"Maaf, Tuan! saya--saya pamit dulu." Naira berdiri dan segera pergi menghindari Giordan. "Hei!! Kau belum mengatakan alasannya!" seru Giordan, tetapi Naira sudah berlari menaiki tangga. "CK! Apa sih maksud dia!" Giordan mendengus. Naira akhirnya tiba di lantai dua. Sejenak dirinya berhenti sambil memegangi lututnya. "Fuhh!! malunya.." Setelah nafasnya berangsur stabil, Naira melenggang menuju kamar. Namun, matanya terpaku pada sosok Aslan yang baru saja melintas tak jauh di depannya. "Aslan!" panggilnya. Naira berjalan setengah berlari untuk mencari Aslan, tetapi hantu tampan itu sepertinya tak mendengar Naira memanggilnya. "Aslan!" seru Naira lagi. Aslan menoleh. "Hai! Naira!" "Kau dari mana, dan Apa itu?" Naira menunjuk kain putih yang mengikat lengan Aslan. "Oh, ini! luka,