“Arsylla…?” panggil lelaki itu seolah tak percaya. Melihat pemandangan di depan matanya. “Hello Moonlight!” teriakk hatinya yang merindu. Hatinya yang tak bisa terbendung lagi. “Diam kamu! Sinar rembulanku cuma Putri seorang,” gumam lelaki itu meredakan teriakkan hatinya yang tak bisa dihentikan. “Mas Aksa?” balas Sylla bingung dan heran seolah tak percaya. Kedua manusia yang saling menyimpan rindu itu akhirnya memutuskan untuk duduk berdua. Di sebuah bangku beton di bawah pohon kamboja. Aroma wangi bunga warna kuning itu terasa meredam kecemasan hati mereka masing-masing. Takdir kembali mempertemukan mereka. Walau sejauh dan sepandai apapun mereka bersembunyi, ada alasan mengapa mereka bertemu lagi. Sebuah pertemuan yang aneh, bagi Aksa. Sebuah pertemuan yang indah, bagi S