Lo mau makan apa?" tanya Tibra pada Sacha saat jeep melaju di jalanan ibu kota yang cukup sepi. "Apa aja." "Ada warung Tegal yang lumayan lengkap menunya, mau makan di sana?" "Boleh." Tibra melajukan jeep menuju warung Tegal yang dia maksud setelah Sacha menyetujui untuk makan di warung Tegal itu. Tidak memerlukan waktu lama untuk sampai di warteg karena jalan yang senggang membuat jeep melaju tanpa hambatan. Tibra memarkir jeepnya dan bersama Sacha masuk ke warteg yang bercat biru telur asin itu, meski tidak ramai, tetapi ada beberapa orang yang sedang menikmati makan malam yang kepagian seperti Tigra dan Sacha. Mereka berdua langsung menuju ke tempat pengambilan nasi dan lauk pauk yang berderet dengan bermacam-macam jenis, lalu menuju kasir untuk dihitung. "Empat puluh ribu,"