part 5_perasaan Kent

1037 Words
Duduk terdiam sambil memandang langit malam yang dipenuhi bintang-bintang berkilauan diangkasa, Aya mengulas senyum sedihnya sambil bergumam dalam hati. Andai hati Aya bisa secerah bintang-bintang itu mungkin rasanya tidak setertekan ini tinggal didalam kediaman mewah keluarga Hadi Jaya, kediaman yang paling megah didesa Vitaya. Banyak wanita yang menginginkan tinggal bersama keluarga Hadi Jaya karena kemegahan dan terjaminnya kehidupan hingga tuju turunan. Bukan hanya karena hartanya tetapi juga keturunan Hadi jaya yang begitu tampan bak artis korea yang hanya bisa mereka lihat didalam televisi. Mungkin bagi mereka Aya wanita beruntung tetapi tidak dengan kenyataannya, Aya hanya korban keegoisan maknya dan juga keegoisan keluarga besar Hadi jaya. “ehem!” Deheman tak asing menggema didalam indra pendengaran Aya, seketika wanita itu menoleh keasal suara. “Anu!” panggil Aya sambil mengulas senyum tulusnya. “malam-malam bukannya tidur, lo malah bengong disini. Kenapa lagi lo?” Aya menggelengkan kepalanya. “Aya nggak kenapa-napa kok Anu.” “jangan bohong lo!” Aya menggeser duduknya agar Keanu dapat duduk juga disampingnya sambil memandang langit yang begitu cerah bersamanya. Tanpa sengaja Keanu menyenggol lengannya AYa tanpa ada perasaan apapun Aya hanya mengulas senyum simpulnya. Berbeda dengan Keanu yang semakin berdebar jika sudah berdekatan dengan Aya, gadis kecil yang dulunya selalu ia ingin ajak bermain bersama dibandingkan gadis-gadis kecil yang lainnya. Gadis kecil yang berhasil membuat debaran hebat dating didalam diri Keanu Hadi Jaya. “maaf ya Anu!” Desah Aya lirih dengan expresi wajah merasa bersalahnya. “maaf?” ulang Keanu yang hanya mendengar sekilas karena suara Aya yang begitu lirih hingga tidak bisa terdengar dengan jelas. Aya mengangguk sambil mengulas senyumnya. “Aya nggak bisa menikah dengan Anu.” Seketika pernyataan Aya bak petir dimalam hari yang sengaja menyambar hatinya yang tadinya berbunga berubah jadi abu seketika. Harapannya musnah begitu saja dan impiannya menikahi gadis kecilnya lenyap seketika. “kenapa?” tanya Keanu dengan wajah yang sedikit terlihat kecewa. “Aya tidak mau menjadi beban untuk Anu.” “nggak kok! Lo sama sekali nggak jadi beban buat gue.” Aya kembali mengulas senyumnya dan menatap langit cerah diatasnya. “jangan bohong Anu, Aya tahu jika Anu menikah dengan Aya berarti Anu harus siap membuang jauh impian Anu sebagai pilot.” “siapa yang bilang? Anu akan tetap jadi pilot kok.” “Aya tahu semuanya demi Aya dan juga bayi Aya. Aya mohon Anu jangan libatkan kehidupan Anu hanya demi Aya dan bayi Aya.” Aya menatap lekat Keanu dan kembali berkata. “terimakasih untuk semuanya Anu tetapi Aya sudah memutuskan untuk menanggung semuanya hingga ahir. Hanya beberapa bulan saja! Aya harus bertahan, nanti kalau sudah lahiran Aya akan kejar impian Aya.” “lo yakin bakal bisa ninggalin bayi lo begitu saja?” Aya mengangguk. “Aya harus bisa toh ini hanya Rahim titipan. Bukan anak dari buah cinta Aya kan? Jadi Aya pasti bisa.” Tidak! Wajah itu tidak menunjukkan kebahagiaan, semua hanya kamuflase semata. Keanu yakin dibalik senyum Aya ada kesakitan hati yang mendalam, demi keluarga dia rela mengorbankan masa mudanya. Aya yang ceria kini hanya wanita dingin yang dibalut dengan senyum palsu. Sialan lo Ngga! Umpat Keanu dalam hati. Sunggu ia tidak tega melihat wanita disampingnya ini tertekan karena ide gila keluarganya. “baiklah jika itu memang keputusan lo! Gue hanya bisa pasrah dengan kepurtusan yang lo ambil.” Keanu berdiri dari duduknya. “untung gue belum mengajukan pengunduran diri dikampus, kalo nggak gue bakal kecewa dua kali.” Ucapnya sambil terkekeh geli menutupi kesedihannya. “yang pertama lo tolak yang kedua karena sia-sian impian gue jadi pilot.” Aya ikut terkekeh geli melihat wajah sumringah Keanu. “ya udah gue masuk dulu! Dingin lama-lama diluar ruamh, lo jangan lupa masuk ya. Ingat anak lo dan juga kesehatan lo!” seru Keanu. “siap boss!” jawab Aya sambil mengacungkan ibu jarinya. Keanu segera berjalan meninggalkan Aya begitu saja ditaman rumahnya. Bohong jika Keanu baik-baik saja, dirinya kini butuh sendiri dan ia benar-benar kecewa mala mini. Bagaiman dia akan bersikap saat melihat Aya setelah ini? Senyum ramahkah atau senyum terlukakah? Sungguh Keanu sangat kecewa berat mendengar keputusan Aya. “Abi tidak ingin melihat anak laki-laki Abi menangis!” seketika Keanu menghentikan langkahnya untuk menaiki anak tangga, menatap ayahnya dengan tatapan iba menahan tangisnya. “apa Kent tidak pantas bahagia abi?” tanyanya lirih sambil terus menahan air matanya. “apa abi tahu tujuan Kent masuk penerbangan?” Hadi jaya memang pria tegas namun ia tidak setega itu melihat kerapuhan hati anaknya, mungkin butuh sedikit pelukan kasih sayang yang harus ia berikan kepada anak bontotnya. “abi memang tidak tahu tetapi abi akan selalu dukung apa yang Kent mau selama itu masih bisa membuat Kent tersenyum bahagia.” Sudah lama Kent tidak menerima pelukan kasih sayang seperti ini, ia rindu masa kecilnya. Ia tidak ingin menjadi dewasa jika hidupnya benar-benar menjadi pria yang sama sekali tidak bisa diandalkan didalam keluarganya. Dia hanya pria lemah yang tidak akan bisa memberi senyum bahagia sang ibu dan juga sang ayah. “Kent hanya ingin menjadi Kent yang dulu abi! Menjadi Kent yang selalu ingin membuat Aya tersenyum.” Hadi jawa mengeryit heran, ia tidak menyangka jika anak bontotnya begitu mengagumi Aya, menantu pilihan istrinya sungguh ia tidak menyangka itu. Jika ia tahu mungkin ia akan menolak ide sang istri namun semua sudah terlanjur mau bagaiaman lagi. Yang ia bisa hanya memberi dukungan terhadap anak bontot kesayangannya. “apa Ayalah yang membuatmu ingin menjadi pilot?” Kent mengangguk dalam dekapan ayahnya. “dulu Aya sering bercerita ingin berkeliling dunia jadi Kent memutuskan untuk menjadi pilot agar bisa membawa aya kemanapun Kent pergi.” Hadi jaya hanya bisa mendesah iba mendengar pengakuan anaknya, ia benar-benar memutuskan harapan anaknya hanya demi keegoisan keluarga besarnya. Penerus yang ia dambakan hanya bisa menjadi luka bagi anak bontotnya. Menyesalpun terlambat yang terpenting baginya sekarang adalah memberi dorongan dan dukungan kuat bagi anak keduanya. “sebaiknya Kent istirahat dulu biar enakan besok. Bukannya Kent besok sudah harus kembali keibukota?” Kent mengangguk dan segera melepas pelukannya kepada ayahnya. “terimakasih abi, abi sudah mau mendengar keluh kesah Kent.” “sebagai ayah tentu abi harus bisa menjadi pelindung dan juga pendengar yang baik bagi keluarga bukan?” Kent tersenyum dan segera kembali melanjutkan langkahnya menaiki anak tangga.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD