Part 5

1390 Words
Kemarin malam .... "Kenapa Ibu menyembunyikan hal itu dariku?" Tiffany yang masuk ke kamar Lucas untuk melihat apakah putranya sudah tidur atau belum tiba-tiba mendapat pertanyaan seperti itu. Ia tidak tahu apa yang sedang Lucas bicarakan saat ini. "Apa yang kau bicarakan?" Tiffany balik bertanya pada Lucas. "Perselingkuhan Ayah." •••• Bayangan pembicaraan itu kembali terlintas di benak Tiffany yang baru saja pulang setelah bekerja. Rumahnya masih dalam keadaan sepi, karena memang Samuel sedang pergi ke luar kota untuk urusan bisnis, sekaligus untuk bersenang-senang dengan selingkuhannya. Ia tahu hal itu, meski tidak ada yang mengatakan hal itu pada. Tiffany tidak ingin memikirkan hal yang sudah ia ketahui kebenarannya. Ia lebih memikirkan Lucas yang sampai detik ini belum pulang juga. Ia berharap, semoga saja Lucas tidak melakukan hal yang buruk setelah mengetahui tentang perselingkuhan Samuel. Tiffany mencoba menyembunyikan hal itu dari Lucas, karena tahu kalau hatinya pasti akan hancur karena mengetahui kalau ayahnya jarang bersamanya bukan karena sibuk bekerja, tapi karena sibuk berselingkuh. Namun, ternyata dia sudah mendengar pembicaraan itu, dan tidak mungkin lagi menutupi itu darinya. Tidak lama setelahnya, terdengar suara langkah kaki yang membuat Tiffany seketika menoleh. Yang datang adalah Lucas, dengan raut wajah yang terlihat sangat bahagia. "Kau terlihat sangat bahagia. Ada apa?" tanya Tiffany. Lucas menatap ibunya yang baru saja bertanya padanya. "Tidak ada apa-apa. Ayah belum pulang? Apa dia bersama selingkuhannnya?" dan Lucas juga bertanya pada ibunya. "Kau tidak melakukan hal buruk pada gadis itu, kan?" tidak ada jawaban. Tiffany balik bertanya pada Lucas. Lucas tidak mengerti kenapa ibunya begitu peduli dengan apa yang ia lakukan pada Bella, "Aku tidak melakukan apa-apa padanya. Tidak ada telepon dari sekolah yang mengatakan kalau aku melakukan sesuatu, kan?" Tiffany tidak bisa percaya begitu saja pada Lucas, sebab ia sangat mengenal anaknya sendiri. Pasti ada sesuatu di balik raut kebahagiaan itu, karena tidak mungkin dia bisa tersenyum tanpa sebab yang jelas. Dan Lucas sadar kalau ia dicurigai oleh ibunya. Ia bisa melihat tatapan penuh kecurigaan itu dengan jelas. "Ibu tidak akan bercerai dengan Ayah, kan?" tapi, Lucas tidak peduli dengan tatapan kecurigaan ibunya. Ia lebih memilih untuk membahas hal lain. Meski kadang kesal karena kedua orang tuanya sibuk bekerja, hingga tidak peduli pada dirinya, tapi Lucas tidak ingin melihat kedua orang tuanya bercerai. Jika orang tuanya berpisah, maka ia hanya akan hidup bersama salah satu dari mereka dan ia akan semakin kesepian. Jika orang tuanya tetap bersama, maka setidaknya ia masih bisa makan dalam satu meja dengan mereka sembari bercanda, walau itu jarang terjadi. "Bertahanlah sebentar lagi. Aku akan membuat Ayah kembali menjadi milik Ibu, hanya milik Ibu. Wanita itu akan menangis karena berani mengambil milik Ibu, lalu dia akan pergi dari sisi Ayah. Aku akan melakukannya." Lucas kembali bicara, lalu pergi ke kamarnya. "Apa yang sedang kau bicarakan? Lucas!" Tiffany mencoba untuk bicara lagi dengan Lucas karena ucapannya tadi terdengar sangat aneh. Entah bagaimana caranya anak 17 tahun akan melakukan semua itu. Ia ingin tahu, tapi Lucas sudah mengunci pintu kamar dan tidak mau bicara lagi. •••• "Lucas tidak akan mengganggu Bella lagi, kan?" dan di tempat lain, tepatnya masih di sebuah kamar hotel, Lia baru saja bertanya pada Samuel yang berbaring di sebelahnya. "Aku tidak akan membiarkan itu terjadi, karena aku sudah menjanjikan semua yang terbaik untuk Bella." Samuel merespon kekhawatiran Lia dengan begitu santainya. "Aku juga bisa membawa Bella ke sekolah yang lain kalau Lucas masih mengganggunya. Kau tidak perlu khawatir." Samuel kembali bicara untuk semakin membuat Lia tenang. Lia hanya tersenyum saat Samuel bicara padanya. Itu terdengar sangat melegakan, karena ia tidak perlu lagi khawatir pada masa depan Bella. Ia tahu ini salah, tapi tidak ada jalan lain, selain melakukan hal ini. Ini tidak akan berlangsung selamanya, ia akan bertahan sampai memiliki cukup uang untuk masa depan Bella. Walau hatinya juga mencintai Samuel, tapi pada faktanya dia adalah suami wanita lain, meski pada kenyataannya ia yang lebih dulu bertemu dengannya. "Eunggghh ..." Lia yang tadi sedikit melamun, tiba-tiba mendesah karena tangan Samuel yang bermain di bawah sana. "Ayo lakukan itu sekali lagi." Samuel memberikan senyuman nakalnya, lalu mencium bibir Lia. •••• Pagi telah tiba lagi. Bella sudah ada di sekolahnya dan sudah duduk di bangkunya. Gadis cantik ini seperti sendirian di kelas ini, walau di sekelilingnya ada banyak murid lain. Seperti yang Lucas janjikan, tidak ada kabar tersebar di sekolah tentang kejadian semalam. Itu cukup melegakan, sebab ia tidak akan mendapat masalah lagi karena masalahnya sudah terlalu banyak sekarang. Satu pesan masuk ke ponsel Bella, itu adalah pesan dari pemilik toko tempat Bella melamar pekerjaan. Ia melamar pekerjaan tadi, setelah tidak sengaja melihat kertas pengumuman yang tertempel di kaca toko yang mengatakan kalau pemilik toko sedang mencari pekerja paruh waktu. [Bisakah kau mulai bekerja mulai sore nanti? Kau juga harus lembur karena orang yang seharusnya bekerja hari ini sakit. Kau akan mendapat uang lembur nanti.] Bella membaca pesan itu dengan baik. Lalu, ia membalasnya. [Ya, aku bisa melakukannya.] Bella seharusnya mulai bekerja besok, tapi tidak apa-apa jika harus mulai hari ini. Ia bekerja karena ingin mengumpulkan uang untuk membayar hutangnya pada Lucas. Gaji dari pekerjaannya mungkin tidak seberapa, tapi jika ditambah dari penghasilan n****+ onlinenya, Bella yakin bisa melunasi hutangnya walau butuh waktu yang lama. "Sepulang sekolah, kau harus ikut denganku." Dan secara tiba-tiba suara ini terdengar. Bella yang masih sibuk dengan ponselnya, seketika menoleh ke arah samping saat mendengar seseorang baru saja bicara. Ia baru menyadari kehadiran Lucas. Entah sejak kapan dia ada di dekatnya. "Aku tidak bisa ikut denganmu. Lagi pula, kenapa aku harus melakukannya?" Bella juga bertanya pada Lucas. Entah apa lagi yang diinginkan oleh anak nakal itu. "Wah, kau berani berkata tidak padaku? Setelah apa yang aku lakukan?" "Aku akan menggantinya." Dengan cepat Bella membalas ucapan Lucas. Astaga, gadis itu sangat sombong, pikir Lucas. "Dengan cara apa? Menjual dirimu sendiri?" Bella seketika berdiri di hadapan Lucas, tepat setelah anak nakal itu mengatakan kalimat yang tidak pantas. Dan karena Bella seperti seseorang yang sedang menggali kuburannya sendiri karena terlihat seperti akan melawan bos, itu membuatnya menjadi pusat perhatian oleh seisi kelas, termasuk Daniel yang baru saja datang. "Jaga ucapanmu! Kau ...." "Apa?" Lucas menyela kalimat Bella, kemudian mendekatinya. Bella terus bergerak mundur saat Lucas terus mendekatinya. Namun, tubunya kini terbentur tembok yang membuatnya tidak bisa bergerak mundur lagi. Ini membuat Lucas tersenyum, ya, anak nakal itu tersenyum melihat ketakutan, dan penderitaannya. "Kenapa kau hanya diam saja? Ayo lanjutkan kalimatmu," ucap Lucas yang semakin menempelkan dirinya pada Bella. Bella mengalihkan pandangannya ke arah lain saat wajah Lucas begitu dekat dengannya, bahkan tangan pria itu mulai mencengkeram erat dagunya. Itu sangat menyakitkan. "Cepatlah bicara!" dan jangan lupakan kalimatnya yang penuh dengan penekanan. Daniel yang melihat perbuatan Lucas ingin melangkah untuk menolong Bella, tapi itu bisa berakibat buruk untuk dirinya sendiri dan juga untuk ibunya. Pada akhirnya, Daniel tetap diam di tempatnya dan hanya bisa menatap kesengsaraan Bella. "Aku akan bekerja keras untuk mengembalikan uangmu. Aku janji." Bella bicara, dengan pelan, tapi masih bisa didengar oleh Lucas. Lucas menertawakan janji yang Bella berikan. "Apa kau bisa mengembalikannya dalam waktu 3 hari? Melihat kepercayaan dirimu, maka 4 juta Won dalam waktu 3 hari bukanlah sesuatu yang mustahil, bukan? Atau aku bisa meminta Karina membawamu ke kantor polisi, lalu aku akan memposting fotomu di internet sebagai seorang pencuri. Menyenangkan, bukan?" "Itu mustahil. Bagaimana bisa aku menghasilkan uang 4 juta Won dalam waktu 3 hari? Aku tidak bisa melakukannya." Bella tidak mengerti kenapa ia harus terlibat masalah seperti ini dengan anak-anak nakal di sekolah ini. "Kalau begitu, kau harus menuruti semua ucapanku. Aku akan melupakan 3 hari itu dan kau bisa mencicil hutangmu, lalu masalah ini akan tetap menjadi masalah di antara kita berdua. Masa depanmu juga aman, tidak akan ada catatan hitam, dan kau telah mengurangi beban ibumu. Itu adalah kesepakatan yang baik. Kau mengerti, kan?" Lucas dengan cepat membalas ucapan Bella. "Aku juga berencana melakukan berbagai hal agar ibumu dipecat, jadi berpikirlah dengan matang sebelum kau bicara padaku. Kau sudah ditakdirkan untuk menundukkan kepala di hadapanku, jadi kau harus menerima takdirmu." Dan Lucas kembali bicara. Bella sudah hampir menangis sekarang, sebab ia merasa sangat tertekan dengan berbagai masalah yang didapat dari sekolah barunya. Lucas seperti terus menjebaknya dalam situasi yang sangat sulit dan tidak ada jalan untuk melarikan diri. Apa hanya karena tidak sengaja duduk di bangku Mr. L dan menumpahkan makanan di seragamnya harus dihukum sampai seperti ini? 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD