Akhirnya, Marco membawa Syahla untuk masuk ke sebuah pusat perbelanjaan terdekat. Dia tidak mau mengambil resiko kalau mereka pulang ke rumah dan orang yang mengejar mereka akan mengetahui keberadaan rumah mereka. Marco membawa Syahla ke sebuah café yang ada di dalam pusat pembelanjaan itu yang lokasinya cukup aman. “Sekarang jelasin!” suruh Marco. Syahla menggigit bibirna, dia tidak tahu apakah dia harus menjelaskannya sekarang kepada Marco atau tidak, sebab yang jelas dia masih merasa ketakutan.dia terus celingukan, mengarahkan pandangannya ke kanan dan ke kiri. “Syahla!” panggil Marco. Marco langsung menoleh ke arah Marco. Matanya redup. Ini adalah kali pertama Marco melihat mata syahla yang terlihat, redup, sayu dan ketakutan, Syahla menunduk. “Mereka siapa?” tanya