Lalai

2047 Words

Suasana terasa mencekam di dalam ruangan private di salah satu restoran terkenal di tengah kota. Beberapa orang bertubuh tegap dengan pakaian formal berdiri di sekitar seorang lelaki yang tengah duduk dengan begitu tenang ditemani seorang pengawal setianya. Bramantyo Aldebart lelaki yang terlihat tenang tersebut. Bersama Lian —sang asisten pribadi merangkap pengawal setia, memandang tajam lelaki paruh baya yang tampak bersimpuh di bawahnya. "Maafkan saya, Tuan Bram. Saya belum bisa mengembalikan hutang saya pada Anda," ujar lelaki itu dengan wajah yang masih saja ketakutan. Anton lelaki itu, yang memiliki hutang lima ratus juta pada Bram karena proyek yang ia tangani, dengan tubuh gemetar tak berani menatap ke arah pengusaha tersebut. "Ini sudah lebih dari tiga bulan, Anton, sampai

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD