Raut wajah Bu Sasmi mencerminkan kecemasan yang begitu nyata saat ini. Pasca ia menguburkan suaminya dan para pelayat yang merupakan warga desa pulang, Alvin, Novan, Silvi dan Riko tinggal lebih lama di rumah wanita itu untuk bicara serius. Bu Sasmi masih terisak dengan kedua matanya yang sembab dan mulai bengkak. Silvi yang duduk di samping wanita itu sejak tadi berusaha menenangkannya. Mereka semua tahu, apa yang dialami Bu sasmi adalah sebuah tragedi. “Saya... Harus bagaimana, Mas? Suami saya sudah meninggal dan di sini... Saya tidak punya keluarga, kecuali di kampung sebelah,” ungkap wanita itu di antara sela-sela tangis yang kesedihannya yang masih belum luntur. Dengan keadaannya yang saat ini tengah hamil tua, Bu Sasmi benar-benar merasa terpuruk dan sendirian. Alvin menghela napas