Serangga Nakal

1559 Words

Zein’s POV Senang rasanya diterima dengan baik dalam keluarga ini. Ayah dan Ibu menganggapku sudah seperti anak mereka sendiri jauh sebelum aku menikah dengan Zee. Pada akhirnya, aku terus memanggilnya Zee, panggilan kesayanganku untuknya. Sekarang sikapnya lebih terbuka menerimaku, menerima pernikahan kami. Zee itu tulang rusukku, bengkok bukan karena ketidaksempurnaannya, tapi begitulah dia apa adanya. Kalau dipaksa meluruskannya, bukannya lurus bisa jadi akan patah. Aku punya cara sendiri untuk menjaga wanitaku hingga dia kembali ke dalam dekapanku. Aku mengecup puncak kepala Zee saat ada kesempatan ketika sedang bermain catur dengan Ayah. Saat ini dia sedang menyandarkan kepalanya di bahuku. “Yah, sampai kapan mainnya? Besok kami penerbangan pagi,” rajuknya pada Ayah. “Ya … ‘kan,

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD