7.Ospek

3368 Words
Aku memilih menatap keluar jendela mobil untuk menghindari tatapan mata Rey.Bukan apa?asli deh aku takut kalo hatiku benaran lompat keluar karena terlampau deg deg an karena pesona Rey.Rey sih kelihatan tenang,aku yang ga tenang. "Kal kamu mau makan malam di mana?"tanya Rey mengagetkan. Aku menoleh menatapnya. 'Kamu belum tau mau makan malam di mana?"tanyaku. Rey cengar cengir. "aku terlalu grogi Kal,jadi ga bisa mikir,yang aku ingat gimana aku cepat sampai buat jemput kamu"jawabnya. Aku tertawa sambil menggeleng pelan. "Payah!!"ejekku. Dia tertawa. "Sumpah Kal!!,aku mending menghadapi meja operasi di banding hadapin kamu"keluhnya. Aku tertawa lagi. "Kenapa gitu?"tanyaku masih tertawa. Dia menghela nafas. "Aku takut kamu merasa bosan pergi sama aku"keluhnya. "Jangan menebak"sanggahku. "Buktinya kamu diam aja,kamu lebih tertarik lihat ke luar ,lihat jalanan di banding lihat aku"jawabnya. Aku terbahak saat ini dan dia menoleh menatapku "Hei kenapa tertawa"protesnya. Aku langsung diam. "Abis kamu ga PD trus"keluhku Rey mengacak rambutnya sendiri. "Aku jarang menghabiskan waktu dengan wanita,Kal.Aku ga tau caranya jadi teman kencan yang baik,mohon kamu ngerti ya!,kalo aku berbuat salah tolong ingatkan aku"pintanya. Aku hanya mengangguk dan tersenyum. "Okey....well jadi kita mau dinner di mana?"tanyaku menghindari obrolan yang berpotensi membuatku baper. "'Hm....aku menurut dimana pun kamu mau dinner,aku pemakan segala.Dan please jangan bilang terserah.Aku akan semakin kelihatan payah.Aku cuma hafal jalan ke rumah dan rumah sakit,aku ga tau apa yang sedang havening,termasuk resto dan teman temannya,jadi aku menurut kemana pun kamu mau pergi"pintanya. Aku tertawa lagi. "Okey....keberatan ga kalo kita makan di steak house di mall?"tanyaku. Rey tersenyum. "Whatever you want,Nona.Mall mana?"tanyanya. Aku menatap keluar.Kami ada si sekitar cilandak jadi paling mungkin ya Chitos. "Chitos!!"cetusku. Rey menoleh. "Merk Chiki ya?'tanyanya serius. Aku ngakak lagi.Rey meringis. "Kan aku bilang aku kurang gaul"sanggahnya. Aku masih tertawa. "Cilandak Town Square Rey"jelasku. Rey tertawa. "Oh i see...."katanya lalu menjalankan mobil ke arah mall yang memang sudah di depan mata. Kami terdiam sampai tiba di loby mall.Rey membukakan pintu mobil untukku lalu menyerahkan kunci mobil pada petugas Valet Parking. "Aku ga mau kamu cape mesti cari parkiran mobil"jwabnya saat aku menatapnya. Aku tersenyum.Manis amat sih dok....tambah gula jadi gemblong deh. 'Ayo!!"ajakku karena dia diam saja. Dia malah menatapku. "Kenapa?"tanyaku. Dia mengusap tengkuknya. "Aku boleh pegang tangan kamu ga??,aneh aja kita jalan tapi masing masing?"tanyanya terbata. Aku terdiam menatapnya. "Eh ga jadi deh Kal,aku....." "Ayo!!,aku juga takut jatuh kalo ga pegangan sama kamu"potongku. Rey terlihat kaget lalu tersenyum lembut.Perlahan dia lebih mendekat dan meraih tanganku. "Makasih Kal"jawabnya saat berhasil menggenggam tanganku. Aku merona dan perlahan dia melangkah agar aku tidak kesulitan menjajari langkahnya.Aku yang malah merangkul lengannya karena aku terbius dengan harum maskulin yang menguar dari tubuh Rey.Rey menoleh menatapku. "Kita sedang kencan kan??,ABG yang sering aku lihat kalo kencan mereka dekat dekatan"kataku menjawab tatapan matany. Rey tersenyum. "Yap kita kan kencan"jawabnya dan mengeratkan genggaman tangannya pada tanganku. Perasaanku menghangat seiring dengan sejajarnya langkah kami menyusuri deretan resto sampai aku berubah pikiran dan memilih makan syabu syabu di banding steak. Rey menarikan kursi untuk aku duduk sebelum dia duduk di hadapanku. "Kamu bohongin aku ya?"tanyaku. Rey menatapku. "Soal?"tanyanya  "Kamu bilang kamu ga pernah keluar sama cewe cewe"jawabku. 'Aku ga bohong Kal.....aku ga pernah punya waktu dan.....ga ada yang membuatku tertarik.Kalo kamu buat aku tertarik untuk mengenalmu"jawabnya. "Itu sih kamu tau gimana caranya memperlakukan peempuan"ejekku. Rey tergelak. "Aku meniru dari film.Sepertinya romantis aja"jelasnya. Lagi lagi aku tertawa. "Makan ya!!,aku takut kamu sakit karena telat makan"pintanya. Aku mengangguk setuju,aku juga kelaperan,sudah jam 8 malam saat aku melirik jamku.Daripada dia dengar suara perutku yang kelaparan,mending aku buru buru makan,mokal aja kalo sampai itu kejadian. Dia memanggil pelayan resto dan kami diam tak banyak bicara saat pelayan menghidangkan makanan.Kami juga makan dalam hening.Aku pikir Rey mungkin beneran kelaparan jadi aku ga berniat menjeda.Aku makan juga dengan tenang. "Kal pindah yuk ke Coffee shop di depan,aku mau kita ngopi atau makan cake sebagai dessert.Di sini terlalu ramai"ajaknya. Aku mengangguk setuju.Restonya terlihat ramai,kayanya kalo kami ngobrol ga akan santai,karena mesti setengah teriak. Rey membayar makanan kami dan membantuku bangkit dan menggengam tanganku lagi menyusuri mall sampai tiba di sebuah coffee shop yang letaknya di area depan mall.Rey memesan segelas espresso panas dan aku latte juga cheescake. "Kamu ga merokok?,kalo mau merokok silahkan aja,aku ga keberatan"kataku karena Rey sudah menyesap kopinya. Rey menggeleng. "Aku dokter Kal,aku tau bahaya nikotin kalo masuk paru paruku"jawabnya. Waduh!!,pantas bibirnya merah banget,jadi mau sosot.Apa sih Kal??malah jadi gesrek gini. "Berarti kamu ga suka cewek perokok?"tanyaku mencari tau. Aku soalnya sesekali suka merokok juga. "Kamu perokok?"tanyanya. Aku meringis. "Masalah ya buat kamu?,sesekali aku suka merokok untuk membunuh sepi"ungkapku jujur. Aku memang perokok tapi aku sembunyi sembunyi sih dan bukan perokok berat.Mama papaku ga tau,hanya segelitir orang yang tau karena aku bukan perokok berat juga.Kalo ada hisap kalo ga ada ga nyari. "Apa yang membuatmu merasa kesepian sampai merasa perlu merokok?"malah nanya gini. Aku pikir dia bakal ceramah soal bahayanya rokok.Aku jadi menghela nafas. "Terkadang saat aku kerja di pengungsian,dan di sekelilingku wajah wajah penuh penderitaan membuatku frustasi Rey.Aku jadi rindu rumah,kangen mama dan papaku,kangen keluargaku,itun yang membuatku merasa kesepian.Tapi kalo saat itu aku berhenti bekerja jadi relawan,aku merasa kalah dengan keadaan.Aku sudah ikut pelatihan,jadi seperti sia sia kalo aku malah pulang"jelasku. Rey tersenyum. "Aku ngerti.Siapa yang tidak rindu keluarga,tapi kamu tidak bisa mengabaikan nuranimu.Aku malah salut kamu mau bersusah payah.Kamu cantik Kal,wanita lain kalo secantik kamu,pasti memilih jadi artis atau model di banding jadi relawan dengan keadaan yang terbatas"jawab Rey. "Seni bukan passionku"jawabku. "I know"desis Rey. "Eh bukan berarti aku tidak mencintai seni.Aku suka dengar music,nonton film dan membaca buku fiksi.Seni itu pelengkap jiwa Rey,aku tau benar"sanggahku. "Aku tau Kal.Kelihatan kok"jawabnya. Aku mengerutkan dahiku. "Darimana?"tanyaku. "Kamu kayanya romantis.Kamu ekspresif dan....bahasa tubuhmu lembut,walaupun kamu sering ada di situasi keras"jelasnya. Aku tertawa. 'Hebat ya kamu bisa benar nebak.Cerita soal kamu dong!!,aku terus yang cerita"protesku. Rey tertawa. "Hidupku ga menarik Kal,cuma sebatas rumah dan rumah sakit"jawabnya. "Keluargamu?"tanyaku sambil memakan chees cakeku. "Aku dua saudara,adikku perempuan selisih tiga tahun di bawahku.Kami keluarga dokter,papaku dokter yang memilih jadi dosen S3 sambil bekerja menjadi kepala rumah sakit milik pemerintah di Bogor.Adikku sudah menikah dengan dokter juga dan dia sendiri dokter.Mamaku saja yang pensiun jadi dokter setelah menikah"jelasnya. "Mamamu dokter apa?"tanyaku. "Mama dokter kandungan tapi sudah lama sekali tidak praktek,dan memilih mengurus aku dan adikku sementara papa sejak dulu sibuk karena pekerjaannya.Dia memilih mengorbankan karier demi keluarga,aku salut dengan pengorbanan mamaku"jelasnya. "Kamu berarti ga setuju wanita berkarie dong?"tanyaku. Rey menghela nafas. "Pertanyaan dilematis.Disatu sisi kasihan kalo perempuan cuma di rumah aja sementara dia punya kemampuan.Tapi kalo sudah menikah dan punya anak,agak berat juga menurutku.Aku merasa kasihan.Bekerja sesantai apa pun pasti ada resiko dan rentan stress.Kalo di pekerjaan perempuan sudah merasa stress,aku pikir akan makin stress kalo sampai rumah dia punya kewajiban mengurus suami dan anak anaknya.Itu yang membuatku kasihan kalo melihat wanita bekerja.pantasnya memamg perempuan diam di rumah urus keluarga biar suami aja yang kerja.Beda sekali perkembangan anak yang memiliki ibu bekerja dan ibu yang diam di rumah Kal.Itu menurutku kalo kamu ga setuju,aku ga maksa"jelasnya. Aku tersenyum. "Benar sih,ibu memang mestinya di rumah,urus anak agar anak ga haus kasih sayang dan perhatian"jawabku. "Untuk alasan itu aku berharap siapa pun yang jadi istriku nanti,mau berdiam diri di rumah,cukup aku yang bekerja keras memenuhi kebutuhan keluarga,istriku cukup menungguku pulang agar aku bisa menemukan senyumnya menyambutku saat aku merasa lelah bekerja"kata Rey sambil tersneyum lembut. "So...romantic"desisku. Rey tertawa. "Ya...aku setuju kalo kamu bilang romatis.Rasanya pasti happy Kal,saat aku pulang kerja,anak dan istriku menyambutku pulang....dengan kondisi rapi dan gelak tawa.Rasa lelah setelah seharian bekerja pasti aku lenyap dan berganti rasa hangat karena ada keluarga yang menyambutku pulang"jawab Rey kali ini sambil menatapku instens. Astaga mama......ini bujang ngapa buat aku jumpalitan. "Berarti ga mungkin aku yang jadi istrimu,aku kan kerja"godaku dengan debaran jantungku yang menggila. Rey tertawa. "Aku masih takut berharap kamu bersedia jadi istriku Kal"kilahnya. "Kok bisa,kalo tuhan memutuskan aku yang jadi jodohmu.kamu mau gimana?"tanyaku. Rey terdiam lalu meminum kopinya,Aku yang deg deg an mendengar jawabannya. "Bisa kita bahas ini nanti ga kalo kita beneran menikah?"tanyanya sambil tersenyum Aku terbelak lalu aku merasakan wajahku merona. "Hadeh abang!!,bisa aja bikin eneng jumpalitan.....mau sih di halalin"godaku. Rey terbahak mendengar ledekanku,Aku senyam senyum melihatnya terbahak. "Kamu tuh lucu sekali loh,itu yang membuatku merasa nyaman ngobrol sama kamu"komen Rey. Aku tertawa. "Itu yang buat kamu pelit ngomong?,jangan menyanggah!,pekerja yayasan yang mengadu katanya kamu ganteng tapi pelit ngomong"ledekku. Lagi lagi Rey terbahak "Aku grogi kalo menghadapi staff yayasan,kayanya mereka lihatin mukaku trus,aku jadi risih,itu yang buat aku ga minat banyak bicara.Paling say hello"jelasnya. Aku tertawa.Ya iyalah dok,mereka suka lihat muka ganteng kamu,aku aja suka.Tentu saja ga aku bilang.Cukup dalam hatiku. "Kal ini udah jam 10 malam,kamu ga akan di marahi kalo pulang malam?"tanyanya sambil menunjukan jam tangannya. "Kamu takut antar aku pulang kalo kemalaman?'tanyaku. "Ga sih....cuma kan kamu perempuan Kal,harusnya jam segini kamu udah di rumah,sudah istirahat.Aku takut kamu cape juga.Kita bisa pergi lagi kalo aku libur atau pas kamu libur,jadi bisa lebih siang perginya"jelasnya. Aku tersenyum. "Kirain kamu bosan habisin waktumu sama aku"komenku. Rey terbelak. "Mana ada Kal,aku malah berharap waktu berhenti jadi aku tak merasa di kejar waktu"sanggahnya. Ampun dah babang dokter...... "Ayo kita pulang kalo gitu!'ajakku. Rey bangkit juga dan kami saling menggenggam tangan lagi menuju lobi mall.Setelah mobilnya siap,Rey membukakan juga pintu mobil untukku,dan baru masuk mobil setelah aku duduk manis.Kami perlahan berlalu dari area mall. "Pakai self beltmu Kal!!"perintahnya saat menyadari aku belum memasang self beltku. Aku menurut.Kami diam sepanjang perjalanan pulang sampai tiba di rumahku. "Kamu mau mampir ga?"tanyaku sambil membuka selt beltku  Ga rela sih,cuma.....masa aku...hadeh gini amat yak?? "Udah malam Kal....lain kali deh"tolaknya. "Kamu jangan jangan takut ketemu papaku?"godaku. Rey tertawa. "Aku lebih takut hadapin pasien gawat di banding hadapin papamu yang sehat.Aku rasa kalo aku berlaku sopan,dia mana mungkin macam macam,kecuali aku kurang ajar"sanggahnya. Aku mengangguk sambil tertawa. "Okey....kalo gitu ,aku masuk ya!"pamitku berniat beranjak. "Wait!!"cegah Rey mencekal tanganku. Aku jadi duduk lagi. "Apa lagi?"tanyaku. Dia tersenyum sambil melepaskan cekalan tangannya. "Makasih ya udah mau pergi ke luar sama aku"katanya. Aku tersenyum. "Aku juga suka kok pergi sama kamu,lain kali ajak aku keluar lagi ya!!"pintaku. "Pasti Kal...."desisnya lalu terdiam. Aku jadi diam...canggung gini. "Aku masuk ya!!"jedaku  Rey terdiam tapi tak lama dia mengangguk pelan.Aku tersenyum melihat dia kelihatan lesu.Perlahan aku mencodongkan wajahku dan mencium pipinya. "Makasih"desisku sambil mengusap pipinya takut kena lipstikku. Rey malah mencekal tanganku.Dia menatapku intens sekali sampai aku merasa deg degan banget.Aku rasa dia juga begitu karena dia seperti kepayahan berusaha menahan nafas. "Kenapa kamu cantik banget sih??...aku jadi hilang akal"keluhnya berbisik. Astaga aku beneran kehilangan kemampuan bernafas dengan baik.Wajah kami terlalu dekat dan hangat nafas Rey sangat terasa sekali.Aku jadi memilih memejamkan mataku....aku bukan berharap Rey menciumku tapi aku benaran ga sanggup melihat sorot matanya yang teduh. Bukan bibirnya yang aku rasakan menyentuh bibirku.tapi justru ibu jarinya yang perlahan mengusap bibirku setelah aku merasa Rey meraup wajahku.Aku jadi membuka mataku lagi dan bukan tatapan matanya yang aku temukan sedang menatapku,Tapi dia terlihat konsen menatap bibirku dan usapan jarinya di bibirku masih terasa lembut dan pelan. "Aku boleh cium kamu ga??"tanyanya berbisik. Aku diam dan mengawasi pergerakan ibu jarinya di bibirku. "Aku....."desisnya tak jadi karena aku sudah menciumnya. Astaga.......aku pernah sekali berciuman dengan pacarku semasa aku SMA,tapi....aku ga merasa seindah aku mencium Rey.Rey menciumku dengan lembut,pelan dan tak terburu buru.Gimana ya....seperti menikmati moment mencium bibirku.Aku yang justru tak sabar,tapi saat aku menyerang,Rey justru terdiam dan aku merasa kehilangan,jadi aku berusaha santai lagi dan aku rasakan lagi lumatan Rey. Kalo kalian lihat kami berciuman,aku rasa tidak perlu melihat film porno,pasti kalian sudah terangsang.Aku aja udah bergerak gelisah,justru yang tidak terburu buru lebih enak di nikmati di banding yang terburu buru.Udah mah pasti berisik dan resiko kehabisan nafas ,jadi ga enak kan??. Aku jadi terbuai dan tak bisa lagi menyadari berapa lama kami berciuman,yang aku ingat sorot lampu mobil menjeda kami.Ciuman kami terlepas dan begitu aku menoleh ke kaca depan mobil Rey,aku lihat papa dan mamaku ada di dalam mobil. "Mati aku!!"desisku tanpa sadar. "Who?"tanya Rey bingung melihat aku terburu berusaha keluar mobil. "Papa dan mamaku,aku masuk ya Rey"pamitku tergesa karena aku lihat papa dan mamaku juga keluar dari mobil Aku takut takut mendekat ke arah papa.Sudah sperti hukum tidak tertulis dari dulu kalo aku dan kak Alice pacaran sebenarnya malas dengan papa yang sering banget kepo.Jadi aku dan kakakku memutuskan untuk pacaran saat kami dewasa saja,eh malah kebablasan beneran pas udah dewasa banget. "Hai....kalian dari mana?"tanyaku sambil mendekat dan mencium pipi mama yang senyam senyum sedangkan wajah papa terlihat horor. "Kami habis makan malam Kal,kan kamu ga ada jadi mama sama papa iseng berdua doang,kaya kamu,papa juga ngajak mama kencan"jawab mama. Aku mengangguk lalu berjinjit mencium pipi papaku yang terlihat enggan menatapku. "Pah,mukanya angker benget"godaku setelah mencium pipinya Papa mengabaikan ledekanku lalu menyingkirkan tubuhku pelan dari hadapannya. "Selamat malam om tante"sapa Rey yang ternyata keluar mobil. Aku memilih mundur dan berdiri di sebelah mama. "Malam.......nak......"desis papa sambil mengulurkan tangannya ke hadapan Rey. Rey tersenyum lalu mencium tangan papa.Wajah papa mengendur melihat kelakuan Rey. "Aku Rey om.Maaf aku ajak Kalila keluar dan bukan menjemputnya di rumah tapi di yayasan juga antar Kalila sampai malam gini"kata Rey sambil beralih mencium tangan mama. Papa tersenyum . "Kalila sudah pamit sama om.Kamu dokter itu?"tanya papa pada Rey lalu menatapku. Aku memutar mataku.keliahatan banget dusta karena aku tau papa sudah mengobrool dengan pak Marno,aku jadi yakin papa sudah dapat informasi soal Rey. "Iya om.Aku dokter yang Kalila maksud"jawab Rey sopan. Papa mengangguk. "Ayo Rey!!,masuk dulu kita ngopi,papa Lila minta kopi dari tadi" Aku menatap Rey agar dia menolak ajakan mama,belum waktunya Rey di ospek papa. "Sure!!,kalo tidak merepotkan om dan tante"jawab Rey malah menyetujui usul mama. Aku terbelak lalu pasrah saat dengan akrab papa malah mempersilahkan Rey masuk pagar rumahku. "Mama apaan sih?,Rey kenapa di undang masuk"keluhku berbisik pada mamaku karena kami mengekor papa dan Rey yang sudah melangkah sambil mengobrol ringan. Mama tertawa. "Kamu malu ya abis di cium dokter??"goda mama. Aku langsung merengut  dan mama tertawa. "Aku bukan ABG,emang masalahnya apa kalo aku dan Rey ciuman"kilahku. :"Tentu saja masalah untuk papamu,kalian belum berkomitmen apa pun,udah main nyosor aja.Udah Kal santai aja,biar dia menyelesaikan dengan caranya,feeling mama,Rey bisa menaklukan papamu"kata mama sambil menatap Rey dan papa yang kelihatan tergelak bersama sambil masuk ke rumah. Aku jadi berusaha tenang.Papa menggiring kami ke ruang keluarga,aku merasa aneh.Papa tidak pernah seperti ini.Kalo menerima tamu yang tak cukup dekat,pasti dia akan menerima di ruang tamu dan bukan di ruang keluarga.Aku memilih menurut.Aku duduk di sebelah mamaku sedangkan Rey dan papa duduk saling berhadapan di sofa single. "Kopinya hunn..."pinta papa pada mama. Kami jadi tertawa .Mama langsung bangkit lalu menunduk mencium pipi papa sebelum beranjak ke pantry.Aku spontan menatap Rey dan Rey justru sedang tersenyum menyaksikan romantisme papa mamaku. "Kalo ga merengek,suka lupa"keluh papa. Rey tertawa pelan dan aku hanya tersenyum. "Well....dokter Reynaldi Omar Syarief,putra pertama dokter Runako Syarief ,direktur RUSD kabupaten Bogor,dokter specialist anak di Twins hospital dan lulusan terbaik pasca sarjana specialist anak di university of Barkley dua tahun lalu,lajang berusia 31 tahun,om ga suka basa basi.apa kamu serius saat mendekati putri om??"tembak papa santai dan satu helaan nafas. Papa tuh ampun deh,aku jadi meringis menatap Rey yang terlihat takjub dengan apa yang papa sampaikan. "wow!!"komen Rey tapi lalu berubah serius saat papa terlihat tak menanggapi komennya. Aku menggigit bibirku saat aura canggung menguar.Edward Tanjung sedang menunjukan taringnya.Mama menjeda dengan menghidangkan dua cangkir kopi dan dua gelas teh untukku dan mama.Mama yang mau mepersilahkan minum pada Rey aja batal saat melihat wajah papa yang dia tahu kalo akan merah besar kalo di jeda. Aku ingat benar papa pernah bilang. "Saat menginterogasi seseorang,jangan pernah memberikan dia minum,kalo dia pintar dia jadi punya kesempatan berpikir untuk bohong,kalo dia bodoh,dia akan menelan kebohongannya dan tak jadi membuka mulut"begitu papa bilang. Aku rasa mama tau soal ini juga. "Rey!!'tegur papa pelan tapi raut wajahnya mengintimidasi. Sebelah alis papa terangat dan kakinya di tumpangkan berlipat walaupun dia bersandar di sofa,tapi dia terlihat waspada.Pose serius papaku.Aku hafal banget,aku dan kakakku akan menghadapi tatapan dingin papa yang membuat jiper. Rey terlihat menghela nafas lalu menatapku sekilas sebelum beralih menatap papaku dengan serius juga.LSaatnya lelaki saling menunjukan kekuatan.Aku jadi menegangkan dudukku dan aku merasakan remasan tangan mama pada tanganku yang dingin. Rey berdehem sebentar. "Umurku sudah 31 tahun om,aku mana mungkin main main.Tapi untuk mengukur seberapa jauh aku serius,jujur aku belum bisa bicara banyak"jawab Rey tenang. "Alasannya?"tanya papa. Aku dan mama menyimak. "Kami belum lama saling kenal om,baru ketiga kali dengan hari ini,Saya tidak mau terburu buru,bukan berarti saya tidak serius.Putri om sudah membuat saya....apa ya....hilang akal"uangkapnya sambil menatapku lalu mengusap tengkuknya sebelum menatap papa lagi. Papa menatap Rey dengan tatatapn bertanya. "Jujur....saya itu tidak pernah punya banyak waktu untuk pergi keluar dengan gadis manapun om,karena sibuk kerja.Saya takut Kalila akan merasa bosan pada saya karena saya tidak tau caranya jadi teman teman yang baik.Jadi saya butuh waktu untuk menyakinkan Kalila kalo saya serius"lanjutnya. Papa mengangkat alisnya. "Om rasa Kalila bisa menerimamu"jawab papa santai. Rey menatapku,dan aku cuma bisa menunduk.Aku dengar suara tawa pelan Rey. "Om sadar ga sih punya putri cantik?,dia punya kesmpatan mengenal banyak lelaki selain saya.Dia pribadi yang menyenangkan,cerdas dan humble.Semua yang mengenalnya pasti merasa nyaman.Saya malah berpikir Kalila cuma memberikan saya harapan"jawab Rey setengah mengeluh. Aku mengangkat wajahku untuk menatap Rey. "Hanya memberikan kamu harapan?kamu becanda"protes papa sambil tertawa pelan. Aku dan Rey jadi serentak menatap papa. "Pah...."rengekku. "Loh mana mungkin cuma kasih Rey harapan,papa bukan anak kemarin sore.Kalo kamun ga suka,mana mungkin kamu membiarkan Rey menciummu di kencan pertama kalian"jawab papa santai dan aku terbelak dengan wajah merona. AKu dengar suara terbahak papa dan tawa mama tepat aku menyembunyikan wajahku di pelukan mama. "Mah....."rengekku kesal. Papa terbahak lagi dan kali ini aku juga dengar suara tawa Rey.Aku jadi tambah kesal dan menatap kesal pada Rey. "Gara gara kamu nih!!,tanggung jawab ih,aku malu"protesku. Rey terbahak kali ini. "Gimana aku tanggung jawab sama kamu?"tantang Rey manatapku. Aku menggigit bibirku lalu menatap papaku. "Coba lebih sering habiskan waktu dengan Rey Kal,biar kamu yakin pada perasaanmu dan Rey juga bisa membuktikan keseriusannya"saran papa. Aku diam kali ini.Udah bukan waktunya malu.Aku mesti serius berpikir.Papa benar kalo aku ga suka,mana mungkin aku membiarkan Rey menciumku.Aku menghela nafas gusar. "Maksud papa nyaranin aku dan Rey pacaran??"tanyaku ragu. Papa tertawa. "Terserah istilahnya apa,pacaran,kencan atau apa istilah yang pantas,tapi ga mungkin kalo papa sebut taaruf,belum apa apa sudah nyosor.Buat pening kepala papa aja"keluh papa sambil memijat keningnya. "PAH!!,ih nyebelin amat sih??"protesku kesal lagi. "Astaga Kal....kamu pamit pergi ngopi sama Rey,tau tau papa sama mama malah mesti nonton live show kalian.Hadeh buat pening.Rey ga rugi,papa yang merasa rugi,Makanya kamu usahakan  jatuh cinta sama Rey dan kamu Rey usahakan buat Lila luluh,apa perlu om ajarin kamu rayu putri om"ledek papa. Rey tertawa pelan dan aku mendengus kesal. "Kamu benaran mesti tanggung jawab sih!!,papa akan bahas ini trus sampai aku berharap aku tuli"keluhku. Papa terbahak kali ini berdua Rey. "Minum kopinya Rey,sudah selesai kan masalah kamu sama om"kesempatan untuk mama mempersilahkan Rey minum kopinya. Rey menurut dan papa juga. "Maksih tante"kata Rey setelah meminum kopinya. "Sudah selesai urusanmu dengan om Rey,om bukan mengusirmu,tapi ini sudah malam.Kamu besok kerjakan?"tegur papa. Rey mengangguk. "Iya om,kalo gitu saya pamit"kata Rey bangkit. Kami semua ikutan bangkit.Rey mendekat mencium tangan papa dan mencium tangan mama juga, "Hati hati Rey!!,dan antar ke depan Kal!!"perintah papa. Aku menurut. "Selamat malam om tante!!,asalamualikum"pamit Rey. "Walaikumsalam"jawab mama dan papa kompak. Rey mengekorku dan kami terdiam sampai tiba di depan pintu masuk rumahku.Rey mencegahku membuka pintu masuk. "Apa lagi sih?'tanyaku karena deg deg an lagi. Rey memepetku di balik pintu setelah memastikan papa dan mamaku tidak mengekor,untuk itu aku deg deg an. "Kita kok jadi pacaran sih??ini mimpi bukan sih??"tanyanya berbisik. Aku merona dan refleks menggigit bibirku. "Aku bisa apa kalo papa yang suruh"elakku padahala aku juga senang. "Oya??"tanya Rey dengan nada mengejek. Aku gelagapan karena dia sudah menatap ke arah bibirku lagi. "Iya.......dong.....aku...."elakku tak berhasil menyelesaikan kalimatku. "Dengan responmu terhadap sentuhanku kamu masih mau ngelak?"godanya. Aku terbelak lalu mendorong tubuhnya menjauh.Rey tertawa pelan melihat aku cemberut. "Sana pulang!!,demen banget bikin aku baper"usirku sambil membuka pintu rumah. Rey tergelak lalu keluar rumahku juga.Aku berdiri di balik pintu menghindarinya. "Hei....jangan marah...nanti aku ga bisa tidur"keluhnya mengggodaku lagi. "Bodo!!"cetusku jutek lalu melengos. Dan aku terbelak saat menyadari Rey mencuri cium pipiku. "Good Nihgt Kalila...."desisnya sambil menjauh. Aku tertawa. "Hei!!"cegahku. Rey berbalik. "Kurang??"ejeknya. Aku memutar mataku dan Rey tertawa lagi. "Lalu apa?"tanyanya  "Kamu manis kaya gini trus ya!!,biar aku meleleh"godaku. Rey terbahak. "As your wish darling.....good night...."pamitnya sambil berjalan mundur. Aku tersenyum. "Night Rey...."jawabku dan mengawasi Rey yang tersenyum lalu berbalik melangkah lagi menuju mobilnya di luar pagar rumahku. Perasaanku menghangat,masa secepat ini prosesnya....mau protes tapi aku merasa perasaanku mau meledak karena merasa bahagia.....oh gosh....apa aku jatuh cinta ya...... Aku buru buru menutup pintu dan mencari papaku. "Pah...."tegurku pada papaku yang sudah duduk bersandar di sofa bekas aku dan mama duduk. Papa tersenyum lalu menepuk sofa sebelah dia duduk,kode untuk aku duduk juga.Aku duduk di sebalhnya lalu memeluknya dari samping. "Mama mana?"tanyaku  "Masuk kamar,mamamu cape"jawab papa lalu mencium pucuk kepalaku. Aku mengadah tersenyum menatapnya. "Are you happy??"tanya papa. Aku tersenyum lagi. "Happy lah di sosot bujang keceh"jawabku lalu cengar cengir. Papa tertawa lalu menyadarkan tubuhnya di sofa.Aku semakin menyusup memeluknya. "Rey lolos penilaian papa karena kesantunan sikapnya dan dia berani memghadapi papa.Papa pikir dia akan sanggup menanganimu"jelas papa. Aku hanya diam.Aku soalnya suka kalo sedang di posisi seperti ini dengan papaku.Aku memeluk tubuh hangatnya,merasakan kasih sayangnya karena dia tak berhenti mengusap lenganku dan sesekali mencium pucuk kepalaku. "Papa bisa seyakin itu?"tanyaku. Papa menghela nafas. "Papa percaya pada naluri papa Kal,walaupun kesal juga dia udah bisa cium kamu"keluhnya tapi dia tersenyium tepat aku mengadah menatapnya lagi. "Apa ga kecepatan buat aku memutuskan semua?"tanyaku. "Papa percaya kalian mampu bertanggung jawab.Kalian sudah cukup umur dan papa harap punya kedewasaan sikap untuk berusaha saling mengenal satu sama lain sampai mantap untuk berkomitmen dalam ikatan pernikahan,papa doakan kalian berhasil melewati proses ini"jawab papa bijaksana. Aku tersenyum. "Sayang papa....."desisku semakin mengeratkan pelukanku. Tak ada yang bisa mengalahkan perasaan sayang antara orang tua dan anak.Seperti yang aku rasakan.Papa menyanyaiku,terlepas sikapnya yang keras. ### Enaknya punya papa kaya Kalila.....dan yang kerennya Kalila jadian sama dokter Rey,cipokan sih jadi suruh pacaran....coba kalo enaena pasti suruh nikah....yakan???????wkwkwkwkkw see you next part kesayangan aku semua... Kiss and love
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD