Glores 16 - Sejarah

2110 Words
Glores 16 - Sejarah Natalia membaca buku tentang sejarah para penyihir. Termasuk penyihir dari luar dan dalam negeri. Sejarah Kegelapan dan p*********n Penyihir di Dataran Tinggi Harz Jerman. Sejarah Kegelapan dan p*********n Penyihir di Dataran Tinggi Harz Jerman. Bagi penyihir Jerman, Hexen (dataran tinggi Harz di Jerman utara) adalah rumah mereka. Pegunungan yang kaya akan pengetahuan pagan. Di sini, Quedlinburg, sebuah kota abad pertengahan yang memesona dan tidak tersentuh oleh Perang Dunia II, adalah kota dengan sejarah panjang yang berkaitan dengan penyihir dan terdapat lebih dari seribu rumah setengah kayu yang terawat sepenuhnya. Di pinggir jalan tidak terlihat satu pun sampah, tetapi lebih banyak simbol apotropa, seperti heksagram dan salib, yang diukir di balok bangunan tua untuk menangkal penyakit dan menjauhkan setan serta penyihir. Seperti banyak kota di Jerman, sejarah Quedlinburg memiliki perburuan penyihir tersendiri. Kota ini memiliki juga kecenderungan feminis terhadap sejarahnya, karena wanita memiliki pengaruh politik yang besar, selama lebih dari 800 tahun. Pada tahun 936, janda Raja Saxon Heinrich I, yang bernama Matilde, mendirikan sebuah biara, dan kepala biara tersebut terus memegang kekuasaan yang cukup besar di kota ini dan daerah sekitarnya sampai Napoleon menginvasi pada tahun 1802. Sejarah Kegelapan dan p*********n Penyihir di Dataran Tinggi Harz Jerman. Sarjana, feminis, dan penyihir, memiliki pandangan yang berbeda tentang berapa banyak orang yang telah dituduh dan dieksekusi karena dianggap sebagai seorang penyihir pada zaman. Sejarawan Amerika, Anne Barstow, memperkirakan jumlahnya itu sekitar 200.000 orang yang dituduh dan 100.000 yang dihukum mati, tetapi dia mengakui sulit untuk menemukan jumlah pastinya. Dalam bukunya Witchcraze: A New History of the European Witch Hunts, Barstow pun menulis: "Bekerja dengan statistik sihir seperti bekerja dengan pasir isap." Berbagai keanehan dan keunikan bisa disaksikan hampir di seluruh wilayah kota. Gaya eksterior gedung-gedung dan pusat perbelanjaan yang mengusung desain kota tua abad pertengahan, mendukung dan menjelaskan bahwa pernah ada penyihir hidup dan tinggal di kota ini. Tak jauh dari pusat kota, terdapat daerah lainnya yang memiliki sejarah kota serupa bernama Thale. Taman bermain bertema penyihir, museum penuh dengan perangkat penyiksaan dan drama psikoseksual, serta dataran tinggi yang terkenal, menjadikan Thale sebagai tempat yang menarik dan tidak masuk akal. Dengan sejarah penyihirnya yang kental, sebagaimana dipaparkan dalam sebuah artikel Atlas Obscura, Quedlinburg memiliki daya tarik tersendiri dan kini bertransformasi menjadi destinasi wisata yang unik dan dipenuhi dengan keanehannya. Kisah Nenek Sihir adalah sesuatu yang sudah tidak terasa asing lagi di telinga. Wajah buruk rupa, hidung bengkok, dan ketawa cekikan, menambah daftar alasan yang kuat baginya, untuk dicap sebagai tokoh jahat Tidak heran, penyihir telah menjadi hal yang menakutkan semenjak ratusan tahun yang lalu di seluruh penjuru dunia. Mereka dikucilkan, dibenci hingga diberangus. Adalah Raja James I, di Inggris yang pertama kali menyerukan permusuhan terhadap dunia penyihir. Kebenciannya terhadap dunia gaib ini berhasil membuatnya membujuk parlemen untuk membuat Witchcraft Statute, atau undang-undang legislatif yang menyerukan permusuhan apapun yang berbau dunia sihir dan gaib. Sesuai ketentuan undang-undang tersebut, siapapun yang terlibat praktik sihir dapat dihukum mati. Agar perintahnya dapat tersosialisasi dengan baik, sang raja merilis buku laris berjudul "Daemonologie", dan juga propaganda yang menimbulkan kecemasan di tengah masyarakat. Tidak memerlukan waktu yang lama, perburuan penyihir pun memakan korban yang tidak sedikit. Hanya dalam waktu satu dekade, ratusan ribu tersangka dan terdakwa penyihir dimusnahkan. Kebanyakan dari mereka adalah wanita, dan tidak sedikit juga yang dihukum tanpa keterlibatan pengadilan. Perburuan terhadap penyihir, tidak terjadi di Inggris saja, namun juga menyebar hingga ke negara tetangga. Euforia p*********n Penyihir di Skotlandia. Adalah 'The Great Witch Hunt of Scotlandia", yang tercatat sebagai p*********n massal terbesar dalam sejarah Skotlandia. Terjadi pada tahun 1661 dan berawal dari sebuah desa kecil Eidenburgh, dimana 200 orang dituduh sebagai penyihir hanya dalam tempo 9 bulan saja. Sebelum tahun 1662 berakhir, total 660 tertuduh penyihir telah dieksekusi dengan cara dibakar hidup-hidup. Akan tetapi laporan sejarah mencatat, hanya 65 orang saja yang dieksekusi melalui pengadilan resmi. Ahli sejarah menganalisis bahwa pembiaran p*********n penyihir sengaja dilakukan oleh pihak otoritas. Hakim Inggris tidak bersedia menuntut tersangka sihir Skotlandia, meskipun saat itu, Skotlandia masih dibawah kekuasaan kerajaan Inggris. Dengan demikian, maka rakyat Skotlanladia diberikan kekuasaan penuh untuk menentukan nasib para penyihir. Bagai api yang membakar di musim panas, orang-orang di Skotlandia melakukan tindakan main hakim sendiri. Laman sains Smithsonian malahan mengutip angka 3000 untuk korban yang meninggal, akibat perburuan ini. Pernah menjadi tempat tinggal bagi 10,000 penduduk, desa Trasmoz kini hanya didiami 62 jiwa. Desa kecil ini dikucilkan, dan dikutuk dengan mantra yang amat kuat sehingga hanya Paus yang dapat membatalkannya. Bagaimana sebuah desa mungil di Spanyol yang dihuni hanya 62 jiwa dikucilkan secara keseluruhan dan dikutuk dengan mantra yang begitu kuat sehingga hanya Paus yang dapat membatalkannya? Untuk mengetahui lebih jauh tentang kisah aneh tentang sihir, takhayul, balas dendam, rasa iri dan kekuasaan, saya mendatangi desa Trasmoz, yang bersarang di kaki bukit yang diselimuti salju di pegunungan Moncayo, Aragon. Trasmoz memiliki sejarah perihal dunia sihir selama berabad-abad, dan saya mengatur pertemuan dengan Lola Ruiz Diaz, seorang penyihir lokal di masa modern ini, untuk mempelajari hal yang sebenarnya. Saat kita menunggu kehadirannya di sebuah bilik dingin dan beku di kastil Trasmoz, sebuah bangunan peninggalan abad ke 12 yang separuh bangunannya sudah hancur serta bertengger di puncak bukit, saya menggigil seraya mengantisipasi apa yang bakal terjadi. Ruiz, sang penjaga kastil, menyapa saya dengan senyum lebar. Dia berambut kelabu, bermata hijau, berpakaian serasi dengan sebuah laptop di lengannya - jauh sekali dari bayangan saya akan bola-bola kristal, lilin-lilin berwarna hitam dan kartu tarot. Satu-satunya yang tampak membuatnya seperti penyihir adalah anting-antingnya - burung hantu kecil terbuat dari emas tergantung dengan sedikit bulu yang menempel - dan jimat emas di lehernya. Di abad ke 13, kastil Trazmoz digosipkan sebagai surga bagi para penyihir hitam. "Seluruh kisah tentang sihir di Trasmoz berawal di sini, di kastil ini," dia menjelaskan. "Selama abad ke 13, para penghuni kastil ini mendedikasikan waktunya untuk menempa koin palsu. Dan agar menjaga masyarakat Trasmoz tidak menyelidiki suara goresan dan pukulan palu, mereka pun menyebarkan gosip bahwa para penyihir dan para dukun membunyikan rantai dan menempa kuali-kuali untuk memasak ramuan sihir di malam hari. Cerita itu berhasil, dan Trasmoz selalu dihubungkan dengan sihir." Ruiz menjelaskan di masa itu Trasmoz adalah komunitas yang berkembang, merupakan wilayah dengan kekuasaan yang kuat, penuh dengan tambang besi dan perak serta dikelilingi hutan luas dan sumber air. Tempat ini juga wilayah biasa, yang artinya bukan milik kekuasaan gereja Katolik, dan menurut dekrit kerajaan tidak harus membayar denda atau upeti kepada biara Veruela yang terdekat - kenyataan ini membuat gereja marah. Jadi ketika gosip tentang Trasmoz sebagai surga bagi para penyihir mulai menyebar melampaui batas-batas desa, kepala biara Veruela memiliki kesempatan untuk menghukum masyarakat, dengan meminta Uskup Agung Tarazona, di kota besar terdekat, agar mengucilkan seluruh desa. Artinya bahwa mereka tidak diizinkan untuk datang ke pengakuan dosa atau mengambil sakramen suci di gereja Katolik. Komunitas kaum berduit di Trasmoz, yang campuran Yahudi, Kristen dan Arab, memilih tidak bertobat - yang menjadi satu-satunya cara untuk menghapus pengucilan. Perselisihan dengan Veruela berlangsung selama beberapa tahun, dan akhirnya tiba pada puncaknya ketika biara mulai mengalihkan aliran air dari desa dan bukannya membayar upeti. Sebagai jawaban, Pedro Manuel Ximenez de Urrea, penguasa Trasmoz, mengangkat senjata melawan biara. Tetapi sebelum perang itu meletus, persoalan ini diambil alih Raja Ferdinand II, yang memutuskan bahwa tindakan Trasmoz dapat dibenarkan. Kepala biara Veruela Abbey mengucilkan Trazmoz setelah mendengar gosip tentang penyihir. Kepala biara Veruela Abbey mengucilkan Trazmoz setelah mendengar gosip tentang penyihir. Gereja tidak pernah memaafkan perlawanan itu, dan - dengan izin secara terang-terangan oleh Paus Julius II - menjatuhkan kutukan kepada desa itu pada 1511 dengan merapalkan psalm 108 dari Book of Psalms - alat paling sahih yang dimiliki gereja untuk mengumumkan sebuah kutukan. Mereka menuduh bahwa Pedro Manuel dan masyarakat Trasmoz telah dibutakan oleh sihir, dan karena kutukan itu dijatuhkan oleh Paus, maka hanya Paus yang memiliki kekuatan untuk membatalkannya. Tidak seorang Paus pun yang membatalkan kutukan itu sampai hari ini. Tahun-tahun berikutnya tidaklah mudah bagi warga Trasmoz. Kastil dibakar habis pada tahun 1520 dan meninggalkan reruntuhan selama berabad-abad. Setelah kaum Yahudi diusir dari Spanyol pada abad ke 15, Trasmoz pun jatuh, dari sekitar 10.000 penduduk hingga hanya tinggal 62 orang, dan hanya setengah dari mereka yang tinggal di sini secara permanen. Desa ini sekarang tidak memiliki bangunan toko, sekolah dan hanya memiliki satu bar. Banyak rumah yang rusak dan jalanan lebih sering melompong. Desa Trazmoz dikelilingi oleh pegungungan Moncayo yang tertutup salju. Desa Trazmoz dikelilingi oleh pegungungan Moncayo yang tertutup salju. Kembali ke kastil, Ruiz membawa saya menuruni tangga menara yang curam, yang telah disulap menjadi museum kecil tentang penyihir dengan koleksi perlengkapan sihir seperti sapu, salib hitam dan kuali. Menyeberangi halaman, kami mendatangi teras yang didominasi patung besi seorang perempuan. "Ini adalah La Tia Casca, penyihir terakhir yang dibunuh di Trasmoz, pada 1860," kata Ruiz. "Telah terjadi wabah yang mematikan dan tidak ada pengobatan ataupun penjelasan yang ditemukan. Jadi mereka menyalahkan La Tia Casca, karena dia dianggap aneh dan misterius. Mereka menangkapnya dan melemparkannya ke dalam sumur dalam, tempat kita berdiri sekarang. La Tia Casca mungkin saja merupakan penyihir terakhir yang dibunuh di Trasmoz, tetapi tradisi penyihir tampaknya tetap hidup dan baik-baik saja di desa Spanyol ini. Setiap bulan Juni, selama festival Feria de Brujeria, ada satu pasar yang menjual lotion dan ramuan-ramuan yang dibuat dari herbal dan tanaman penyembuh dan menyebabkan halusinasi, yang tumbuh di sekitar pegunungan Moncayo. Para aktor kembali memerankan adegan-adegan sejarah, seperti pengumpulan dan penyiksaan kepada yang dianggap penyihir. Dan orang yang beruntung akan dinobatkan sebagai Penyihir Terbaik Tahun Ini. Ruiz, yang selamanya tinggal di Trasmoz, adalah yang terakhir. "Apa yang harus kamu lakukan untuk dinobatkan sebagai Penyihir Terbaik?" tanyanya. "Tentu saja, kamu harus memiliki pengetahuan tentang pengobatan herbal," jawab Ruiz, "tetapi yang lebih penting lagi, kamu harus terlibat dalam sejarah dan mempromosikan segala hal yang terkait dengan Trasmoz. Menjadi penyihir sekarang merupakan kehormatan." "Kamu bisa mengucapkan mantra?" akhirnya dia keceplosan. Setengah reruntuhan Kastil Trazmoz dari abad ke 12 terletak di atas bukit di atas desa. Setengah reruntuhan Kastil Trazmoz dari abad ke 12 terletak di atas bukit di atas desa. Untuk pertama kalinya, senyum Ruiz yang ramah menghilang. Sedetik kemudian muncul lagi. "Mengucapkan mantra? Tidak, tetapi saya membuat cairan spesial dari sage dan rosemary yang Anda percikkan di sekitar Anda. Orang-orang mengatakan pada saya cairan itu menghilangkan depresi, dan bahwa kemalangan beruntun mereka akan berakhir segera setelah mereka menggunakan cairan ini. Tentu saja," tambahnya, "Anda harus memercayainya, atau itu tidak akan manjur." Hari sudah mulai malam, dan matahari mulai tenggelam, membuat reruntuhan yang rusak dan menara Trasmoz tampak jelas menjelang cahaya mulai menghilang di balik puncak-puncak pegunungan Moncayo. Dengan pemandangan itu - dan sebotol kecil ramuan herbal Diaz di tangan dia - sangat mudah untuk jatuh ke mantra ajaib desa itu. Mungkin saja benar-benar ada penyihir di sini. Dia membawa beberapa butir beras dan satu sachet kecil garam - keduanya telah dibuktikan oleh waktu sebagai penangkal roh jahat. Saat saya membelakangi desa, saya lemparkan keduanya ke belakang pundak saya. Sekadar berjaga-jaga. Natalia menutup bukunya, kemudia ia membaca sejarah tentang Fear Gozaus yang di tulis oleh Vineco. Natalia menemukan buku catatan ini di rumahnya yang dulu. Ternyata Vineco menuliskan sejarah tentang Fear Gozaus di buku catatannya. Banyak jejak yang di tinggalkan oleh Vineco. Namun, tidak ada satu petunjukpun yang menunjukkan keberadaan Vineco sekarang. Mungkin Vineco ada bersama orang-orang yang hilang, yang katanya di ambil auranya oleh Fear Gezaus.  Natalia masih berharap kalau orang-orang yang di ambil auranya masih hidup di suatu tempat. Entah di mana saja. Yang penting mereka harus tetap hidup. Kalaupun mereka sudah mati, berharap jasadnya segera di temukan. Agar mereka yang mati bisa di kuburkan secara layak. Tidak seperti ini, antara hidup dan mati mereka tidak diketahui sama sekali. Bahkan tetua Mondy pun tidak tahu keberadaan mereka semua. Andai saja dulu Natalia dan teman-temannya berhasil melenyapkan Fear Gezaus. Mungkin hal ini tidak akan terjadi pada Varrell anaknya. Menjadi cenayang bukalah hal yang mudah. Banyak ketakutan dan kejadian yang selalu mengancam nyawa dan jiwanya. Dan hal itu malah terjadi lagi pada Varrell. Untungnya Natalia sebagai seorang ibu, tentu tidak mau sampai terjadi apa-apa pada Varrell. Meskipun Varrell sudah terbiasa dengan kekuatan cenayang yang ia miliki.  Namun, Fear Gozaus bukalah tandingan mereka. Mereka harus saling bekerja sama agar bisa mengalahkan Fear Gozaus. Kemungkian untuk mengembalikan orang-orang yang di culik oleh Fear Gozaus akan kembali. Sepertinya ada yang harus Natalia lakukan besok. Ia harus mendiskusikan hal ini dengan yang lainnya. Agar mereka mulai mencari titik lemah dari Fear Gozaus. Dengan merencanakan suatu strategi yang matang bersama-sama tentunya mereka akan menemukan titik terang dan jalan keluar atas semua masalah ini. Masalah yang belum terpecahkan dari dulu sampai sekarang. Misteri urban legenda di pulau Glores yang terus menjadi teka teki yang sangat panjang. Semoga saja kali ini teka tekinya bisa terpecahkan dengan cepat.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD