TERBAYANG PEREMPUAN LAIN JELANG AKAD NIKAH

899 Words
Tentu bukan hanya orang yayasan yang bingung, tapi yang pasti adalah Wati. Wati sangat penasaran mengapa Gita mau diduakan secara resmi seperti itu. Bukan sembunyi-sembunyi. “Jadi Diah bukan selingkuhan, tapi resmi calon istri keduanya Rusdi. Aku harus bisa mendapatkan Rusdi seperti Diah mendapatkannya,” tekad Wati di kamar kostnya sore ini. Wati melihat status orang yayasan yang datang ke acara selamatan wisudanya S2 Gita. “Oh ternyata mereka ada di rumahnya calon istri Rusdi, di depan semua keluarganya saja Diah diterima. Pantas kemarin dia tak takut ancaman ku,” kata Wati lagi sambil mengomel. Dia sedang bersiap untuk pulang ke Indramayu. ≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈ Hari-hari selanjutnya tenang, Wati tidak berulah walau dia sering mencari cara agar bisa menemui Rusdi. Tapi Rusdi sudah super sibuk jarang ke yayasan. Yang stand by di yayasan adalah Diah dari pagi sampai sore. Sampai saat ini Gilbert juga belum tahu bahwa Diah adalah adik kandung dari Rusdi. Hari ini pengajian pernikahan sudah dimulai. Kedua keluarga sudah mulai sibuk. Rusdi juga sudah mulai tidak ke yayasan sama sekali. Mereka juga sudah dipingit tidak boleh bertemu. Lima hari lagi mereka akan nikah. ≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈ Rusdi mau pun Gita tidak diperbolehkan bertukar kabar melalui ponsel. Mereka boleh berkomunikasi melalui orang ketiga misalnya Diah atau Elang atau kedua Ibu mereka karena percuma dipingit bila mereka masing-masing masih bisa saling menghubungi. “Di. A’a ngerasa enggak enak dan serba salah,” keluh Rusdi. “Ada apa A?’ tanya Diah yang sudah satu minggu menginap di rumah kedua orang tuanya. “Kok dua hari ini A’a kayak kepengin ketemu Wati ya,” keluh Rusdi selanjutnya. “Lah A’a ngapain kok kepengin ketemu dia?” tanya Diah bingung karena selama ini boro-boro pengin ketemu. Ngomongin nama Wati saja bikin Rusdi tak suka. “Enggak tahu, kebayang terus wajah dia,” jawab Rusdi putus asa. “Istighfar A’ dua hari lagi A’a menikah sama teh Gita. Kalau pun A’a enggak nikah sama Teteh pun aneh saja, kalau jadi ngebayang-bayangin Wati,” jawab Diah agak keras. Tentu Diah tak suka bila Rusdi berpikiran akan berpaling setelah perjalanan panjang lima tahun bersama Gita dan harus pupus karena seorang Wati yang baru saja datang dan belum ketahuan asal usulnya. “Ada apa?” tanya Amah mereka, yang masuk ke kamarnya Diah. Rupanya Rusdi tadi sengaja mencari Diah untuk berkeluh kesah, dan mendapati adiknya berada di kamarnya. “Ini Amah, A’a aneh, dua hari ini ke bayang-bayang sama perempuan yang mengejar-ngejar dia,” lapor Diah, Rusdi tak bisa berkelit karena Diah sudah memberitahu fakta yang memang terjadi. “Astagfirullah. Kamu kenapa A'?” tanya Amah dengan sangat ketakutan. Tentu saja Ibu dua anak ini tak ingin pernikahan putranya gagal. “Apa kamu sudah berbuat hal yang buruk kamu sudah berhubungan dengan dia, dan atau dia malah sudah hamil?” tanya Amah dengan beruntun tanpa bisa dicegah, tanpa bisa di-rem. “Boro sampai kencan sama dia atau sampai hamil, ngobrol saja enggak pernah kok Mah,” tepis Rusdi yang juga tak mengerti mengapa dia bisa seperti ini. “Lalu kenapa kamu ke bayang-bayang dia? Kan aneh kalau kamu memang enggak pernah kencan sama dia, tiba-tiba sudah mau menikah kamu malah ke bayang dia.” “Gimana tanggapannya Gita kalau tahu kamu mendua seperti ini?” kata Amah seperti petasan cabe rawit yang tidak bisa di stop. Amah tentu kesal mengetahui kondisi putranya seperti ini. “Dari awal perempuan itu seperti itu Mah. Dia malah bilang sama aku kalau dia itu calon istrinya A’a. Dia mengira Ade selingkuhannya A’a dan minta Ade mundur dari A’a,” lapor Diah. “Itu perempuan seperti apa yang sampai mengaku-ngakuin A’a calon suaminya?” tanya Amah bingung. “Dia memang seperti itu Mah,” jawab Diah. “Dia malah mengancam Ade biar dipecat A’a, lalu dia yang langsung gantikan posisi Ade sebagai sekretaris. Dia juga bilang, dia yang akan gantikan aku sebagai selingkuhannya A’a karena dia adalah calon istri tunggalnya A’a,” jelas Diah secara rinci. “Berarti sekarang dia tahu kalau A’a mau nikah. Makanya A’a di bikin ke bayang-bayang,” jawab Amah dengan yakin. “Nantilah Amah minta air sama Pak Ustad,” jawab Amah Amah langsung keluar dan bicara dengan suaminya. Dua jam kemudian Rusdi diberi air bening oleh mama-nya sejak itu bayangan Wati memang menghilang secara perlahan-lahan dan Rusdi bisa lebih tenang sampai hari pernikahannya. ≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈ Hari Jumat pagi, hari ini adalah hari ijab qabulnya Gita dan Rusdi tentu saja kedua belah keluarga sudah bersiap. Undangan untuk acara resepsi di gedung adalah besok hari Sabtu malam. Acara hari Jumat hanya untuk keluarga inti dan orang tertentu saja misal beberapa orang pengurus yayasan dan kepala sekolah, yang lainnya tidak ada yang dapat undangan untuk acara hari Jumat pagi. Tetapi hari ini di yayasan terjadi kehebohan karena Wati pingsan berkali-kali. Pak Mahmud mendapat berita itu dari para staff bagian umum yang melaporkan pada dirinya. Pak Mahmud ada di rumahnya Gita tentunya. Menurut info yang pak Mahmud terima, katanya Wati pingsan lalu sudah dibawa ke poliklinik yayasan sudah sadar lalu begitu ada orang membicarakan masalah pernikahan Pak Rusdi dia pingsan lagi. Tentu semua akhirnya bertanya mengapa Wati seperti it. Begitu mendengar Pak Rusdi menikah kok pingsan. Mereka bertanya-tanya apakah Wati patah hati karena memang sudah menjadi pacarnya Pak Rusdi seperti yang Wati katakan kepada beberapa teman? Menurut cerita Wati, waktu itu Pak Rusdi mengantar sampai kamarnya dan mereka melakukan sesuatu hal yang tidak pantas karena saat itu hujan deras dan mereka terlena. ≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD