Selama perjalanan semua orang menatap aneh kepada ketiga anak muda yang kini berada di atas sepeda motor tersebut. Pipi Selina bahkan sudah merah dan Bastian sudah mengumpati Syahla habi-habisan dalam hatinya. Hanya Syahla yang tidak mengambil pusing tatapan-tatapan orang tersebut. “Anjir, gue malu banget.” Kata Selina. “Apa lagi gue yang di depan.” Kata Bastian. “Kalau dalam pelajaran Bahasa Indonesia kalian itu hiperbola.” Kata Syahla. Selina dan Bastian hanya diam tidak mau menanggapi Syahla. Bastian melajukan motornya dengan kecepatan penuh, dia benar-benar malu selama di jalanan karena menjadi pusat perhatian bagi orang-orang. Sesampainya di depan rumah Marco, Bastian memutuskan untuk menghentikan motornya. “Mas, ke dalam saja motornya.” Kata Syahla di belakang