Tersadar dengan rasa sakit diseluruh tubuhnya membuat Alvin terbangun lebih awal. Rasa nyeri di bagian kepala membuat pandangan pemuda itu berkunang kunang bukan main. “Ah .. benar benar mimpi buruk,” gumam Alvin seraya bangkit, lalu duduk sembari memegangi kepalanya. Ia tampak berusaha mengurangi rasa sakit yang tengah melanda. Helaan napas keluar dari bibir Alvin, hari ini seperti biasa ia harus pergi ke rumah sakit bersama Novan. Pemuda itu mengira semua akan berjalan normal tanpa gangguan dari makhluk tak kasat mata. Bila diganggu pun, mungkin seharusnya satu minggu setelah keduanya tinggal di sini. Namun dugaan Alvin salah, ia mendapat gangguan dari makhluk tak kasat mata lebih cepat, bahkan baru dua hari sejak mereka tinggal di rumah dinas. Sekali lagi Alvin menghela napas kemud