Laki-laki itu tersenyum, jantung Syahla seketika berdegub dengan kencang. Senyuman itu benar-benar menyita perhatiannya dan mengalihakn dunianya. Katakanlah Syahla sangat berlebihan berpikiran seperti itu namun itulah yang ada di dalam kepala Syahla saat ini. “Maaf, Mas. Nyong harus pergi.” Kata Syahla. “Loh, kenapa? Bukannya waktu itu lo yang ngajakin gue kenalan?” tanya laki-laki tersebut. “Eh?” kata Syahla salah tingkah. Dia pun lansgung menggaruk kepalanya yang tidak gatal. “Affan.” Kata laki-laki itu sambil menyodorkan tangannya ke arah Syahla. Mau tak mau Syahla langsung menyambut uluran tangan tersebut dengan ragu-ragu. Dia tidak tahu apakah upayanya ini termasuk sedang mempermalukan keluarga silalahi seperti yang dikatakan oleh Marco atau tidak. “Syahla kan