Part 5

2479 Words
Part 5 "Lo kok dingin banget sama Lea? Kasihan lhoh, dia suka sama lo. Malah udah dari dulu, "ucap sosok lelaki berkostum basket berjalan mendekati temannya yang tengah duduk di tribun penonton. " Gue gak suka sama dia, gue gak mau ngasih harapan ke dia. "Daniyal melirik sekilas temannya itu, Elang. " Yaelah, kenapa gak coba aja lo buka hati buat Lea. Kebanyakan pacaran sama kertas gambar yah gini deh. "Elang memukul bahu Daniyal. " Gue emang gak mau pacaran semasa SMA, gue maunya nanti waktu kuliah. "Bu " Hadehhh! "Elang menepuk dahinya pelan. " Oh ya bentar lagi ada anak cheers latihan di lapangan basket, lo di sini aja deh. Gue mau ganti baju dulu. "Elang beranjak bediri dari duduknya. " Emang kenapa kalau ada cheers latihan? " " Lo tadi kan nemenin gue latihan nah sekarang gantian Lea juga ditemenin kalau bisa dijaga. "Elang terkekeh melihat Daniyal buru-buru langsung beranjak dari duduknya. " Ogah, gue mau pulang. Lagian gue di sini gambar, gak lihat lo latihan. "Daniyal memasang wajah datar, ia membereskan peralatan gambarnya untuk dimasukkan ke dalam tas khusus alat gambarnya. " Serah lo deh, tuh ada Satria! Gue pergi dulu baybay! "Elang berlari kecil meninggalkan Daniyal di tempat itu. " Lang! "teriak Daniyal namun diabaikan oleh Elang. " Sialan tuh anak! "Daniyal juga melihat jika Elang sempat mengobrol bersama Satria. Satria tersenyum penuh arti menatapnya dan kini temannya itu menghampirinya. " Woyy kenapa buru-buru pergi? "tanya Satria sambil merentangkan tangannya menghalangi Daniyal bermaksud agar Daniyal tak pergi dari sini. " Apaan sih lo, minggir! "bentak Daniyal. Srettt-- Satria merebut paksa tas yang terdapat buku gambar milik Daniyal. Daniyal yang mengetahui itu segera merebutnya kembali tapi terlambat, Satria melemparkan tas itu ke bawah dan ternyata ditangkap oleh Elang. Elang tertawa renyah berhasil menangkap tas itu, Daniyal memukul lengan Satria dengan keras membuat Satria meringis. "Udah udah tenang dulu, gue nanti kembaliin setelah lo lihat Lea--eh mau ke sini! "Pekik Satria senang melihat para anak cheers tengah berjalan memasuki lapangan indoor basket. Suara teriakan yel yel yang serempak itu berasal dari para gadis-gadis cantik di bawah. " Buset mulus bener nih para anak cheers, tahun ini banyak dedek gemes cantik-cantik yah? "sifat playboy sosok Satria kambuh ketika dipikirannya ia tengah berkencan dengan siswi kelas 10 terutama anak cheers. Tapi bagi Satria, sosok yang paling mencolok adalah Lea. Daniyal hanya diam saja dan ikut melihat kala kedua tangannya ditali oleh Satria di pinggiran tribun. Ia kesal dengan temannya itu yang suka usil padanya. "Lea seksi bener deh, wohoo! "Satria beberapa berteriak saking semangatnya melihat para cheers latihan. Lea saat ini memakai baju crop yang memperlihatkan perut rampingnya serta celana pendek di atas paha memperlihatkan kaki jenjangnya yang mulus plus kulitnya berwarna putih. Terlihat seksi ketika ia mulai meliuk-liukkan tarian modern sesuai arahan pelatih yang mana mereka akan menampilkan formasi baru dan dance baru agar penonton tak bosan jika SMA Madya menampilkan cheers dengan nuansa yang baru. Untuk kostum pasti dalam tahap pemesanan dan untuk latihan memang sering para cheers memakai baju yang memperlihatkan bentuk tubuh mereka. Tapi anehnya hanya Lea yang berpakaian seperti itu berbeda dengan yang lain yang memakai baju biasa dan ada juga yang memakai training atau celana panjang. Daniyal merasa tak suka melihat Lea berpakaian seperti itu tapi entah itu hanya perasaannya saja atau memang pakaian Lea yang kurang sopan. Tapi dilihat dari sekeliling ini menang hanya beberapa saja murid yang melihat cheers latihan tapi rata-rata itu para siswi. Memang ada kabar cheers akan ikut lomba di sekolah lain. "Gue mau pulang," ujar Daniyal. "Nanti setelah Lea selesai latihan. "Satria menjentikkan jarinya dan tertawa mengejek menatap Daniyal yang nampak pasrah. " Ck! " " Lihat noh, gilaa Lea makin cantik kalau nge dance gitu apalagi kalau dia mengeluarkan suara khasnya saat yel yel duhh centilnya. "Satria menggelengkan kepalanya heran, sosok Lea berwarjah cantik seperti itu bisa-bisanya ditolak olrh Daniyal. ... " Lea! "teriak Satria memanggil Lea yang sepertinya akan selesai latihannya. Mendengar namanya dipanggil oleh sosok yang ia kenali, Lea langsung menyapu pandangannya ke arah tribun ternyata di sana ada Satria dan...Daniyal. Matanya membulat tak menyangka jika Daniyal melihat dirinya saat latihan. Ia tak sadar kalau ada Daniyal di sini karena saking fokusnya latihan. "DANIYAL! "Teriak Lea semangat sambil melambaikan tangannya serta melompatkan kedua kakinya beberapa kali. Di sana Daniyal membuang muka ke arah lain, ia juga mengumpati Satria yang malah membuatnya makin marah. " KATA DANIYAL, DIA MALU BILANG I LOVE YOU LEA! "Teriak Satria yang sepertinya suka menjahili temannya itu. Mata Daniyal melotot ketika mendengar teriakan temannya di sampingnya, andai saja tangannya yang tak terikat ingin ia remas mulut temannya itu. " I LOVE YOU TOO DANIYAL! "balas Lea dengan suara tinggi. Lea mendapat sorakan dari temannya dan banyak yang mendukung dirinya berpacaran dengan Daniyal. Kini Lea bergegas untuk memakai jaket yang ukurannya memang panjang bahkan saking panjangnya, celana pendek yang ia pakai tak kelihatan. Tak lupa ia menyeruput s**u strawberry kesukaannya kemudian pamit pada pelatih dan teman-temannya. Ketika sudah selesai, ia mendongakkan wajahnya ke atas dan melihat jika Satria mendapat pukulan dari Daniyal membuat Lea tertawa pelan. Dua lelaki tampan itu turun dari tribun dan yang menarik perhatiannya adalah Daniyal. "Daniyal! "teriak Lea dengan suara centil khasnya, ia berlari seperti anak kecil yang menghampiri orang tuanya. Daniyal hanya diam saja dengan wajah datar seperti biasanya kala berhadapan dengan Lea. Elang datang menghampiri Daniyal untuk mengembalikan tasnya dan itu membuat Daniyal lega. "Hay Lea! "sapa Elang dan Satria, dua orang itu sama-sama menyengir lebar dan melambaikan tangannya ke arah Lea. " Hay juga dua pangeran! "balas Lea menyapa dua orang itu. " MIMPI APA GUE DIPANGGIL PANGERAN OLEH SEORANG PUTRI CANTIK INI! "teriak Satria kegirangan hanya dipanggil pangeran oleh Lea. " AKHIRNYA ADA CEWEK CANTIK MENGAKUI GUE TAMPAN! "begitupula Elang yang tak kalah girangnya. Lea tertawa renyah melihat kegokilan dua orang itu. " Lea mau ikut gak ke rumah Pio? "tawar Elang pada Lea. " Oh ya, Pio sakit ya? "tanya Lea khawatir. " Sakit demam dia, mau ikut? "Satria menaikkan alisnya berulang kali. " Emm Daniyal juga ikut? "tanya Lea sambil melirik centil pada Daniyal. Elang dan Satria memotong pembicaraan Daniyal sebab keduanya tau jika Daniyal akan menolak kala Lea akan ikut. " Daniyal ikut, lo bisa dibonceng sama dia. "keduanya serempak menjawab itu. " Wahh ikut-ikut! "Lea menganggukkan kepalanya berkali-kali. " CUSS DEH! "Satria dan Elang berlarian menuju parkiran motor, keduanya sengaja meninggalkan Daniyal dan Lea di tempat tadi. ... Supermarket * " Daniyal, beli roti aja! "Lea memilah makanan yang akan dibawa ke rumah Pio. " Serah! "Daniyal hanya membawa rak belanja sedangakan yang memilih makanan ialah Lea. " Kenapa malah lo beli s**u strawberry, Pio gak suka itu,"decak Daniyal seraya memegang sekotak s**u berukuran besar rasa strawberry. "Eitss ini buat aku!"Lea menarik s**u kotak itu dari tangan Daniyal. "Kok lo? Kita belanja buat Pio. " " Ini buat upah kamu ke aku, kan aku milih makanannya gak gratis. Jadi pliss ya, aku haus nih. " " Tadi lo juga habis minum s**u kan? " " Ihh cuman minta satu kok, plisss!"rengek Lea manja sambil memukul bahu Daniyal berulang kali. "Serah! "Daniyal pun melanjutkan langkah ke depan mengabaikan Lea yang berteriak kesenangan di belakangnya hanya karena kotak s**u rasa strawberry. Setelah mereka menyelesaikan belanja kini keduanya keluar dari supermarket. Di sana juga terdapat Elang dan Satria tengah membicarakan sesuatu. "Eh sudah selesai? "tanya Elang saat menyadari jika Daniyal dan Lea sudah kembali. " Sudah. "tentu saja yang menjawab Lea sebab Daniyal masih murka pada dua temannya itu. " Yaudah yuk kita lanjut ke rumah Pio! "Ajak Satria yang langsung menaiki motor Elang yang mana mereka berdua berboncengan. " Ehh, gue gimana! "Lea sadar jika memakai pakaian yang tak sopan terutama bawahannya. " Kenapa? "tanya Elang bingung. Ketiga lelaki itu menatap Lea secara kompak. " Siapa yang bawa celana? "tanya Lea pada ketiga cowok itu. " Wah kalau gue, gue pakai. "Satria menunjukkan celana seragamnya. " Gue juga tadi,"jawab Elang yang juga menunjukkan celana trainingnya dan pastinya ia tak memberikan celana seragamnya pada Lea sebab ada bekas keringetnya juga. Kini pandangannya tertuju pada Daniyal. Daniyal yang dipandang seperti itu pun hanya diam saja. "Woyy urusin pacar lo! Bengong amat jadi laki! "tukas Satria. " Nah lhoh! " Daniyal menghela napasnya pelan, sebenarnya ia membawa pakaian bebas untuk nanti. Tapi melihat Lea berpakaian seperti itu apalagi nantinya akan bertemu orang tua Pio pasti akan dinilai tak sopan. " Kalian kan tingginya hampir sama! "seru Elang mengejek Daniyal. " Sialan lo! Gak usah ngejek tinggi badan gue! "sentak Daniyal tapi tak membuat Elang dan Satria berhenti untuk ketawa. Daniyal membuka tasnya dan mengambil sebuah kantong plastik terdapat logo dari salah satu brand terkenal di sana. Ia menyodorkan plastik tersebut di hadapan Lea, otomatis Lea menerima kantong plastik itu dengan senang dan segera membuka serta mengeluarkan isinya. "Waahh! "Lea memekik senang ketika Daniyal meminjamkan celana padanya. " Oh ya nanti makainya di mana ya? "Lea menatap Satria dan Elang begitupula Daniyal menatap dua temannya. " Mana gue tau! Lo kan punya pacar Lea ya harusnya minta tolong pacar lo noh! "tunjuk Elang santai sambil menunjuk Daniyal yang langsung diangguki oleh Satria. " Daniyal! "rengek Lea mulai manja lagi. Daniyal menghela napasnya lelah namun ketika ia ingin mengucapkan sesuatu, dua temannya malah pamit pergi duluan. Teman laknat-batin Daniyal kesal. ... " Wah teman-temannya Pio ya? "tanya seorang wanita paruh baya berhijab cokelat muda setelah membuka pintu ketika mendengar suara ketukan dan salam dari luar. " Iya tante, "balas ke-empat remaja di hadapannya kompak. "Wah masuk-masuk yuk!" ajak wanita paruh baya itu pada mereka. Lea terlihat antusias ketika memasuki rumah pio yang cukup elegan dimatanya. Elang, Satria dan Daniyal sudah sering berkunjung ke rumah Pio namun baru kali pertama ia bertemu sapa dengan ibunya Pio. "Hayuk ikut tante langsung ke kamarnya Pio aja! "ajak ibunya Pio yang kini merangkul Lea. Lea senang ketika disambut seperti ini sebab ia tak pernah mengalami bersama ibu kandungnya sendiri. Ketika sudah tiba di kamar Pio, ibunya Pio pergi dan menyuruh mereka masuk saja ke dalam kamar anaknya. " Pioo! Sakit apa? "tanya Lea khawatir, ia pun duduk di samping Pio yang terdapat kursi. " Eh Lea, gue cuman sakit demam doang kok. Eh ada lo, lo pada. "Wajah Pio terlihat pucat namun tetap memaksakan untuk tersenyum walau kepalanya terasa pusing. " Cih lo bisa sakit juga. "Elang menepuk p****t Pio yang memang saat ini posisi Pio berbaring ke samping kanan. " Gue manusia kali, lo pikir gue setan apa?! "gerutu Pio. " Gak ada lo, gak ada yang gue ajak ngobrol. Daniyal sibuk sama Lea kalau Elang sibuk sama pacarnya. "Wajah Satria berubah memelas menatap Pio. " Apaan sih lo, gue sama endut itu temen. Ya kali gue pacaran sama si tukang makan. "Elang menendang kaki Satria sedangkan Satria malah tertawa terbahak-bahak. Pio juga ikut tertawa dengan suara pelan. " Lea juga suka makan kok, tapi Daniyal makin cinta sama Lea. Iyakan Daniyal? "Lea tersenyum lebar menatap Daniyal yang berada di sampingnya. Jangal lupakan tingkat percaya diri Lea mamin tinggi berada di dekat Daniyal. " Lha lo kan beda Lea, tubuh lo kan ke jaga lha kalau dia mah boro-boro ke jaga, nyusahin iya." "Elang gak boleh bicara seperti itu, dosa tau. Kita kan sama-sama ciptaan Tuhan, kamu sama saja menghina ciptaan Tuhan. "Lea berubah menjadi bijak tiba-tiba membuat Satria dan Elang melongo. " Oh iyaya, maafin gue ya Lea. " "Besok minta maaf sama Mei langsung." Lea menatap tajam pada Elang. Tapi bagi Elang, Satria dan Pio, tatapan Lea itu imut. Lea tak cocok menjadi orang galak namun mereka mengiyakan saja. "Iyakan Daniyal? "Rengek Lea pada Daniyal. " Hmm. "Daniyal hanya berdehem saja karena malas berdebat pada gadis itu Lalu mereka melanjutkan mengobrol dan tujuan awal ke sini adalah untuk menghibur Pio yang tengah sakit. Itulah teman, di saat sedih pasti teman baik akan datang tanpa diminta berbeda dengan teman yang sangat buruk sifatnya, mereka akan datang disaat waktu senangnya saja tanpa tau begitu susah temannya yang lain. ... "Gue yakin Lea itu cuman pura-pura sebenarnya dia itu munafik! "sentak sosok lelaki berkaos hitam sesekali ia menyeruput s**u cokelatnya. " Kok lo ngomong gitu sih? Lea itu baik kok walau sifatnya centil tapi lucu gemes gitu. "teman di samping kananya itu memasang raut tak suka ketika ada seseorang yang menjelekkan Lea. " Benar kata Satria Yal, Lea itu baik kok. Lo-nya aja negatif thinking mulu jadi orang. "Sosok di samping temannya yang bernama Satria itu terlihat juga menyetujui ucapan Satria. " Kalian berdua tetap gak percaya ya? Lo lihat kan tadi? Lea itu anak gak mampu tapi pura pura kaya! "Sentak orang yang jelas-jelas tak menyukai Lea sedari tadi. " Ah gue bingung, tapi gue yakin kalau Lea baik, Daniyal. "ya sosok yang sedari tadi menjelekkan Lea adalah Daniyal. " Apa jangan-jangan Lea cuman pura-pura masuk rumah orang, kan bisa jadi. "Satria menjetikkan jarinya. " Heh tadi lo lihat sendiri kan kalau Lea itu masuk ke dalam rumah itu, kita juga nunggunya lama dari jauh. "Daniyal menatap penuh keyakinan kedua temannya itu. " Hmm iya juga ya. " " Lea tadi apa nawarin kita mampir ke rumahnya? Enggak kan? "tanya Daniyal yang seolah-olah mengajak temannya itu untuk membenci Lea. " Ini ya alasan lo gak suka dideketin Lea? "tanya Elang yang nerasa aneh pada Daniyal. Ya ketika membicarakan ini Daniyal begitu semangat bahkan tumben saja cowok itu tak membawa alat lukis di cafe ini. " Yaps! Karena gue gak suka orang munafik! "tukas Daniyal membuat Satria dan Elang sama-sama menggelengkan kepalanya heran. " Ck! Lo itu pikirannya bisa dangkal juga ya? Lo cuman nilai dari covernya doang."ejek Satria sambil terkekeh pelan. "Apaan, gue udah lihat langsung aslinya gimana. " " Emang sifat aslinya Lea itu gimana? "tanya Elang. " Ya itu dia bohong, kelihatannya orang kaya tapi suka mlorotin uang teman kan? " " Emang siapa orang yang diplorotin oleh Lea? "tanya Elang lagi. " Yah gak tau lah, cuman Lea itu suka minta ke gue. Gue selalu beliin dia. " " Kan lo pacarnya oon! "Satria melempar kacang polong tepat di wajah Daniyal. " Eh biasa ae lo! Ngajak ribut dari tadi! " " Ya wajar lah Lea gitu ke lo, gue aja tanpa diminta kalau ada cewek juga gue bayarin kok. Bukannya sombong ya tapi masak iyah saumpama lo jalan berdua sama cewek, cewek lo yang bayarin. Harga diri woy yang dipertaruhkan,"ujar Elang. Daniyal terdiam. Benar ucapan temannya tapi itu bukan yang ia maksud. "Maksud gue, Lea itu kayaknya pura-pura kaya. " " Ck! Pake logika dong, lo kemarin bilang kan kalau Lea punya atm tapi dipatahin sama preman terus juga nraktir hampir satu sekolahan di kantin cuman karena jadian sama lo. "Satria berdecak sebal pada temannya yang masih saja tak percaya pada Lea. Menyalahkan Lea karena masalah hal yang sepele. " Gue nambahin nih, bisa juga ortu Lea lagi gak ada jadi Lea gak bisa nawarin masuk. "Elang juga merasa gemas pada Daniyal yang masih saja menjelekkan Lea yang benar-benar wanita baik. " Ah kalian rese' gak sepikiran sama gue. "Daniyak terlihat kecewa ketika teman-temannya sudah dipengaruhi lebih dulu oleh Lea. " Ya serah lo dah. " " Daripada lo sering ngatain Lea munafik, mending lo cari tau dulu info Lea."usul Satria. "Ogah. Kayak gak ada kerjaan lain aja. " " Nahkan! " Sudah diduga Satria dan Elang jika Daniyal pasti menjawab itu. ...
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD