“Sorry. Kamu ternyata enggak bisa diajak bercanda ya.” Si gadis memperlihatkan rona sesal di wajahnya. “Sudahlah. Enggak apa-apa.” Rex menyadari kalau dirinya menjadi lebih baperan malam itu. Ia tahu mungkin gadis itu hanya sedang berusaha menghiburnya, tetapi hatinya yang sedang panas membara oleh perlakuan Emily tidak bisa menerimanya dengan baik. “Aku mengalami hari yang berat hari ini. Bawaannya kepengen marah-marah melulu.” “Aku tahu,” cetus si gadis, “kelihatan dari wajah kamu yang suram.” “Aku baru nembak dia kemarin saat nonton. Menurut kamu aku bego enggak sih kalau menolak ... bukan menolak, tapi menunda untuk berciuman dengannya?” Rex akhirnya berterus terang dengan sedikit malu-malu pada gadis itu. Gadis itu mengangkat sebelah alisnya dan memandang skeptis ke arah Rex. “Zam