengaja di tempel di atas pintu k