Sebuah penolakan sehalus apapun akan menggores luka. Tapi bukankah hidup akan selalu dihadapkan dengan pilihan? Seperti gadis itu yang telah membuat pilihan. Namun sekuat apapan ia berusaha yakin akan pilihannya, tetap saja keraguan itu sesekali muncul. Bagaimana ini? Harus kah ia memenuhi undangan Dave mengajak Hana dan Hani? Apakah Bryan harus tahu? Dia hanya ingin bicara empat mata pada Dave. Siapa tahu ada solusi, apa salahnya mencoba? Nadira duduk termenung di kantornya, berbagai pertimbangan kembali mengusik hatinya. Di satu sisi, ada rasa tidak rela melihat Bryan harus kehilangan jabatannya, apalagi itu karena dirinya. Tapi apa Bryan mengizinkannya menemui Dave? Ah, entahlah. Ragu, Nadira memutuskan bertanya pada Bryan. Ia tidak ingin lelaki itu salah paham. Diraihnya hape, lalu