Apakah Aku Akan Di Jual

1130 Words
Julie baru saja selesai memasak makan malam, dia mengusap peluh di jidatnya dengan melihat kearah meja makan yang sudah di penuhi dengan makanan yang telah dia masak barusan. Ada sayur sop, ayam goreng, tahu dan juga tempe sebagai pendamping dan tidak lupa ada satu toples penuh kerupuk ikan yang baru saja dia goreng sendiri. Clare dan juga Audry berjalan masuk kedalam dapur dengan tersenyum sumringah sebab dia tidak menyangka Julie bisa membeli semua yang telah Clare ucapkan tadi padahal sebelumnya wanita itu hanya asal bicara saja. “Julie, apakah kamu merayu sang penjual? Sampai kamu bisa mendapatkan banyak bahan makanan dan juga buah-buahan segar seperti sekarang ini!” ucap Clare dengan menyindir. Menaruh kedua tangannya di d**a dengan tersenyum tipis, “Sepertinya apa yang Clare bilang itu benar,” imbuh Audry cepat setelah melihat Julie hanya diam saja sembari menatap mereka berdua secara bergantian. “Saya tidak mungkin melakukan hal hina seperti itu Tante,” jawab Julie sopan. Tersenyum miring, “Kamu pasti mengelak! Tidak aku sangka kamu melakukan trik murahan seperti ini untuk mencukupi kebutuhan dapur kita,” ledek Clare dengan suara merendahkan dan juga menjatuhkan harga diri Julie. Tapi Julie hanya bisa diam karena dia tidak ingin banyak bicara lebih lagi saat ini dia merasa lapar sekali. “Sebaiknya kalian makan malam saja dulu, nanti keburu semua makanan ini dingin,” ucap Julie sembari menahan emosinya dalam hati. “Iya Ma, ayo kita makan dulu,” sahut Clare dengan mengusap perutnya yang lapar. Clare dan juga Audry langsung menarik kursi di hadapan masing-masing untuk mereka duduki, setelah melihat kedua orang itu duduk. Julie ikut menarik satu kursi untuk dia duduki juga namun belum sempat ia mendudukkan tubuhnya di kursi tersebut suara seseorang mengehentikan niatnya. “Siapa yang menyuruh kamu duduk?” tanya Audry dengan mata menajam seolah dia hendak membunuh Julie dengan sorot matanya itu. “Sa. . .saya juga lapar Tante,” jawab Julie dengan wajah memelas. “Kamu boleh makan setelah kami selesai makan malam!” pekik Audry dengan jahat. “Sana kamu bersih-bersih dapur aku merasa mual jika melihat wajah kamu yang seperti upik abu itu.” Clare tertawa terbahak-bahak setelah dia puas menghina Julie seperti itu. “Aku mungkin hanya pelayan di rumah ini, namun kalian tetap saudaraku.” Setelah berbicara Julie langsung merapikan kursi yang hendak dia duduki tadi, kemudian berjalan untuk mencuci peralatan dapur yang baru saja dia gunakan untuk memasak. Clare dan juga Audry makan dengan begitu lahapnya bahkan mereka tidak memiliki belas kasih sedikitpun pada Julie. Sedangkan Julie mengigit bibirnya dengan keras untuk meredakan rasa sakit didalam hatinya namun hal itu masih saja tidak bisa membuat sakit di dadanya ini berkurang tapi justru semakin terasa menyesakkan d**a. pukul 22.00, Tok. . .tok. . .tok! Setelah mendengarkan ketukan pintu dari depan ruangan kamarnya Julie yang sedang berdiri di depan jendela kamarnya langsung membuka pintu tersebut. Dia melihat Audry yang sudah mengunakan makeup tebal dengan baju yang terbilang sangat seksi sekali, Julie saja yang melihatnya sampai merinding karena merasa tidak nyaman melihat hal seperti itu walaupun dirinya sudah sering melihat Tantenya tersebut mengunakan baju kekurangan bahan seperti sekarang. “Apa kamu tidak merasa bosan di rumah?” tanya Tante Audry dengan tiba-tiba. Julie membuka kedua telingannya lebar-lebar masih berusaha mencerna apa yang Tante Audry barusan bicarakan. “Ke. . .Kenapa memangnya Tante?” tanya Julie gelagapan. “Ayo ikut Tante." . “Tidak, saya di rumah saya Tante. Karena Clare sedang pergi bersama pacarnya jadi tidak ada yang menjaga rumah, lebih baik aku saja yang menjaga rumah selama kalian pergi,” sahut Julie dengan cepat karena dia sudah merasa ada hal yang tidak beres akan terjadi. Menjabak rambut Julie dengan begitu kencang sampai wanita itu meringis kesakitan, “Berani sekali kamu menolak apa yang telah aku katakan! Sudah baik aku mau mengajak kamu keluar rumah,” ucap Tante Audry dengan nada suara tertahan di tenggorokannya. _ _ _ Julie baru saja turun dari taxi yang dia tumpangi dia tidak sendiri sebab Tante Audry berada di sampingnya. Julie terlihat sangat cantik dengan baju singlet berwarna putih dan juga rok mini berwarna hitam serta sepatu hills kira-kira tinggi 3cm. Julie juga mengunakan makeup tipis di wajahnya namun itu sudah membuat kecantikannya terpancar dengan begitu sempurna. Lihat saja semua orang yang sedang berada di luar parkiran club malam ini sedang melihatnya dengan tatapan tergoda. Julie tidak bisa menolak keinginan tantenya untuk mengunakan baju kekurangan bahan dan juga makeup seperti sekarang. Lihat saja itu pipi Julie sampai lebam karena terkena tamparan Tante Audry ketika wanita itu menolak keinginannya. “Tante, aku pulang saja,” ucap Julie dengan takut. Dia menundukkan kepalanya dengan perasaan risih melihat tatapan para lelaki itu yang terus melihat ke ujung kaki sampai naik perlahan hingga puncak kepalanya. “Jangan banyak bicara! Ayo kita masuk, ini sudah waktunya untuk kamu membalas budi karena aku telah memberikan makan dan juga tempat tinggal selama bertahun-tahun lamanya,” ucap Tante Audry dengan kejam. "Apakah aku akan di jual?" tanya Julie pada dirinya sendiri tanpa mengeluarkan suara. Gleg! Dengan susah payah Julie meneguk salivahnya sendiri setelah dia mendengar apa yang Tante Audry katakan barusan. Bukankah mereka ini keluarga namun kenapa tega sekali wanita paruh baya ini memperlakukan Julie seperti sekarang ini padahal selama ini Julie tidak pernah melawan apa yang mereka perintahkan bahkan Julie dengan sukarela menjadi pelayan didalam rumah merakit tanpa gaji ataupun uang jajan sepeserpun. “Aku mohon Tante, kasihani Julie. Jangan lakukan hal ini kepadaku,” rengek Julie dengan cairan bening yang sudah menggenang di pelupuk matanya. “Ayo masuk! Aku sedang butuh uang banyak, Hahaha tidak aku sangka kamu tumbuh menjadi gadis cantik jelita seperti sekarang ini dan sekarang giliran kamu untuk mencari uang,” ucap Tante Audry sembari menyeret tangan Julie masuk kedalam club malam ini. Seorang pria sedang memperhatikan Julie yang di seret oleh Audry dari dalam mobil. _ _ _ Julie sedang duduk di depan bartender. Sedangkan Audry sedang sibuk berbicara dengan pria hidung belang yang akan Julie temani. Julie melihat keseluruh ruangan yang begitu asing sekali menurutnya, dia merasakan mual yang teramat sangat saat mencium bau alkohol yang begitu menyengat dari ruangan ini. Banyak sekali pemuda-pemudi yang melakukan hal tidak senonoh di hadapannya. Jijik, ya satu kata itu yang sekarang sedang terpikirkan oleh Julie. Andai saja di bisa kabur pasti sudah ia lakukan sejak dari tadi namun hal itu mustahil bisa ia lakukan karena Tante Audry memegang erat tangannya sejak dari tadi seolah wanita paruh baya itu sudah bisa membaca apa yang ada di dalam pikiran Julie saat ini. "Julie minum ini, ini akan membuat kamu semakin rileks." Tante Audry menyodorkan satu gelas anggur merah di hadapan Julie. "Saya tidak mau," ucap Julie dengan menjauhkan cawan itu dari hadapannya namun yang tidak di sangka cawan itu tumpah ke baju Tante Audry. Apa yang akan terjadi selanjutnya? Simak terus kisahnya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD