"Nah kan, Lili juga merasakan hal yang sama sepertiku." Seru Viona terlihat senang karena mendapat teman sependapat dengan dirinya.
"Iya, kalau itu mungkin karena kalian berdua sama-sama belum mendapat shift pertama kalian, jadi mungkin luna Raya hanya memberi perhatian lebih kepada kalian berdua." Jawab yang lainnya yang juga disetujui teman-temannya yang lain.
"Hm masuk akal juga kalau begitu, sih." Gumam gadis bernama Viona itu pada akhirnya sambil mengangguk-anggukkan kepalanya. Sedangkan omega Cathrine melangkah mendekati gamma Yonjung yang berdiri santai di depan pintu kamar alpha sambil memerhatikan ke arah omega-omega baru tersebut.
"Gamma Yonjung, apa kau sudah mendapat kabar lebih mengenai kondisi alpha Jimmy di dalam?" tanya omega Cathrine dengan nada lirihnya. Sedangkan gamma Yonjung masih mempertahankan posisinya yang bersender santai di dinding sambil bersedekap dengan kedua tangannya menoleh ke arah omega Cathrine. Pria serigala itu hanya menggelengkan kepalanya pelan menjawab pertanyaan itu. Omega Cathrine terlihat ikut bersedih mendengar jawaban pria serigala itu. Itu berarti tidak ada kemajuan apapun pada kondisi alpha mereka.
“Benar juga, aku dengar dari rumor yang beredar bahwa alpha Jimmy sedang dalam kondisi yang tidak bagus bukan?" bisik salah satu dari omega baru itu kepada yang lainnya. Sontak mereka langsung bergerak mendakt untuk mencari tahu informasi lebih.
"Benar begitu? Kau tahu dari mana? Aku bahkan belum pernah melihat secara langsung bagaimana rupa alpha Jimmy sebenarnya."
"Benar juga. Aku dengar alpha Jimmy memiliki wajah yang menawan. Banyak yang mengatakan bahwa alpha Jimmy memiliki aura yang memikat dan dia sangat seksi kyaa!" pekik salah satu dari mereka meski tetap dalam batas suara rendah agar pembicaraan mereka tidak sampai terdengar dari dalam.
"Benarkah? Aku sangat penasaran ingin melihat langsung wajahnya. Sepertinya aku beruntung bisa terpilih menjadi omega di dalam mansion seperti ini." Kali ini pekikan dari Viona terdengar lebih antusias dari sebelumnya.
"Aduh aku lapar." Keluh Lili di antara gumaman para omega baru yang bergunjing di sana. Sontak semua mata langsung beralih ke arah gadis itu dengan beberapa pasang mata yang membulat lebar tidak percaya dengan gumaman gadis itu.
"Ish Lili, kita lagi ngomongin tentang alpha Jimmy loh, bisa-bisanya kamu mengeluh lapar seperti itu. Ganggu suasana deh." Gerutu Viona dengan raut wajah cemberutnya, terlihat begitu lucu. Omega yang lain menjadi terkikik geli melihat respon kedua serigala muda itu. Mereka seperti anak kembar yang saling bertengkar karena masalah kecil, membuat siapapun gemas melihatnya, terlebih dengan wajah yang sama-sama terlihat cantiknya. Viona yang kecantikannya terlihat seperti boneka barbie, sedangkan Lili yang terlihat imut dengan wajah oriental berkulit seputih porseline dengan rambut hitam panjangnya. Dibanding Viona yang sangat aktif, Lili sendiri lebih terlihat kalem dan penurut. Sejak awal pertemuan mereka, Viona terlihat begitu senang merecoki gadis itu dengan segala ocehannya yang bisa mengarah ke sana ke sini tanpa henti. Dan Lili hanya bisa menjadi pendengar yang baik untuk Viona. Terkadang gadis itu akan menimpali ocehan gadis aktif itu jika diperlukan, namun itulah yang membuat mereka terlihat cocok dan seperti anak kembar jika bersama seperti itu.
Di saat mereka terlalu asik berbincang satu sama lain, tiba-tiba pintu kamar alpha Jimmy terbuka lebar dan menampakkan luna Raya yang terlihat cukup panik di depan pintu. Semua mata sontak langsung menoleh ke arah luna Raya dengan tatapan mata yang cukup terkejut dan sedikit takut, takut jika wanita itu ternyata mendengar perbincangan mereka dan merasa tidak suka dengan hal itu.
"Gamma Yonjung!" panggil luna Raya langsung mencari keberadaan pria serigala itu. Gamma Yonjung yang dipanggil langsung sigap menghampiri wanita itu.
"Saya di sini, luna Raya." Jawab pria serigala itu dengan tegas di hadapan luna Raya.
"Gamma Yonjung, cepat panggilkan dokter Jovan untuk datang ke sini. Terjadi sesuatu dengan alpha Jimmy!" ucap luna Raya dengan panik. Semua orang yang berada di sana langsung melebarkan kedua matanya kembali mendengar kondisi alpha mereka secara langsung dari luna Raya. Mereka bisa melihat luna Raya yang terlihat begitu panik dengan kondisi alpha Jimmy. Sebenarnya apa yang telah terjadi di dalam sana? Hanya itu yang ada di dalam benak masing-masing dari mereka.
"Baik, luna Raya!" jawab gamma Yonjung dengan sigap langsung berlalu pergi mencari keberadaan dokter Jovan seperti perintah dari luna Raya.
Kembali di waktu dimana luna Raya baru memasuki kamar pria serigala itu lagi. Luna Raya langsung menutup rapat pintu kamar Jimmy agar siapapun yang berada di luar kamar Jimmy tidak mendengar dan melihat kondisi pria serigala itu. Luna Raya menghampiri ranjang pria serigala itu untuk melihat kondisinya, namun tidak ada perubahan yang berarti yang ditunjukkan oleh pria serigala itu selain hanya tetap diam tertidur di tempatnya. Sebenarnya ada apa dengan Jimmy? Pria serigala itu tiba-tiba ditemukan oleh salah satu delta yang tidak sengaja melihat pria serigala itu jatuh tidak sadarkan diri ketika melewati taman belakang. Dengan segera delta tersebut melaporkan hal ini kepada luna Raya. Dan untunglah kejadian itu tidak ada yang melihat lagi selain prajurit itu. Meski sempat tersebar berita bahwa alpha Jimmy telah jatuh tidak sadarkan diri di taman belakang hingga sampai di telinga para tetua Silver pack itu, untunglah luna Raya masih bisa mengatasinya. Luna Raya bergerak cepat untuk menutup rapat kondisi yang sebenarnya dari alpha mereka. Begitu juga dengan dokter Jovan yang sudah diperintahkan oleh luna Raya untuk menutup mulutnya rapat-rapat. Dokter Jovan sendiri juga tidak mengerti apa penyebab dari sakitnya alpha Jimmy karena pria serigala itu tidak menunjukkan tanda-tanda sumber penyakitnya. Alpha Jimmy hanya jatuh tertidur dan tidak sadarkan diri hingga saat ini. Yang dokter Jovan bisa lihat hanyalah bekas luka goresan akibat betrayal yang terlihat sudah lama yang memenuhi tubuh alpha Jimmy, dan hal itu nampaknya bukan salah satu sumber yang membuat kondisi alpha mereka tiba-tiba menjadi drop seperti ini. Luka goresan dari betrayal memanglah terasa sangat sakit, namun luka fisiknya tidak akan terasa hingga dalam jangka waktu yang lama. Hanya saja mungkin luka lain yang berada dalam hati baik dari sang korban atau bahkan sang pelaku pun pasti akan tetap membekas dan mungkin hal itu bisa membekas selamanya. Karena itu, untuk saat ini dokter Jovan hanya mampu memprediksi bahwa apa yang terjadi pada kondisi alpha Jimmy saat ini merupakan efek dari betrayal yang telah didapatkannya itu. Kemungkinan alpha Jimmy sedang berada dalam titik terendahnya karena tidak sanggup menahan kesedihan yang dialaminya itu hingga membuatnya jatuh sakit tidak sadarkan diri seperti ini. Hanya itu yang bisa dijelaskan dokter Jovan kepada luna Raya saat itu. Karena itu, mereka tidak bisa melakukan penyembuhan apapun untuk pria serigala itu karena ini menyangkut hati alpha Jimmy sendiri.
Dan kini luna Raya masih setia memperhatikan dengan tatapan sendunya pria serigala itu yang masih tetap tidak membuka matanya. Luna Raya kembali meraih tangan Jimmy dan menggenggamnya. Wanita itu sempat mendengar percakapan samar-samar dari luar kamar Jimmy namun luna Raya tetap tidak mengambil pusing dengan itu. Biarkan mereka mau berbicara apa di luar sana yang penting mereka tidak sampai mengganggu pria serigalanya ini. Terlalu fokus memerhatikan Jimmy hingga lamat-lamat luna Raya bisa melihat ekspresi pria serigala itu yang perlahan berubah. Raut wajah Jimmy seperti tengah tersiksa dalam tidurnya dan hal itu juga ditunjukkan dengan keringat yang tiba-tiba keluar banyak membasahi dahinya. Luna Raya bisa merasakan suhu tubuh pria serigala itu menjadi semakin panas. Wanita itu mulai merasa panik ketika bibir Jimmy mulai menggumamkan nama Elena berkali-kali dalam tidurnya.
"Jimmy? Jimmy, sayang kamu kenapa nak. Ini mommy, sayang. Bangunlah sekarang juga, Jim!" seru luna Raya yang merunduk di hadapan Jimmy dan memperhatikan raut pria serigala itu yang terlihat begitu tersiksa sambil tetap menggumamkan nama Elena. Bahkan wajahnya semakin memucat diiringi suhu tubuhnya yang semakin memanas. Terlalu panik hingga membuat luna Raya akhirnya memilih keluar dan menyuruh Gamma Yonjung untuk memanggilkan dokter Jovan segera.
Gamma Yonjung segera bergegas pergi untuk menemui dokter Jovan sesuai perintah luna Raya karena dokter Jovan sendiri merupakan seorang pria serigala campuran yang tidak memiliki keistimewaan mindlink seperti mereka, karena itu gamma Yonjung harus menemuinya secara langsung. Setelah kepergian gamma Yonjung, luna Raya langsung beralih ke arah para omega di sana dan menyuruh mereka untuk membawakan air hangat beserta alat kompres lainnya untuk alpha Jimmy. Segera mereka melaksanakan perintah itu tanpa banyak bicara lagi. Lalu mereka kembali untuk menyerahkan barang-barang yang diperintahkan oleh luna Raya namun mereka masih berdiri di depan pintu tidak berani memasuki kamar tersebut sebelum mendapat ijin dari luna Raya. Omega Cathrine selaku omega senior di antara mereka bergerak memimpin dan membawakan salah satu barang itu masuk ke dalam Jimmy atas ijin luna Raya. Diikuti dengan salah satu omega lainnya yang ikut memasuki kamar Jimmy. Mereka meletakkan barang-barang itu di atas meja nakas di sebelah ranjang Jimmy. Sisanya, omega yang lainnya hanya berdiri dengan rapi menunggu di depan pintu kamar Jimmy sambil berusaha mencuri-curi pandang ke dalam kamar tersebut untuk sekedar melihat situasi di dalam. Begitu juga dengan Viona dan Lili yang masih menunggu mereka di depan pintu kamar dengan patuh. Tidak sengaja pandangan mata Lili sempat melihat sekilas wajah pucat Jimmy di dalam kamarnya. Lili menjadi terpaku sejenak melihat pria serigala itu hingga kemudian omega Cathrine memutus pandangannya dengan menutup kembali pintu kamar pria serigala itu, meninggalkan luna Raya yang masih berada di dalam sana bersama alpha mereka.