Part 25

1039 Words

Siang ini terik mentari membakar ibukota, memaksa beberapa pedagang asongan untuk berteduh. Sepasang mata melontarkan senyum empati. Pemandangan itu, membuatnya malu.  Masalah yang ada saat ini, tak sebanding dengan beban mereka yang tak pernah kenal lelah. Bukankah pantas diri bersyukur dengan apa yang dimiliki? Sesampainya di stasiun, Nadira memasuki ruang tunggu. Ia mengajukan cuti pada Peter, hingga senin mendatang. Selain memang rindu pada sang bunda, ia juga ingin menunggu Bryan. Tak peduli sekacau apa hubungan mereka saat ini, ia ingin menyaksikan lelaki itu menepati janji. Di sudut kota di ujung sana, sejak pagi Bryan hanya mondar mandir mengitari rumah,  tak tahu harus apa. Seperti ada yang hilang dari dirinya. Lelah dengan rasa yang tak menentu, lelaki itu duduk di balkon, men

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD