15.

1378 Words
"Mate! Elena! ELENA!!" teriak pria serigala itu sambil mengulurkan kedua tangannya untuk meraih tubuh mantan soulmatenya itu, namun gagal. Hingga kelopak-kelopak bunga yang berterbangan menghalangi pandangan matanya itu menghilang, Jimmy menyadari bahwa gadis manisnya telah pergi menghilang. Menyisakan dirinya yang kini tengah berdiri diam di tengah-tengah hamparan taman bunga yang telah mengering. Seperti hatinya saat ini yang telah gersang. Kedua tangan pria itu sontak meluruh lemas di kedua sisinya. Waktunya bersama Elena telah habis. Baru saja dirinya berharap untuk mendapatkan waktu kebersamaan dengan kekasih hatinya itu lebih lama lagi, dan semua langsung menghilang begitu saja dari genggaman tangannya. Sepertinya Moon Goddes tengah menghukumnya karena bersikap tidak tahu diri dengan meminta lebih terhadapnya. Samar-samar pria serigala itu baru menyadari bahwa hamparan bunga yang telah mengering ini tercium wangi dari bunga orange blossom yang dipadukan dengan wangi bunga limau, bunga teratai dan ditutup oleh hangatnya orris serta balsamic vetiver. Wangi yang terasa begitu segar dan lembut dalam indra penciuman Jimmy sebelum akhirnya kegelapan kembali menyerang dirinya lagi. Kedua mata Jimmy yang tadinya terpejam dengan erat kini akhirnya mulai membuka kedua matanya perlahan. Hal pertama yang ada dalam pandangan matanya kini adalah langit-langit kamarnya yang luas. Helaan napas pria serigala itu terdengar begitu lemas. Dirinya menyadari bahwa saat ini telah tersadar dalam tidurnya. "Apa kau baru saja mengusirku dari kamar anakku sendiri, beta Kai?" suara luna Raya yang terdengar tidak jauh dari tempatnya sontak mengambil atensi pria serigala itu.. "Sepertinya begitu. Bukankah akan terlihat sedikit tidak pantas jika kau menelanjangi tubuh seorang pria dewasa, luna Raya." Sahut beta Kai. Dari atas ranjangnya, Jimmy bisa melihat luna Raya yang kini tengah mendebatkan suatu hal dengan beta Kai tidak jauh darinya. "Tapi Jimmy adalah anak kandungku sendiri, beta Kai. Aku ingin merawatnya sendiri." "Tapi alpha Jimmy juga seorang pria dewasa. Dia sudah bukan anak-anak lagi yang tubuhnya bisa dilihat seenaknya oleh wanita lain, luna Raya. Lebih baik tugas menyeka tubuh alpha Jimmy ini kau berikan padaku saja." "Beta Kai, aku-" "Apa yang sedang kalian lakukan di sini? Mom?" tanya Jimmy pada akhirnya. Suara serak itu terdengar begitu merdu di telinga luna Raya saat ini. Baik luna Raya dan beta Kai kini sama-sama menoleh ke arah ranjang Jimmy dimana pria serigala itu berada. Terlihat Jimmy yang tengah membuka kedua matanya dan sedang memerhatikan mereka berdua dari tempatnya. "Jimmy!" seru luna Raya seketika dan langsung mendekati pria itu. "Jimmy! Astaga, syukurlah kau sudah bangun, sayang." Seru luna Raya yang langsung bergerak menghambur ke dalam pelukan pria serigala itu. Tidak henti-hentinya luna Raya mengucap syukur kepada Moon Goddess atas sadarnya pria serigala itu. Dan beta Kai hanya melihat interaksi di antara mereka dalam diam. Mereka itu juga ikut senang ketika melihat luna Raya yang terlihat begitu bahagia melihat pria serigala itu telah membuka kedua matanya. "Mommy, apa yang terjadi?" tanya Jimmy kemudian. Pria itu masih terlihat bingung dan mencerna apa yang terjadi kepadanya. Terakhir kali Jimmy mengingat bahwa dirinya tengah berada di taman belakang saat itu, dan sekarang dirinya sudah berada di dalam kamar pribadinya sendiri. "Kau jatuh tidak sadarkan diri sejak dua hari yang lalu, Jimmy. Dasar anak nakal. Kau membuat mommy takut setengah mati kau tahu?!" "Benarkah? Aku sudah tidur selama itu?" tanya Jimmy yang masih tidak percaya dengan keadaannya. Dan luna Raya mengangguk-anggukkan kepalanya membenarkan pertanyaan Jimmy. "Sayang, bagaimana kabarmu saat ini? Ah benar juga. Aku akan menyuruh seseorang untuk memanggil dokter Jovan lagi. Kau harus diperiksa lagi dengan benar Jimmy." Ucap luna Raya yang lalu segera ditahan Jimmy dengan tangannya ketika wanita itu hendak beranjak dari duduknya. "Tidak perlu, mom. Aku sudah baik-baik saja. Kau tidak perlu khawatir lagi." "Kau yakin, Jimmy?" luna Raya terlihat ragu untuk mengikuti kemauan anak lelakinya itu. "Aku yakin, mom. Aku hanya merasa... lapar." Ucap pria serigala itu sambil menggaruk belakang kepalanya karena merasa sedikit malu. Dan luna Raya akhirnya melempar senyum kecil ke arah Jimmy sambil mengelus pucuk kepala pria serigala itu dengan penuh kasih sayang. "Oh Jimmy, tentu saja kamu pasti merasa lapar sekarang. Biar mom ambilkan makanan buat kamu, sayang. Tunggu sebentar ya." Ucap luna Raya sebelum benar-benar beranjak dari sana. Baru dua langkah luna Raya bergerak lalu wanita itu berhenti dan membalikkan tubuhnya kembali. "Jimmy... " "Ya, mom?" jawab Jimmy dengan raut wajah bertanya. Luna Raya yang hendak berniat menanyakan masalah betrayal yang didapatkan anaknya itu akhirnya memilih untuk menahannya saja. Luna Raya tidak ingin membuat perasaan pria serigalanya kembali menjadi buruk dan akhirnya berpengaruh terhadap kesehatannya seperti sebelumnya. "Tidak, tidak apa-apa, sayang." Luna Raya akhirnya keluar dari kamar Jimmy menyisakan pria itu bersama beta Kai saja. Sepeninggal luna Raya tidak ada percakapan apapun yang terjadi di antara mereka berdua. Sementara itu di dapur, beberapa omega sedang berada di sana. "Hei, apa kau benar-benar melihatnya dengan jelas wajah alpha Jimmy?" tanya salah satu omega kepada omega lainnya yang sempat memasuki kamar alpha Jimmy tadi ketika membawakan alat-alat kompres yang dibutuhkan luna Raya. Omega tersebut masih tetap melanjutkan pekerjaannya mencetak adonan kue dengan kedua tangannya sambil mendengarkan cerita dari teman omeganya itu. "Ish, tentu saja itu benar. Mana mungkin aku berbohong pada kalian. Andai kau melihatnya sendiri, dari samping saja alpha Jimmy terlihat tampan seperti seorang pangeran. Rambutnya berwarna pirang, indah sekali. Aku melihatnya sedang memejamkan mata tadi. Wajahnya berkilau terkena keringatnya sendiri. Cantik sekali." Terang salah satu omega di antara mereka bertiga. Gadis itu tengah mengelap bersih alat-alat makan mereka dengan santai menggunakan lap kainnya. "Wah benarkah? Aku benar-benar ingin melihatnya sendiri. Pasti alpha Jimmy benar-benar sangat tampan. Lihat saja luna Raya yang begitu cantik dan alpha Ednan yang terkenal dengan ketampanannya. Tentu saja alpha Jimmy akan menuruni wajah indah mereka, bukan?!" seru Viona terlihat begitu antusias dengan tangannya yang masih sibuk bekerja mengaduk adonan kuenya. "Ya kau benar. Alpha Jimmy memiliki garis keturunan yang menakjubkan seperti itu. ah aku juga tidak sabar ingin bertemu dan melihat sendiri bagaimana tampannya alpha Jimmy. Aku harap alpha Jimmy akan segera sembuh dan bisa keluar dari kamarnya." Ucap teman omega Viona itu yang langsung disetujui oleh mereka semua. Luna Raya yang sempat mendengar percakapan mereka bertiga mau tidak mau juga ikut tersenyum simpul karenanya. Dirinya bersyukur masih ada yang mengharapkan kesembuhan dari alpha mereka. Nampaknya kehadiran Jimmy yang memang terlihat sangat jarang berada di dalam kawasan Silver pack membuat beberapa serigala baru seperti mereka menjadi tidak mengenali penampilannya dengan baik. "Alpha Jimmy sudah baik-baik saja. Terima kasih atas doa kalian semua." Sahut luna Raya kemudian menunjukkan dirinya di depan para omega muda itu. Sontak ketiga omega tersebut menjadi panik kalang kabut karena kepergok sedang membicarakan alpha dan luna mereka sendiri ketika sedang bekerja seperti ini. Ketiga omega tersebut segera berdiri dan membungkukkan tubuh sejenak untuk menyapa luna mereka. "Luna Raya, maafkan kami." Sesal Viona yang mewakili kedua teman omeganya itu. Sedang luna Raya sendiri hanya tersenyum simpul menghadapi ketiga omega baru itu. mereka terlihat begitu manis dan polos di depan matanya. "Tidak apa-apa. Tapi akan lebih baik jika kalian menyelesaikan pekerjaan kalian dahulu, karena aku yakin masih banyak pekerjaan lainnya yang masih menanti. Sedikit canda tidak masalah buatku." Ucap luna Raya memaklumi mereka. "Baik, luna Raya." Jawab mereka bertiga serempak. "Nah sekarang, aku ingin menyiapkan hidangan makanan untuk alpha Jimmy. Bisakah kalian membantuku menyiapkannya?" pinta luna Raya yang sontak membuat ketiga omega tersebut terkejut sebelum akhirnya saling berpandangan satu sama lain dengan senyuman penuh arti. Itu berarti alpha Jimmy sudah bangun dari tidurnya dan akan ada kesempatan untuk melihat wajah alpha mereka secara langsung. "Bisa, luna Raya!" "Biar saya yang membantu menyiapkannya!" "Tidak, biar saya saja, luna Raya!" Terlihat sekali betapa antusiasnya ketiga omega itu ingin membantunya membuat luna Raya hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya sambil tersenyum geli. Terlebih ketika melihat penampilan mereka yang terlihat sedikit belepotan dengan tepung. Sedetik kemudian satu omega lagi datang ke arah dapur dengan sebuah apel merah yang berda di tangannya tengah digigitnya dengan nikmat. "Apa kalian sudah selesai? Aku sudah selesai membersihkan taman belakang." Seru omega bernama Lili itu dengan santai, masih tidak menyadari keberadaan dari luna Raya yang tengah membelakanginya. Apel merah yang hendak digigitnya lagi sontak tertahan di udara ketika luna Raya akhirnya membalikkan tubuhnya dan menoleh ke arahnya. Kedua mata gadis itu langsung membola lebar saking terkejutnya sebelum kemudian buru-buru gadis itu menyembunyikan apel merah miliknya di belakang tubuh.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD