13

631 Words
Kirana menatap Gerald yang terlihat frustasi. Tatapan Gerald tajam menghunus dua bola mata hitam Kirana yang ada di dalam dekapannya. ubuh mungil itu sama sekali tak bergerak. Kirana tak bisa beronta. Pelukan itu sangat erat dan Kirana kesulitan bergerak, bahkan sulit untuk bernapas. "Lepas, Pak," pinta Kirana berusaha mendorong tubuh Gerald. "Tidak akan. Sebelum kamu berjanji pada saya, kalau kamu tidak akan pergi meninggalkan saya," ucap Gerald dengan lantang. "Saya harus pulang, Saya punya kehidupan sendiri," ucap Kirana pada Gerald. "Apa kehidupanmu? Berada di kost yang kecil dan kumuh? Hidup dalam kesendirian? Hidup di bawah tekanan keluarga besar kamu? Menangisis kepergan kedua orang tua kamu? Itu? Kehidupan kamu?" ucap Gerald dengan suara keras setengah membentak. Sangat mudah sekali bagi Gerald mencari tahu soal Kirana. Gerald tinggal meminta anak buahnay untuk menelidiki Kirana. ernayta emmang Kirana adalah gadis sederhana yang tak memiliki hubunagn spesial denagn siapa pun. Bagi Gerald ini adalah kesempatan emas. Baru kali ini, Gerald merasakan dadanya berdebar setiap memandang wajah wanita. ya, gadis itu Kirana. idak hanya itu saja, pusakanya bisa berdiri dan merasakan nafsu besar juga hanya pada Kirana. Selama ini, Gerald menganggap dirinya pria lemah yang tak memiliki nafsu dan syahwat. Jangankan pada Emilia, istrinya yang jelas -jelas ia nikahi tanpa cinta. Gerald juga tak memiliki nafsu pada perempuan penggoda yang ada di Kafe. Semua terasa datar -datar saja. Berbeda saat ia melihat Kirana. Gadis cantik itu mampu melumpuhkan semua kekurangan yang ada pada diri Gerald. "Kirana gak mau!" teriak Kirana dengan suara keras. Semakin keras suara Kirana berteriak menolak keinginan Gerald. Semakin garang raut wajah Gerald menatap Kirana. Satu tangan Gerald meangkup wajah Kirana agar menatap lekat dua bola mata Gerald yang tajam. "Apa kurangnya saya? Apa saya kurang tampan? Apa saya kurang kaya? Atau saya kurang kuat di ranjang?" tanya Gerald dengan suara pelan tapi begitu terdengar mengintimidasi Kirana. Kirana menggelengkan kepalanya pelan. "Tidak. Anda sangat sempurna, Pak. Wanita mana yang tidak ingin mendapatkanmu." Kirana menjawab dengan jujur. Tentu saja jawaban itu membuat hati Gerald seperti tersiram air es yang begitu dingin. Sejuk sekali, pujian yang dilontarkan Kirana. Pujian yang terdengar penuh ketulusan. "Lalu? Kenapa kamu menolakku?" tanya Gerald. Kirana menelan air liurnya. Rasanya sulit sekali menjawab pertanyaan yang jawabannya tidak bisa sesuai dengan keinginan hati Kirana. Kirana harus berbohong. Gerald manatap Kirana dengan tajam. Bola mata Kirana tak bisa berbohong, kalau gadis itu memancarkan rasa kagum pada dirinya. Tapi, kenapa gadis itu tak mau menjawabnya. "Jawab Kirana! Jangan diam saja!" teriak Gerald semakin tak sabar mendengar jawaban dari KIrana. Kirana masih menatap Gerald. Tatapannya begitu sendu. Ada setitik keraguan di dalam sana. "Kamu menyukaiku kan? Persetan kalau kamu tidak jatuh cinta padaku," ucap Gerald setengah memaksa. Gerald langsung meraup bibir Kirana dan melumatnya dengan kasar. Ia sangat kesal, ia harus meluapkan emosi ini pada wanita yang telah membuatnya jatuh cinta dan tergila -gila pada kecantikan dan tubuhnya. Decitan bibir Gerald semakin terdengar bernafsu, berhasrat dan begitu menggairahkan. Kirana tak kuasa untuk memberontak lagi. Dengan kasar, Gerald menjatuhkan tubuh Kirana ke atas kasur. Pertautan bibir itu malaah semakin bergelora. Gerald semakin memburu mengangkatk wajahnay untuk meraup oksigen dan kembali memainkan lidahaya di dalam mulut Kirana. Tubuh Kirana sudah ditindih. Tubuh mungil itu terlihat menghilang di bawah tubuh kekar Gerald jika dilihat dari atas. Tatapan Gerald semakin tajam saat melihat Kirana malah memejamkan kedua matanya. "Kamu tidak menikmatinya? Apa kamu perlu cara lain, Kirana!" ucap Gerald dengan geram. Gerald melepas resleting celananya dan menurunkan celananya. Kirana bergegas bangun saat celah itu ada dan berusaha berdiri. Namun, usaha Kirana sia -sia. Gerald begitu cepat bergerak dan kembali mendorong tubuh Kirana. Gerald membuka paksa piyama handuk dan menatap seluruh tubuh yang bersih dan wangi. Nafsunya semakin meningkat. Tak sabar untuk kembali mengeksekusi tubuh yang telah membuatnya candu. Gerald berharap Kirana bisa tahu apa yang dirasakan Gerald saat ini.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD