5.PDKT

2777 Words
Dan pagi pun datang.Aku sudah sampai yayasan tepat jam 9 pagi karena tidak kesiangan.Aku juga lumayan sibuk mengurus banyak laporan dari para kepala pekerja yayasan.Mulai dari laporan kebutuhan dapur,cairan pembersih,juga pemasukan dan pengeluaran yayasan dan lain sebagainya. Gladis menjeda kesibukanku.Dia menelponku menanyakan kondisi Aldi. "Tapi anak itu baik baik aja kan Kal?"tanya Gladis serius setelah aku selesai cerita. "Hari ini sih gue belum tau,kan belum ke rumah sakit"jawabku sambil membaca berkas laporan di tanganku. "Tapi elo ke rumah sakit lagi kan?"tanyanya. "Mungkin"jawabku asal karena aku belum tau apa pekerjaanku akan selesai hari ini. "Ke rumah sakit dong Kal"pinta Gladis. "Ya....kalo nanti ada waktu"jawabku. Gladis terdiam dan terdengar menghela nafas. "Kenapa sih lo?"tanyaku. "Pak Karso berarti bohong sama gue Kal"desisnya. Aku mengerutkan dahiku. "Soal?"tanyaku. "Katanya dokter Rey suka sama elo,dan elo juga,kalo elo ga ada niat ke rumah sakit lagi,berarti kan elo ga tertarik kenal dokter Rey"jawab Gladis dan membuatku reflek menjedukan kepalaku di meja kerjaku. "Astaga......"desisku. Gladis tertawa. "Kok gitu sih Kal?"protes Gladis. Aku jadi memijat keningku karena mendadak pening. "Gue keliatan ngenes banget ya?,sampe semua orang mau banget gue pacaran sama laki?"tanyaku Gladis terbahak. "Ih....bukan gitu.Rey itu baik banget,gue aja suka"sanggah Gladis. "Kenapa ga buat elo aja?"tanyaku kesal dan melanjutkan kegiatanku memeriksa laporan. Gladis tertawa. "Lah bapake anak anak gue mau di kemanain cantik....."desisnya lalu tertawa lagi. "Lagi elo punya laki masih harman sama laki lain"keluhku. "Eh gue cuma kasih elo masukan,karena gue cukup tau Rey,Hidupnya cuma rumah sama rumah sakit doang.Kan jadi cocok sama elo yang cuma di rumah sama yayasan doang"katanya. Aku mendengus kesal. "Kata siapa gue di rumah doang?"tanyaku kesal. "Emak elo lah!!,kan curhat ma nyokap gue.Elo ga bisa dusta"cecarnya. Begini nih kalo udah kaya saudara,ga akan ada rahasia,semua bakal tau.Aku jadi menghela nafas pelan. "Trus karena alasan itu....elo pikir gue mesti PDKT sama Rey?"tanyaku. "TEPAT!!"cetus Gladis sampai aku terlonjak kaget. "Kaget gue!!sialan lo!!"protesku. Gladis ngakak. "Udah coba aja dulu,kalo ga sreg ya elo tinggal,gue sama yang lain bukan nyuruh elo nikah sama Rey,coba kenalan aja dulu"sarannya. Aku terdiam.Benar juga sih,nothing tulus.Kalo aku ga suka tinggal bilang.Aku rasa ga salahnya di coba. "Okey....elo masih ada perlu ga?,gue mesti gawe lagi biar bisa pura pura ke rumah sakit buat ketemu tuh dokter keceh"tanyaku. Gladis bersorak. "Udah kalo gitu,semangat Kal!!,love you!!"tutupnya riang. Semua cuma mau aku membuka diri,why not?,soal yang lain urusan belakangan.Aku lalu konsentrasi kerja lagi sampai Linda menjedaku untuk mengajakku makan siang.Aku menerimanya dengan senang hati.Kami semua makan bersama di ruang makan sambil menikmati anak anak pengamen yang secara bergantian bernyanyi.Aku happy kok,siapa bilang aku ga happy.Semua cuma mengada ngada.Setelah makan,karena pekerjaan aku selesai,aku membantu bu Meny menyusun menu masakan untuk seminggu ke depan dan membalas chat Rey yang menanyakan  soal makan siangku. Perhatian juga dia....cara cara kuno untuk menarik simpatik,aku masih tahan kalo di kasih perhatian model gini sih.Beberapa teman kantorku dulu juga gitu,beberapa pernah ada yang merasa perlu kasih aku perhatian dengan pertanyaan remeh soal menanyakan "Udah makan belum?" atau "Kamu baik baik aja kan??".Udah biasa banget.Tapi ga tau ya....kalo Rey yang chat kok aku deg deg an walaupun cuma balas pesannya. Ini pertanda bukan sih??,aku lumayan suka dengan suasana hatiku yang jadi berbunga bunga.Selesai dengan bu Meny,aku lalu menengok bu Asih di tempat anak anak bayi. "Rahman sehat bu?"tanyaku pada bu Asih. "Sehat Non alhamdulilah......saya lagi nunggu kursi roda karena dia udah terlalu besar naik stoler"lapor bu Asih. Aku mengangguk,aku sudah lihat laporan Linda yang sedang order kursi roda untuk Rahman. "Boleh aku ajak jalan jalan di taman?"tanyaku. Bu Asih berbinar. "Tentu aja.....dia pasti senang.Saya juga terbantu.Bayi lain udah waktunya mandi.Rahman sudah rapi mandi.Dia memang selalu saya dulukan Non,karena suster ga bisa,bukan ga bisa sih,ga tega tepatnya"kata bu Asih. Aku mengangguk.Aku lalu ke ruang kamar bayi.Rahman memang terlihat sudah rapi dan main di box bayi. "Halo sayang...."sapaku riang. Dia berhenti memainkan robot robotan yang dia pegang lalu menatapku. "Panggil dia Maman Non,dia suka di panggil itu"saran seorang suster yang mendekat ke arahku. "Okey....jadi namamu Maman?,aku Lila"kataku sambil memgulurkan tanganku. Dia tersenyum lalu menyentuh tanganku. "Ate....."desisnya cadel. Rahman kan sudah 2 tahun lebih jadi dia bisa ngomong.Sepertinya umuran Putri anak Gladis. "Iya sayang....tante Lila....kamu mau main keluar sama tante Lila?"ajakku sambil mengulurkan tanganku Dia tertawa.Dan airmataku hampir lolos saat melihat Maman berusaha berdiri sambil berpegangan pada jeruji box bayi.Aku buru buru mengangkatnya karena merasa tidak tega. Tuhan memang punya kuasa atas semua yang ada di bumi.Anak sekecil Maman aja sudah punya kemampuan beradaptasi pada kondisi cacat tubuhnya.Aku yang ga kuat menyaksikan pemandangan saat sebelah kaki Maman yang terbungkus perban terlihat menggangtung karena tidak bisa menapak. "Come on Boys!!"cetusku menggendong Maman. Dia tergelak seakan ingin memberitahuku kalo dia merasa gembira karena aku gendong.Suster ikutan tertawa. "Ga pakai stoler Non?"tanyanya karena aku melangkah menggendong Maman. Aku menggeleng. "Ga usah sus,kasihan dia duduk terus,biar saya gendong"tolakku. Suster itu tersenyum lalu membiarkan aku membawa Maman.Aku membawa Maman duduk menonton anak anak yang main bola dan dia terus menerus tepuk tangan. "Maman suka main bola ga?"tanyaku. Dia mengangguk dengan antusias. "Nanti kita main ya!!,tante beli dulu bola buat Maman"kataku. Maman bersorak dan menggerakan kakinya yang menggantung karena dia aku dudukan di bangku betonan pinggir lapangan. "Bolanya jangan gede ate.....kaki Maman sakit'pintanya sambil menaikkan sebelah kakinya yang terbungkus perban padaku. Aku mengangguk dan airmataku lolos tanpa bisa aku cegah.Aku langsung menyusutnya saat Maman menatapku. "Jangan nangis....bu Asih bilang...cape nangis terus"katanya pinter sekali ngomong. Aku jadi tertawa.Kami lalu menonton lagi pertandingan bola dadakan itu.Maman meniruku bersorak dan tepuk tangan saat seorang anak mencetak gol. "Abang hebat!!"seru Maman dan si bocah pencetak gol sampai menoleh dan mendekat. Aku tertawa saat bocah itu ber high five dengan Maman. "Abang cetak gol karena Maman nonton,abang main lagi ya!!"katanya lalu mencium kepala Maman lalu bergabung lagi dengan anak lain. Aku tersenyum melihat interaksi mereka termasuk saat semua selesai main lalu bergabung duduk di rumput dan merubung aku dan Mamat.Sebagian berlarian berlarian ke ruang makan lalu kembali dengan se teko air dingin dan donat hangat yang mereka makan sambil tergelak. "Kalian ga ngamen?"tanyaku. Mereka serentak menatapku. "Ibu namanya siapa?,Non Gladis ga bilang nama ibu siapa"tanya salah satu anak yang badannya lepek karena keringat. AKu tersenyum. "Jangan panggil ibu,panggil ka Lila aja!!,setuju?"tanyaku. Mereka serentak mengangguk. "Kak Lila!!"jerit mereka kompak lalu terbahak. Aku jadi tertawa. "Kita lagi libur ngamen Kak Lila,soalnya abis gajian dari bu Linda,kan tas sama dari bungkus kopi udah di bayar"jelas anak lain. Aku tertawa. "Oya?,jadi karena itu kalian main dan bukan kerja?"tanyaku pura pura marah. Mereka tertawa. "Kita butuh holiday kak Lila"sanggah yang lain. Aku terbahak. "Cape kak ngamen trus,kan panas"yang lain menyaut lagi dengan mulut penuh makanan. "Iya...coba tas kita laku trus jadi ga usah ngamen ya"harap bocah yang lain lagi. Aku sampai merasa perlu menatap mereka satu persatu karena ada sekitar 10 anak yang merubung aku dan Maman. "Maman kalo udah gede mau keja"cetus Maman. Bocah bocah terbahak. "latihan dulu biar suara Maman bagus"ejek yang lain. Maman cemberut. "Hei....nanti kak Lila ajarin Maman nyanyi"kataku merangkul bahunya. "Kita udah di ajarin nyanyi sama Non Noni sama kembar kak Lila,mereka suaranya bagus bagus,trus Den Nino juga jago main gitar"lapor yang tadi tos dengan Maman. "Iyakah??"tanyaku tertarik. Mereka serentak mengangguk. "Mereka kalo kesitu pasti nyanyi di panggung itu,kita pada suka nontonnya"jelasnya lagi sambil menunjuk panggung yang aku bilang seperti teater terbuka. "Bilang aja elo naksir kembar Den Nino"ledek anak anak lalu mereka menyorakinya. Aku tergelak melihat tuh bocah tersipu.Anak anak Nino kan memang cantik cantik. "Maman mau main bola?"jeda anak yang duduk dekat Maman. Mungkin karena dia melihat Maman menendang nendang bola yang tergeletak jadi dia ngomong gitu. "Ayo Man,biar ate yang pegangin kamu"ajakku bangkit. Maman berbinar.kami serentak berdiri.Aku membantu Maman berdiri seperti sedang membantu balita belajar jalan.Maman tertawa girang saat berhasil menendang bola dengan kakinya yang tidak memakai perban. "Yey!!!,Maman jago"seru yang lain. Jadilah sore itu aku ikutan main bola sebagai penyanggah tangan Maman.Kami tergelak bersama dan baru berhenti saat bu Meny teriak kalo waktunya makan karena anak anak harus pulang.Aku menatap anak anak yang bubar dan berlarian mengejar bu Meny sedangkan aku menggendong Maman menyusul mereka.Senja sudah datang jadi sudah waktunya anak anak pulang. Dan berubahlah ruang makan itu dengan suara anak anak yang berebut makanan dan bercanda lalu terdiam saat pak Saleh marah marah karena bekas anak anak minum sehabis main bola lupa di bawa kembali ke bu Meny. "Maaf pak Saleh.abis Ibu Meny udah suruh makan"jawab salah seorang bocah yang tadi main bola. Pak Saleh menggeleng. "Kalian kalo urusan makan langsung deh,ga kasihan sama bapak yang udah tua terus mesti beresin bekas kalian?"tegur pak Saleh tapi aku tau dia tidak benar benar marah. Anak anak juga kelihatan tidak takut. "jangan lupa lagi ya!!.Ingat pesan Den Nino,semua yang ada si sini punya kita bersama,kalo hilang atau kotor kan sayang,jadi mubazir!!"perintah pak Saleh. "ASIAP!!!!!"cetus mereka serentak lalu terbahak. Pak Saleh tertawa lalu menatapku.Aku tersenyum ke arahnya.Kami lalu melanjutkan makan dan kali ini beberapa anak tampak menghitung uang hasil mereka ngamen dan hasil mereka gajian setelah menaruh peralatan makan di tempat cuci piring.Sebagian mencuci piring karena ada jadwalnya di tembok dekat tempat cuci piring .Ada 4 anak yang bertugas .setelah selesai baru mereka bergabung dengan anak lain untuk ikutan menghitung uang mereka. Saat Azan magrib terdengar,gantian pak Karso memerintahkan bocah bocah untuk sholat.Berhamburan mereka ke musola.Lumayan banyak sih,ada 20 an anak yang tadi makan bersama.Sebagian besar lelaki dan hanya beberapa wanita. "Kak Lila mau sholat?"tegur 3 bocah perempuan padaku. Aku menganguk lalu menggendong Rahman untuk ikut ke musola.Untung ada mukena yang di lipat rapi di lemari kayu di pojok musola dengan tumpukan al-quran dan sarung. "Kamu duduk sini ya Man"perintahku. Maman mengangguk lalu aku berlalu untuk wudhu.Maman sudah duduk di pangku bu Asih yang sudah pakai mukena.Bu Asih tersenyum saat aku bergabung begitu juga bu Meny.Pak Saleh yang jadi Imam dan kami sholat berjamaah. "Non saya pamit istirahat ya!!,Maman ngantuk"pamit bu Asih. Aku mengangguk lalu mencium Maman sebelum dia di gendong bu Asih.Aku melipat mukena lalu keluar musola dan aku mematung saat aku melihat Rey tersenyum menyambutku. "Asalamuaikum Kalila"sapanya. Aku balas tersenyum. 'Walaikum salam dokter"balasku. Dia tertawa. "aku ga pakai jas dokter masa masih manggil dokter"tegurnya. Gantian aku tertawa dan makin tertawa saat anak anak berebut mencium tanganku dengan rusuh. "Kak Lila kita pulang dulu"jerit mereka kompak lalu berebut juga mencium tangan Rey Aku tertawa dan membalas lambaian tangan mereka sampai mereka menjauh. "Anak anak selalu ceria ya"komen Rey sambil mendekat Aku mengangguk "Kapan datang Rey?,ada perlu sama aku?"tanyaku. "Aku datang dari tadi,tapi karena terjeda magrib jadi aku sholat dulu dan aku lihat kamu juga sholat.Kebetulan sekali karena aku juga ada perlu sama kamu"jawabnya. "Soal?"tanyaku. Dia menghela nafas. "Ibu Aldi memaksa pulang dari rumah sakit.Aku ngerti sih kalo dia merasa keberatan untuk ada di rumah sakit terus,mungkin karena ga punya uang untuk beli makan.Jadi aku menyarankan dia bawa Aldi tidur di sini.Bu Meny bisa kasih mereka makan dan kamu juga bisa bantu ngecek kondisi Aldi dan lapor sama aku,boleh begitu kan?"tanyanya. Aku mengangguk mengerti. "Sekarang mereka di mana?"tanyaku. "Ada di kamar,Bu Meny udah bantu mereka"jawab Rey. "Aku mau lihat"seruku melangkah dan Rey mengekor di belakangku. Setelah sampai kamar yang di maksud,aku menemukan Aldi yang masih tertidur dan masih pakai infusan,sementara ibunya di peluk bu Meny. "Maaf Non Lila.....saya bukan ga mau Aldi sembuh...saya ga mau merepotkan"kata ibu aldi terbata dan dia nangis lagi. Aku tersenyum lalu berjongkok di depannya yang terduduk dan di rangkul bu Meny. "Ga apa bu,tapi biar Aldi di sini ya!!,ibu juga"pintaku. Dia menggeleng "Saya mesti kerja Non,ga mungkin saya minta trus"tolaknya. Aku menghela nafas pelan. "Minimal sampai Aldi lepas infusan.Berapa lama dok Aldi pasang infus?"tanyaku beralih pada Rey. "Tergantung asupan makanan sehat yang Aldi makan,semakin dia banyak makan semakin cepat sembuh"jelasnya. Aku menatap ibu Aldi. "Saya rasa kalo di sini Aldi akan cepat sembuh,bu Meny pasti kasih dia makan trus,begitu kan bu Mney?"tanyaku. "Saya udah bilang Non,tapi Minah malu"jelasnya. "Jangan malu bu Minah....semua di sini dapat perlakuan sama,kita keluarga bukan?'tanyaku. Bu Minah yang ternyata nama ibu Aldi menatapku dan Bu Meny dan kami kompak mengangguk sampai dia juga mengangguk. "Good berarti udah ga ada masalah lagi"seruku bangkit. Bu Minah meraih tanganku. "Makasih Non!"serunya  Aku mengngguk. "Bu...masih ada makanan kan??,kasih makan dulu deh bu Minah!,mumpung Aldi tidur"perintahku. Bu Meny bangkit. "Ayo bu Minah makan dulu!"ajaknya. "Aldi bu Meny"tolaknya ragu. "Biar saya yang jaga"seruku. Akhirnya dia menurut saat bu Meny membimbingnya ke ruang makan.Aku dan Rey mengawasi sampai mereka lenyap di balik pintu. "Good Job Kal!!"seru Rey sambil mengacungkan dua jari jempolnya. Aku tersenyum. "Kasihan....tapi aku suka padanya"cetusku memilih duduk di kursi samping ranjang Aldi. "Alasannya?"tanya Rey. Aku menghela nafas. "Masa kamu ga ngerti?"tanyaku. Rey mengerutkan dahinya. "Seperti orang miskin kebanyakan,harga diri mereka tinggi.Mereka punya rasa sungkan dan merasa malu karena takut merepotkan.Rasa yang kadang tidak di punya para orang kaya.Ya tidak semua orang miskin begitu sih,Bu Minah hanya salah satunya"jelasku. Rey tersenyum. "Kamu benar.Kadang orang kaya justru tak punya itu,mereka lebih tertarik mengemis pada orang kaya lain padahal mereka berada.Seandainya semua orang miskin seperti bu Minah yang tak mau di kasihani orang,pasti negara kita akan seperti negara Cina yang menjadi maju karena rakyatnya suka bekerja keras di banding meminta minta"jawab Rey. "Alangkah lucu kan negeri ini?"cetusku. Rey tertawa. "Kenapa?"tanyaku. "Aku ingat judul film,tapi aku lupa siapa pemainnya"jelasnya. Aku jadi tertawa "Film yang di buat Dedy Mizwar"kataku. 'Kamu tau?'tanyanya. "Film favorit,karena ada Reza Rahardian"jelasku. Rey tertawa lagi. "Harusnya aku main film juga,Reza kurang cocok berperan jadi dokter,Harusnya aku yang menggantikannya"kata Rey. "Di film apa dia jadi dokter?"tanyaku. Rey meringis. "Aku lupa lagi,tapi beneran deh dia pernah berperan jadi dokter.Aku suka lupa kalo bukan hal penting"jelasnya. Aku menatapnya. "Lalu hal penting seperti apa yang kamu harus ingat?"tanyaku. "Hm...ga banyak"gunyamnya. "Contoh?" "Catatan kesehatan pasienku,waktu dan......."katanya menggangtung. "Dan...."ulangku. "Kamu!"cetusnya. Aku kontan merona lalu tertawa menanggapi gombalannya. "Gombal lagi"keluhku mengulum senyum. Gantian dia tertawa. "Ga pantes ya?"tanyanya. Aku menggeleng sambil mengulum senyum. "Tergantung....kalo aku jadi pasanganmu ya kamu mesti ingat trus,kalo lupa bisa repot lan??"godaku. Rey tertawa. "Aku curiga kamu memang ngarep ketemu aku dengan antar Aldi ke sini,kan bisa telepon pak Karso"tembakku. Rey mengusap tengkuknya dan cengar cengir. "Kelihatan ya?'tanyanya tersipu. Aku tertawa. "Lumayan......"desisku. "Kamu keberatan ketemu aku terus?"tanyanya. Aku tertawa. "Hopeless amat dokter"ledekku. Dia tertawa. "Aku....cuma ngerti hadapin perawat dan rekan kerja dokter,aku ga ngerti kalo hadapin cewe Kal"jelasnya. "Iyakah?,dan kamu mau aku percaya?"tanyaku. Dia mengangkat bahunya. "Ga harus sih,walaupun aku berkata jujur"jawabnya Aku tersenyum dan dia beranjak duduk di bangku di hadapanku.Ranjang Aldi tidur jadi pembatas kami. "Kamu ga pernah pacaran?"tanyaku. Dia menghela nafas. "Pernah....tapi cewenya kabur"jawabnya lalu tertawa. "Kamu sakitin kali jadi dia kabur"ledekku. Dia tertawa lagi. "Gimana aku sakitin Kal,kalo aku jarang ketemu.Dulu aku sibuk kerja dan kuliah specialistku.Dia jenuh karena kami jarang sekali ketemu atau kencan.Mungkin itu bikin dia sakit hati juga kali ya,benar kamu,aku emang payah"jawabnya. Gantian aku tertawa. "Apa sekrang kamu sibuk banget?"tanyaku. Dia terdiam. "Ga sih....buktinya aku bisa di sini dan gombalin kamu"jawabnya. Aku jadi terbahak dan langsung diam saat aku lihat Aldi terusik. "Kamu sih jadi bangun kan?"keluhku sambil mengusap kepala Aldi dan dia kembali tidur. "Kita kencan yuk Kal!!"ajaknya tiba tiba. Aku sontak menatapnya setelah memperbaiki selimut Aldi. "Aku serius"cetusnya menjawab tatapan mataku. Aku masih belum bersuara. "Aku suka ngobrol sama kamu,itu alasanya.Soal lain singkirin dulu deh"lanjutnya. Aku masih terdiam. "Aku tau ini kecepatan,tapi gimana dong?.Aku mau kita duduk berdua di cafe atau coffie Shop kalo kamu takut aku ajak nonton,aku mau coba mengenalmu.Aku ga mau basa basi.Kita juga bukan ABG yang mesti kode kode an.kita dua orang dewasa.Aku juga jadi ga perlu cari alasan buat ngobrol sama kamu.Tapi kalo kamu ga mau,aku ga akan amarah,kamu berhak nolak....lagian aku....." "Aku mau"jedaku. Rey terbelak lalu tertawa. "Serius?"tanyanya antusias. "Kamu mau minum dulu ga?kamu ngos ngosan gitu"ledekku Dia terbahak. "Kapan maju ajak aku kencan?"godaku "Terserah kamu....aku lagi kerja pagi...jam 5 aku udah bebas tugas,tapi kalo ada operasi tiba tiba....."katanya ragu berjanji. "Besok kabarin aku aja kapan kamu Otw jemput aku,aku bakal tunggu di sini.Bisa kan?"tanyaku menatapnya. Senyum perlahan terbit di wajah ganteng Rey. "Okey,besok aku hubungin kamu kalo aku udah ke sini.Seandainya aku baru selesai malam?"tanyanya ragu lagi. Aku tersenyum. "Aku tunggu,aku bisa sambil kerja nungguin Aldi atau lakuin hal lain.Mengurus anak anak selalu menghabiskan banyak waktu bukan?"tanyaku 'Makasih Kal"jawabnya. "Tapi........."jedaku. Rey menegang menatapku. "Awas aja kalo kamu ga kasih aku kabar seandainya kamu telat,aku ga mau kaya orang oon yang nunggu kamu datang tanpa tau kabar kamu.Dan jangan harap aku cari kamu kalo kamu ga hubungin aku karena kamu ada halangan"ancamku. Rey menghela nafas lega. "Galaknya.....tenang Kal,aku tau rasanya nunggu yang ga pasti kok,aku termasuk orang yang to the point"jawabnya. "Good!!"jawabku. Dan obrolan kami terjeda karena bu Minah yang kembali ke kamar.Aku dan Rey pamit setelah Rey memeriksa infusan Aldi dan menjelaskan pada bu Minah kalo tangan Aldi yang tertusuk jarum infus atau infusan habis untuk lapor ke perawat yang ada di yayasan.Setelah itu kami beriringan menuju ruang kantorku untuk mengambil tas dan handphoneku. "Kamu bawa mobil ya?"tanyanya terdengar kecewa. "Yap!!"jawabku sambil mengacungkan kunci mobilku di hadapan wajahnya. Dia menghela nafas lesu dan aku tertawa. "Besok kamu bisa antar aku pulang kan?,aku ga akan bawa mobil"jawabku sambil berlalu keluar ruanganku. Rey mengekor. "Seterusnya apa khusus besok?"tanyanya. Aku tertawa sambil masuk Lift yang terbuka. "Aku belum punya pacar atau suami yang punya kewajiban antar jemput aku pulang kerja"jawabku. "Berarti mesti jadi pacar atau suamimu dulu baru bisa antar jemput kamu dong?'tanyanya. "Betul pak dokter!!aku ga suka buat repot"jawabku . Dia tersenyum. "Berat banget syaratnya Kal....."desisnya lesu. Aku tertawa. Kami beriringan lagi sampai depan loby dalam diam. "Aku pulang dulu ya!!,good Night Rey....."desisku pamit  Rey mencekal tanganku. "Biar aku iringin kamu pulang dengan mobilku"pintaku. Aku menghela nafas.Di tolak juga dia bakal bersikeras. "Okey...."jawabku setelah menghela nafas. Aku akhirnya di kawal Rey pulang.Agak berlebihan sih,tapi cowo kan gitu,kalo belum dapat pasti ngejar.Kalian suka ngerasa gitu ga sih??.Pas lagi PDKT ,apa aja di lakuin buat wanita terkesan,pas udah jadian malah ga akan gitu lagi.Tapi kalo yang beneran sayang mungkin ga akan berubah kalo udah jadi hak milik.Masalahnya kan aku ga tau apa Rey termasuk lelaki yang seperti suami sahabat dan orang terdekatku,yang care dan bucin parah walaupun sudah menikah tahunan atau cuma cowok brengsek<Bisa aja kan alasan dia ga punya pacar karena dia b******k?.aku jadi tidak boleh terlena. Atau aku yang memang antipati duluan??,karena setelah tiba di rumahku,Rey baru beneran beranjak saat aku sudah masuk rumah. "Night Kal....."desisnya sebelum masuk mobil dan aku sudah di depan pagar rumahku yang masih terbuka. "Night Rey...."balasku dan dia masuk mobil lalu berlalu ### Akhrinya Kalila di ajak kencan juga sama Rey....trus bakalan gimana ya kencan Kalila sama Rey?? See you next part Kiss and Love
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD