Edgar menutup berkas di depannya dan mengusap wajahnya. Menyiapkan apa saja yang akan dibutuhkannya untuk besok pagi. Sebentar melirik jam di pergelangan tangannya kemudian bangkit berdiri dan keluar dari ruang kerjanya. Saat hendak menuruni anak tangga, langkahnya terhenti mendengar suara-suara dari arah kamar Regar. Pintu kamar adiknya setengah terbuka, Edgar pun berbalik menghampiri. Mencari tahu apa yang dilakukan oleh Regar setelah lewat tengah malam begini. Kemarahan menggelegak seketika, melihat Eyrin yang berbaring di atas tubuh Regar. Istri dan adiknya saling pandang dalam keterpakuan. Apa-apaan ini!!! “Kau sudah sadar?” Edgar mendengar suara Eyrin yang lirih dan gugup. Keduanya masih membeku, begitu pun dengannya. Sama-sama terkejut meski dengan alasan yang berbeda. Hingga