“asal nebak saja.” Jawab Aya sekenannya. Ike menghabiskan pie yang ada diatas piring, sambil terus mengobrol menanyakan ini itu, Danupun sama banyak hal yang dia ceritakan sampai pengalamannya di Taiwan dan awal tumbuhnya perasaan cintanya terhadap Aya. Tanpa terasa jam sudah menunjukkan pukul setengah dua belas malam dan itu artinya mereka berdua sudah harus pamit pulang. “Besok kita kumpul lagi ya! Santi katanya libur kerja juga.” Ujar Ike yang begitu antusias. Aya mengangguk mengiyakan. “Boleh dimana?” Ike nampak melihat sekeliling rumah Aya, nampak berbeda dan lebih bagus dari pada yang dulu. “bagaimana kalau diruamh ini saja. Besok gue bawa rujak juga deh. Gimana menurut Lo Dan?” Danu mengangguk. “tapi masak iye gue cowok sendiri?” “Terus Lo mau ajak siapa? Inget Dan, Ay