“Kenapa? Apa kau tak suka aku menyimpannya?” Eyrin menelengkan kepala sambil mengacung-acungkan kotak perhiasan di tangan kiri dan tangan kanan yang bergelayut manja di lengan kiri Edgar. Keduanya menaiki anak tangga bersama, hendak menuju kamar mereka. “Hm? Apa kau marah?” Edgar hanya diam. “Jika kau tak suka aku memakainya, aku hanya akan menyimpannya.” “Untuk apa kau menyimpannya jika tidak akan kau pakai?” “Tapi aku tidak mungkin membuangnya, Edgar,” rajuk Eyrin menempelkan dagunya di lengan Edgar dan mengedip-ngedipkan matanya membujuk. “Terserah. Aku hanya tak mengerti, apa yang harus kupikirkan melihat istriku menyimpan hadiah pemberian pria lain. Maafkan aku jika aku terlihat sangat kesal.” Eyrin terkikik. “Tidak, kau tak perlu meminta maaf untuk kekesalanmu. Kesalmu ka