Glores 5 - About Vineco Hilton
Vineco Hilton pemuda asal kota Tapiera sedang melakukan penelitian ilmiah di pulau Glores atas izin dari universitasnya. Ia datang bersama tiga temannya bernama Abrar, Suko dan Nina. Menurut yang selama ini ia telusuri, pulau Glores sangat cocok untuk di jadikan penelitian ilmiah. Karena memang Vineco dan ke tiga temannya sedang kuliah tingkat akhir. Mereka benar-benar tertarik pada pulau Glores yang kaya akan pepohonan yang rindang tumbuh hingga bertahun-tahun. Itulah yang tim Vineco butuhkan.
Setiap tuga akhir memang diperlukan penelitian. Mereka semua bingung harus penelitian dimana. Untungla Vineco dan Abrar menemukan tempat yang sepertinya akan cocok dengan penelitian mereka ini. Pulau Glores adalah pilihan mereka.
Sejak menginjakkan kaki di pulau Glores. Vineco mulai menanam bibit tanaman yang ia bawa dari kota Tapiera. Selain meneliti pepeohonan yang sudah hidup selama bertahun-tahun. Ia juga ingin mencoba menanam tanaman di tanah pulau Glores ini. Itu sebagai opsi kedua penelitiannya. Karena Vineco belum tahu bagai mana kondisi tanah pulau Glores. Semoga saja bibit yang ia tanamkan di pulau Glores bisa tumbuh. Dan bisa membantu dalam penelitiannya. Semua percobaan perlu mereka lakukan secara bersamaan. Jika gagal mereka juga harus cara lain agar percobaan mereka berhasil. Nantinya, semua kegagalan yang terjadi akan ditulis di jurnal penelitian.
"Pergilah! Jangan lama-lama di pulau ini. Kalau tidak, kalian akan terjebak di pulau ini dalam waktu yang cukup lama. Atau tidak akan bisa kembali sama sekali," ucap kakek Mondy saat itu dengan usia yang lebih muda. Mondy memang selalu memperingatkan pada siapapun orang yang masuk ke pulau Glores. Karena sang ayah yang asalnya tetua di Pulau Glores. Selalu mewanti-wanti agar tidak ada pendatang baru yang menginap atau menetap sementara di Pulau Glores. Setelah ayahnya meninggal, tiga tugas yang selama ini ayahnya emban. Diambil alih oleh Mondy. Wargapun setuju menganggap Mondy sebagai tetua pengganti ayahnya. Karena hanya Mondy yang tahu tentang seluk beluk tentang pulau Glores.
Namun, peringatan dari Mondy memang tidak pernah mereka gubris. Karena merasa tidak percaya dengan ucapan Mondy. Mereka yang yang diperingatkan oleh Mondy. Lebih banyak yang mengabaikannya. Akibatnya, sudah banyak pendatang baru yang menghilang tiba-tiba sat dua sampai satu Minggu berada di pulau Glores ini. Dugaan Mondy adalah mereka di ambil auranya oleh Fear Gezaus.
Selama ini kekek Mondy selalu memperingatkan orang-orang yang masuk ke pulau Glores. Tidak ada satupun yang mendengarkannya. Makanya Mondy selalu tegas pada warganya. Agar mendengar ucapannya. Supaya nasib mereka tidak sama dengan pendatang baru yang tidak menurut dengan ucapan Mondy. Bagi pendatang baru, peringatan darinya mungkin mereka merasa diusir. Padahal demi kebaikannya. Karena Fear Gozeus nyata adanya. Selama ini memang belum ada yang ditemukan mati mengenaskan akibat diambil oleh Fear Gozeus. Namun, menghilang tanpa jejak itu sudah hal yang menakutkan.
"Apa tidak sebaiknya kita pulang saja? Aku takut dengan perkataan bapak-bapak itu. Aku sering nonton film hantu, katanya sebuah pulau kadang berhantu loh. Aku enggak mau terjebak di sini," rengek Nina, teman satu-satunya perempuan di tim penelitian ilmiahnya. Pasalnya ini pertama kalinya Nina menginap di suatu pulau yang jauh dari rumahnya. Mana isinya kebanyakan lelaki pula.
"Bapak itu hanya menakut-nakuti kita saja. Kamu tenang saja semuanya akan baik-baik saja. Lagian percaya aja ada hantu di zaman sekarang," timpal Suko meremehkan. Karena memang Suko tidak percaya adanya hantu. Dia pikir, cuma orang yang bodoh masih percaya sama hantu. Hantu baginya hanya ada dalam film saja.
"Iya, Na. Kita fokus ke penelitian aja. Selama kita enggak ganggu. Mereka juga enggak akan ganggu kok. Lagian kamu mau terlambat lulus kuliah karena skripsi kamu enggak selesai-selesai? Gara-garanya kamu takut terjebak di pulau ini. Kamu tenang aja Nina. Kamu enggak sendiri kok," ucap Abrar mencoba menenangkan Nina yang mulai ketakutan.
Abrar memang kekasihnya Nina. Orang tua Nina sudah sangat percaya pada Abrar. Sebelum pergi ke pulau Glores ini Abrar dan Nina memang sempat bertunangan dulu. Rencananya mereka akan menikah setelah lulus kuliah. Saat wisuda selesai, mereka akan mengikat janji suci mereka. Makanya Nina terlalu takut pada peringatan dari kakek Mondy. Kalau sampai mereka terjebak di pulau Glores ini. Lalu bagaimana dengan kuliah mereka? Bagaimana Abrar dan Nina mengikat janji suci mereka dalam suatu pernikahan mereka yang sakral. Terlalu banyak ketakutan di hati Nina.
"Betul kata Abrar. Baiknya kita fokus kepenelitian aja. Jangan hiraukan perkataan yang di ucapkan oleh bapak tadi yang katanya tetua di pulau Glores. Kalau ada sesuatu kita akan hadapi sama. Kamu tenang aja Nina. Abrar sama kita pasti akan melindungi kamu," dukung Vineco optimis.
Seperti de Javu memang. Kejadian yang di alami Varrell dan teman-temannya. Pernah di alami juga oleh Vineco ayahnya Varrell sebelumnya. Memang benar, Vineco dan teman-temannya adalah generasi pertama yang di kejar-kejar oleh Fear Gezaus. Yang katanya akan melenyapkan Fear Gezaus. Hari pertama mereka masuk ke pulau Glores. Mereka langsung penelitian di hutan rimba yang banyak pohon tuanya. Di sanalah Mondy memberikan peringatan untuk Vineco dan teman-temannya.
Pertemuan Vineco dan Nathalia tidak di sengaja. Ia melihat Nathalia yang sedang mencari kayu di hutan itu. Vineco merasa salut, melihat perempuan tangguh seperti Nathalia. Di tempat Vineco tinggal, para perempuan bisanya hanya berdandan dan mempercantik diri. Kota Tapiera memang sangat terkenal dengan kecantikan para perempuannya. Makanya Vineco sedikit heran, melihat Nathalia yang tetap cantik meskipun sedang membelah kayu. Untuk ia bawa sebagai kayu bakar. Awalnya Vineco terus menganggu Nathalia. Sampai menyelidiki di mana rumah Nathalia.
"Kenapa kamu terus memperhatikan aku?" Tegur Nathalia merasa tidak enak terus diperhatikan oleh Vineco.
"Oh maaf, aku tidak maksud jahat sama kamu. Aku cuma kagum sama kamu. Di kota tempat tinggal aku, para perempuan hanya bisa berdandan dan sibuk mempercantik diri. Tidak seperti kamu, meskipun tanpa riasan diwajah kamu. Kamu tetap cantik. Maaf, aku jujur dari hati aku. Aku tidak bermaksud untuk menggoda kamu. Aku benar-benar sangat kagum dengan ketangguhan kamu. Di kota Tapera mana ada perempuan yang mau membelah kayu seperti kamu. Oh iya nama aku Vineco. Aku dari kota Tapiera. Nama kamu siapa?" Oceh Vineco panjang lebar.
"Maaf, aku dilarang untuk berkenalan dengan orang luar. Sebaiknya kalau kamu memang pendatang baru. Pergilah dari pulau ini, sebelum kamu terjebak di sini. Kalau kalian sudah terjebak di sini. Kalian tidak akan pernah kembali," Nathalia malah memperingati Vineco. Seperti yang Mondy lakukan. Vineco jadi semakin penasaran. Apa yang Sebetulnya terjadi di pulau Glores ini. Kenapa pendatang baru yang masuk ke pulau ini selalu di usir? Kalau ada asap pasti ada api. Jadi ada sebab akibatnya mereka harus pergi dari pulau Glores.
"Ada apa sebetulnya ini? Hari ini sudah ada dua orang yang memperingatkan kami. Agar segera pergi dari pulau Glores. Apa kalain tidak menerima pendatang baru? Kami harus tahu alasan kalian mengusir kami. Kami janji kok tidak akan membuat kerusakan di pulau ini. Kami hanya akan melakukan penelitian saja, tanpa merusak ekosistem di sini. Kami akan menjaga semua yang ada di sini. Setelah kami selesai melakukan penelitian. Kami baru akan kembali ke kota," jelas Vineco.
"Pulau ini tidak pantas kalian gunakan sebagai peneliti. Pergi lah sebelum terlambat!" Tukas Nathalia sambil meninggalkan Vineco yang kebingungan.
Vineco kembali bersama teman-teman. Rasanya Vineco masih terbayang-bayang wajah Nathalia. Yang putih bersih tanpa make up. Apa itu cinta pada pandangan pertama? Selain itu Vineco juga penasaran. Apa yang sebetulnya terjadi di pulau ini.
"Dari mana saja kamu? Jangan terlalu jauh masuk ke hutannya. Kalau kamu tersesat kamu juga yang susah sendirian," tegur Suko saat Vineco kembali.
"Aku cuma ke sana sebentar. Oh ya, apa kalian tidak curiga dengan apa yang tejadi di pulau ini? Sepertinya ada legenda urban yang terjadi di sini. Aku jadi penasaran," ujar Vineco.
"Biasanya kalau tetua yang melarang sudah pasti pulau ini berhantu. Ah tapi kan itu hanya di film. Enggak mungkinlah itu terjadi," timpal Suko.
"Iya, aku juga pernah dengar seperti itu. Sekarang masih siang. Hantu pasti belum mau menganggu kita. Biasanya mereka menganggu di malam hari. Sebaiknya kita pulang aja yuk! Sayang ayo kita pulang!" Rengek Nina pada Abrar.
"Ayo lah kita belum sehari di sini. Aku bilang kan aku cuma melihat itu di film. Seperti yang aku bilang. Mana ada hantu di jaman sekarang. Kamu mau Nina, skripsi kamu enggak selesai-selesai. Katanya mau nikah sama Abrar. Jangan pesimis dulu. Semua itu cuma mitos. Kita enggak boleh keluar dari sini dulu sampai penelitian selesai," ucap Suko. Dia memang pemberani untuk saat ini. Namun, entahlah jika benar-benar berhadapan dengan hantunya langsung. Apa Suko akan lari? Atau malah menantang hantunya.
"Iya, benar kita harus tetap di sini. Jangan gara-gara kakek itu kita jadi mundur. Sekarang sulit mencari tempat yang bagus untuk penelitian. Sementara waktu semakin mepet. Aku pengen kita lulus tahun ini. Ya sayang sabar ya," bujuk Abrar. Meskipun Abrar tahu Nina sangat Ketakutan. Mau bagaimana lagi, mereka benar-benar harus lulus kuliah dulu. Baru orang tua mereka mengizinkan mereka menikah. Katanya biar mereka fokus satu-satu dulu. Kalau belum selesai kuliah udah nikah, terus Nina hamil? Mereka pasti akan kewalahan sendirian. Soalnya belum tahu juga nanti Nina kalau hamil akan seperti apa. Kalau mual muntah terus. Itu akan menganggu kuliahnya. Jadi mereka cari aman. Anaknya harus selesai kuliah dulu. Baru fokus pada pernikahan agar semuanya tidak campur aduk.
"Apapun yang terjadi kita harus tetap bersama sampai penelitian ini selesai. Selain itu, aku akan cari tahu. Legenda urban apa yang sebenarnya terjadi di sini," ucap Vineco penasaran.
"Kamu yakin mau menyelidiki semua itu? Vin, buat penelitian saja sudah menghabiskan waktu banyak. Kamu malah pengen tahu soal apa yang terjadi di sini. Paling mereka hanya mengarang cerita. Supaya kita ketakutan terus pergi deh dari pulau ini. Udah deh enggak akan ada gunanya. Fokus penelitian aja, Vin!" Timpal Suko si pemberani. Suko seakan mengampangkan semuanya. Padahal kalau benar-benar di pulau ini berhantu. Maka mereka harus menanggung resiko berburu. Yaitu tejebak dalam waktu lama di pulau ini.
Vineco akan tetap menyelidiki semuanya. Demi keamanan teman-temannya juga. Kalau hanya kakek Mondy saja yang malarangnya. Tentu Vineco tidak akan menggubrisnya. Ini sudah ada dua orang yang memperingatkan mereka. Entah kenapa Vineco percaya dengan perkataan Nathalia. Namun, dia juga belum bisa pergi. Sebelum tahu apa alasan mereka mengusir pedatang baru yang masuk ke pulau Glores.
***********
Malam harinya, Fear Gezaus datang dengan pertanda yang sama persis. Jam besar di ruang tengah berdentang, angin kencang menerpa dan lagu lawas yang terputar dari pemutar musik yang antik. Keesokan harinya mereka berempat mempunyai kekuatan spiritual sama seperti teman-temannya Varrell. Namun, saat itu Mondy adalah salah satu dari keenam manusia terpilih yang akan melenyapkan Fear Gezaus.
Mereka bingung karena memang harusnya ada enam orang yang memiliki kekuatan supranatural. Kalau memang ya mereka yang akan melenyapkan Fear Gezaus. Tidak lama kebingungan mereka, Nathalia datang dan memberi tahu, kalau dia adalah seorang cenayang. Jadilah mereka berenam. Berusaha mencari cara untuk melenyapkan Fear Gezaus. Sayangnya, satu per satu dari mereka mulai hilang entah kemana. Seperti dugaan Mondy yang bisa melihat masa depan. Kalau teman-temannya Vineco pergi di bawa oleh Fear Gezaus.
Di tengah ketakutan teror dari Fear Gezaus. Vineco dan Nathalia malah saling jatuh cinta. Meskipun sedang di kejar-kejar oleh Fear Gezaus. Mereka tetap memaksakan menikah. Bertahun-tahun Vineco, Nathalia dan Mondy bertahan dan menghindar dari kejaran Fear Gezaus. Mereka berusaha menutupi jejaknya agar Fear Gezaus tidak mencium aroma dari mereka. Sampai beberapa tahun kemudian. Akhirnya Nathalia hamil dan melahirkan anak dari Vineco. Awalnya mereka mengira Fear Gezaus sudah tidak mengejar-ngejar lagi mereka. Ternyata tiba-tiba Vineco hilang. Nathalia dan Mondy sudah langsyng tahu kalau itu perbuatannya Fear Gezaus.
Saat itu juga, Nathalia memutuskan pergi dari pulau Glores bersama Varrell kecil. Dari kota ke kota lain Nathalia terus berusaha menghindar dari kejaran Fear Gezaus. Berapa kali Nathalia masih di teror Fear Gezaus meskipun sudah berada di luar pulau Glores. Namun, setelah kesekian kali pindah. Barulah Nathalia menemukan kedamaian di kota Venus dan membesarkan Varrell seorang diri.
Nathalia terkejut. Varrell kecil saat itu malah bisa melihat makhluk yang tak kasat mata. Itu artinya kekuatanya yang sebagai cenayang. Di wariskan pada Varrell. Betapa tersiksanya Varrell kecil saat itu karena terus menangis ketika makhluk itu terus menganggu dirinya. Kalau bisa memilih, Nathalia lebih memilih Varrell memiliki kekuatan Vineco yang bisa melihat aura orang lain. Kekuatan Mondy yang bisa melihat masa depan. Kekuatan Nina yang bisa menghilang. Kekutan Suko yang bisa terbang atau kekuatan Abrar yang bisa membaca pikiran orang dan suara hari orang lain. Asal jangan kekuatan dirinya yang bisa melihat makhluk tak kasat mata.
Nathalia tidak tahu saja, memiliki kemampuan supranatural apapun yang tidak seperti manuisa normal biasanya. Tentu sangat menyiksa, baik cenayang maupun kekuatan lainnya. Sampai saat ini, Nathalia masih merindukan Vineco. Orang pertama yang membuat hatinya bergetar tidak kentara. Kadang ia juga masih berharap agar Vineco bisa kembali ke sisinya. Karena ada Varrell yang membutuhkan kasih sayang seorang ayah. Nathalia berharap semoga ramalan tentang enam anak yang akan melenyapkan Fear Gezaus itu benar adanya.
Karena ada kemungkinan, Vineco dan orang-orang yang di ambil auranya oleh Fear Gezaus akan kembali lagi. Ia terus berpikir tentang Vineco. Kalau saja dulu mereka tidak saling jatuh cinta. Pasti tidak akan ada luka di hati Nathalia. Dan mungkin Varrell tidak akan terlahir tanpa kasih sayang seorang ayah. Begitu menderitanya Nathalia berusaha bertahan hidup demi Varrell. Terus menghindari kejaran Fear Gezaus. Agar aura dirinya dan anaknya tidak di ambil.
Namun, ternyata Nathalia malah kembali lagi ke pulau Glores gara-gara Varrell yang tidak mengindahkan larangannya. Tapi Nathalia juga tidak bisa menyalakan. Kalau memang mereka generasi kedua untuk melenyapkan Fear Gezaus dari pulau Glores ini. Nathalia juga harus membantu memecahkan teka teki yang menjadi lagenda urban di pulau Glores ini.
Meskipun tidak banyak kenangan indah bersama Vineco. Namun, Vineco dan Nathalia sangat menikmatinya. Meskipun tahu, kalau Suko juga sempat menyukai Nathalia. Dan Nina juga suka pada Vineco. Ya, drama roman picisan di tengah ketegangan teror dari Fear Gezaus. Semoga saja kali ini, dari keenam anak yang terpilih. Tidak ada yang saling jatuh cinta. Agar tidak ada yang menjatuhkan satu sama lain. Karena jika mereka saling menjatuhkan, tidak menutup kemungkinan. Mereka satu per satu akan sama nasinya seperti Nathalia dan Vineco.